Chapter 2

34.4K 3.1K 25
                                    

Elea

Pagi ini aku duduk di lobby Apartment-ku sambil sesekali memeriksa jam di tanganku. Hari ini aku memutuskan menggunakan jasa ojek online sepagi ini untuk menuju ke kantorku di daerah kuningan karena mobilku tak sesuai dengan aturan pemerintah hari ini.

Ibukota pagi ini masih sama seperti kemarin-kemarin, ramai dan penuh debu. Hanya saja langit sedikit lebih mendung. "Aah, kenapa sih selalu mendung pas nggak bawa mobil" batinku. Aku bukan tipe perempuan yang "riweuh" saat hujan turun karena sibuk melindungi rambut agar tidak basah. Tetapi, aku lebih benci berebut taksi dengan karyawan lain ketika hujan.

"Terimakasih banyak, pak." kataku sambil memberikan helm dan tersenyum ke arah driver.

"Sama-sama mbak." jawab driver ojek online tersebut sambil tesenyum ke arahku.

Aku segera menaiki lift menuju department-ku.

"Pagi Bu Eleanor" sapa Tere sambil menaruh kopi hangat yang ia beli di salah satu gerai kopi terkenal dengan simbol putri duyung itu.

"Pagi Bu Teari. Tumben nih bawain gue kopi? Upah nemenin makan sushi kemaren ya?" ledekku sambil mengambil gelas kopi di mejaku.

"Duh salah banget kayaknya gue beliin lo kopi. Niat mau sweet malah disangkain yang nggak-nggak" Tere menimpali omonganku dengan muka yang sengaja ia buat kecewa.

"Bercanda Ter, makasih loh. By the way, tumben udah dateng, bukannya ke lapangan pagi ini? Pake blouse dan heels gini lagi, cantik banget." Ledekku sambil melihat penampilan Tere yang memang sedikit berbeda dari biasanya. Bukan Tere tidak pernah pakai heels dan blouse, karena jadwalnya hari ini adalah meliput di lapangan, biasanya ia hanya akan memakai heelsnya ketika sudah sampai di TKP. Hal yang membuat aku lebih heran lagi, dia menggunakan rok pagi ini.

"Apaan sih El? Nggak kok, lo siaran studio nanti jam 10.00 kan?" Sahut Tere sambil merapikan riasannya.

"Lah kok nggak ada pemberitahuan sih jadi jam 10.00 kan jadwal gue jam 8.00 pagi ini." Kataku kesal

"Lo pasti nggak baca group deh semalem." Timpalnya.

"Emang ada apa di group?" kataku sambil buru-buru melihat group chat di handphone-ku dan ternyata memang ada pemberitahuan perubahan jadwal siaran pagi ini digeser menjadi jam 10.00 karena ada siaran pidato presiden yang disiarkan serentak di semua stasiun TV pada pukul 08.30.

"Duh tau gitu gue nggak buru-buru ke kantor. Nggak lari-lari ngejar lift, mana pake heels lagi, kan pegel." Kataku sambil mengurut pergelangan kakiku.

"Makanya group tuh jangan di-silent. Jadi sebel sendiri kan lo? Tapi nggak apa-apa kok El, lo nggak akan rugi dateng sepagi ini. Karena nanti jam 08.00 kita bakal kenalan sama Produser baru kita. Menurut gosip yang beredar sih sama kayak prediksi gue semalem. Muda, ganteng, dan asik."ucapnya girang.

"oh, jadi ini alasan lo dateng pagi pake dandan super cantik gini?" ledekku.

"Pinter deh bu Eleanor ini. Kalo cuma perkara siaran biasa mah gue pasti B aja. Soalnya yang diliat cuma Fadhil, Ojan, Fano. Yah mereka-mereka lagi, nggak ada seru-serunya."

"Ngomongin gue nih pasti" timpal Fano.

"Tuh kan geer, El. Apa gue bilang!" seru Tere.

Aku yang mendengar ocehan mereka berdua hanya bisa tertawa melihat mereka saling menimpali satu sama lain. Fano, Fadhil dan Ojan atau Fauzan adalah teman-teman department-ku. Fano dan Ojan bertugas menjadi juru kamera dan Fadhil adalah editor naskah.

EPOCH [COMPLETED]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें