Chapter 5. Meeting [EDITED]

1.9K 163 12
                                    

Tenda-tenda kecil telah di bangun, masih bertempat di area konser Idolish7 hanya saja acara kali ini terfokus pada areal outdoor. Barisan para fans telah berderet cukup panjang, sementara masing-masing member Idolish7 telah bersiap di berbagai posisi yang telah ditentukan.

Terbiasa menghadapi para fans secara bersama-sama, membuat mereka cukup canggung saat harus berinteraksi dengan fans secara individu, bahkan dalam interaksi yang cukup dekat. Beruntung setiap tenda terhubung satu sama lain, setidaknya mereka tahu letak teman-temannya berada sehingga membuat mereka dapat merasakan kehadiran satu sama lain.

Hampir semua tenda memiliki barisan yang ramai, para fans yang dapat mengunjungi seluruh idol membuat selisih jumlah pengunjung tidak jauh berbeda satu sama lain.

Dalam tenda Iori yang sedang sibuk tak henti-hentinya Iori memasang senyum ramahnya. Setidaknya ia selalu memiliki panduan dan pedoman untuk menghadapi fans dan menjaga citranya dengan baik. Hal ini tertera dalam ‘Strategi promosi Idolish7’ yang secara khusus di tulis oleh dirinya sendiri dalam notebooknya.

“Kyaa Iori-kun kau sangat keren,” pekikan serupa selalu terdengar seolah menjadi tradisi sambutan yang lumrah saat mereka pertama kali bertemu.

“Teruslah bersemangat,”ungkapan kedua yang akrab terdengar juga sudah melekat dalam benak Iori yang tentunya ia balas dengan anggukan mantap. Mengingat ia telah memilih jalan menjadi idol tentunya ia akan terus bersemangat menekuninya.

“Melihat seorang anak muda seperti mu, membuatku ikut termotivasi,” Iori mengangkat alisnya saat mendapati obrolan yang cukup berbeda dari wanita yang terlihat memasuki usia awal 30-an. Mayoritas pengunjungnya adalah gadis muda yang masih duduk di bangku sekolah, hingga gadis yang baru memasuki usia awal 20 an. Ia tidak memperkirakan ini, mengingat pandangan orang yang lebih berumur, tidak akan terlalu berharap banyak darinya.

“Ah apa kau terkejut? Karena wanita seusiaku mengantri untuk bertemu denganmu. Seseorang yang jauh lebih muda dariku?” ujarnya tampak geli mendapati raut terkejut yang Iori pasang.

“Maaf atas kelancanganku, aku tidak bermaksud menyinggungmu sama sekali,” ujar Iori menunduk kecil, menyampaikan permintaan maafnya dengan tulus.

Melihat sikap polosnya, wanita itu tertawa dengan anggun menyikapinya. Seseorang yang telah matang secara usia dan pemikiran memang berbeda, “Kau tahu, pandangan kita saat memasuki usia dewasa akan berbeda saat kita masih muda. Usianya yang matang membuat kita tidak berhenti berpikir. Karena itu kita cenderung memilih jalan yang aman dan stabil, dengan waktu yang sibuk membuat kita akan berhenti memikirkan hal lain.”

Dengan seksama Iori mendengarkan penuturannya, “Tapi suatu ketika aku melihat penampilan kalian, anak-anak muda yang tampak bebas. Kalian tersenyum dengan tulus tak peduli dunia apa yang sedang ada di hadapan kalian. Dan aku sangat mengangumimu yang bisa menghadapi dunia ini dengan berani di usia yang masih muda.”

“Bersikap dewasa bukan terpaut dengan angka usia yang telah kita capai. Dan memiliki kebebasan juga tidak terbatas hanya untuk mereka yang masih muda. Setiap orang berhak menentukan pilihannya sendiri tanpa harus menahan diri. Terima kasih karena sudah menyadarkanku,” pungkasnya.

“Aku hanya melakukan apa yang ku inginkan, aku merasa tidak membantu banyak,” ujar Iori tenang, meski tak di pungkiri ia merasa tersentuh dengan perkataannya.

“Tidak, itu tidak benar. Menunjukkan keberanian kalian pada dunia, membuat kami ikut tersadar akan sesuatu. Aku yakin tidak hanya aku yang tersadar hanya karena keberadaan kalian.” Dengan senyum lembut Iori membalas uluran tangannya, kali ini ia menerima ucapan terima kasihnya dengan senang hati.

“Ah satu hal lagi,” ujarnya sebelum berbalik pergi, “Aku sudah keluar dari pekerjaanku yang membosankan, dan sedang menikmati hidupku. Membuka sebuah café dan berharap akan bertemu dengan pria tampan yang mau mengencaniku,” imbuhnya lagi terkekeh pelan.

“Aku turut berdoa agar pria itu segera datang,” balas Iori tertawa pelan.

ID7 Fanfic - The Way of Song [MAJOR EDITING] ✅Where stories live. Discover now