Chapter 9. Find a Way [EDITED]

1.5K 144 3
                                    

Setelah mendapati laporan mengenai tim idolnya ada yang hilang Banri segera membawa 2 orang penjaga villa, masing-masing dari mereka akan memandu setiap tim pencariannya, Banri, Ten, Iori, Ryunosuke, dan Momo beserta satu penjaga villa yang akan masuk ke dalam hutan. Sementara Rinto, Yamato, Yuki, Mitsuki, Sougo, serta satu penjaga villa menyusuri areal tepi hutan hingga ke arah villa. Tak perlu membuang waktu lebih lama mereka mulai menyusuri daerah perjalanan tadi dan melakukan pencarian melebar kesamping karena diperkiraan Tim 3 tersesat disekitar sana.

Di salah satu bagian hutan, yang entah dimana keberadaan pastinya. Mereka yang menjadi sumber kegemparan masih berputar-putar mencari jalan keluar, "Ugh guys, I got trouble," ujar Nagi kini menghentikan langkahnya sejenak.

Semuanya turut berhenti mengingat Nagi yang berperan sebagai petunjuk arah kini telah berhenti, "Ahh ini membingungkan," ujar Gaku menimpali, setelah mengerti apa yang dimaksud Nagi.

"Hmm, ini seperti memilih Ousama pudding ukuran besar dan Ousama pudding ukuran medium," Tamaki tampak berpikir serius. Mendengar celetukan Tamaki, semuanya menahan diri untuk tidak merotasikan bola matanya. Harusnya mereka tidak perlu terkejut lagi tentang cara kerja otak pudding Tamaki.

"Ah bagaimana menurutmu Nanase?" tanya Gaku melimpahkan keputusan pada Riku, merasa itu adalah satu-satunya pilihan aman jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu. Setidaknya nyawanya tidak terlalu terancam saat berhadapan dengan Tenn nanti.

"Owh kau benar. Riku sekarang coba peruntunganmu, sebagai member lucky seven kami, kau sudah cukup berpengalaman." Imbuh Nagi antusias.

"Apa-apaan itu, sejak kapan aku mendapat julukan itu." Dengus Riku mengerucutkan bibirnya, "Bahkan sebelumnya Iori mengataiku kalau peruntunganku buruk."

"Tidak, tidak, kalau masalah itu beda lagi konteksnya," sela Gaku cepat, ia cukup paham betul apa yang dimaksud sebenarnya oleh Izumi junior, karena ia juga merasakan kesialan yang sama jika harus terjebak dengan Tenn.

"Ayolah Rikkun, bahkan saat gacha aku menyerahkan takdirku padamu. Jadi sekarang juga aku percaya padamu," Tamaki kini turut membujuknya.

"Baiklah, tapi jangan salahkan aku jika pilihanku bukan pilihan yang bagus." Ujar Riku memperingatkan.

Mendapati persetujuan Riku semuanya memasang wajah cerah merasa lega, "Kita ambil jalan di sebelah kanan saja," ujar Riku setelah menimang-nimang sejenak dan mengikuti kata hatinya.

"Oh dengan senang hati, ayo semuanya ikuti aku." Ujar Nagi berjalan antusias kembali memimpin jalan. Sementara Gaku dibelakangnya fokus membuat tanda di batang pohon yang mereka lewati.

Jalanan yang terjal, dan menyempit menjadi medan yang cukup sulit untuk mereka lalui. Terpaksa mereka harus berjalan satu per satu. Nagi berada di posisi paling depan, diikuti Tamaki dan Riku, sementara Gaku berada di posisi paling belakang untuk menjaga timnya tetap aman.

"Semuanya berhati-hatilah," ujar Nagi memperingatkan tanahnya yang mulai curam membuat pijakan mereka tidak stabil. Kekhawatirannya bukanlah omong kosong belaka, karena tak lama seseorang benar-benra membuktikannya. Riku dengan kaki ajaibnya kembali berbuat ulah, hampir saja ia terjatuh kalau tidak di tahan oleh Gaku dan Tamaki yang berada didekatnya.

"Oh Riku kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanya Nagi penuh khawatir segera berbalik ke arahnya

"Ahh arigatou Yaotome-san, Tamaki," ujar Riku penuh kelegaan setelah memproses apa yang terjadi, "Dan aku baik-baik saja Nagi, hehe sepertinya aku tidak terlalu mendengar peringatanmu tadi," Riku tertawa renyah merasa agak malu dengan kecerobohannya yang selalu diluar kendali, meski Riku tidak akan pernah mengakui kecerobohannya itu sampai kapan pun.

ID7 Fanfic - The Way of Song [MAJOR EDITING] ✅Where stories live. Discover now