Chapter 16

14.6K 1.4K 98
                                    

Elea

Mobil Ale sudah melaju keluar dari komplek perumahan, tempat tinggal Ibu. Diiringi sapaan dari penyiar radio Prambors, kami membahas pertemuan dengan keluargaku tadi. Ale bilang kalau hari ini dia sangat senang karena bisa bermain dengan Abi dan beberapa keponakanku yang lain. Ditambah lagi, obrolannya dengan Eyang membuat ia rindu dengan Oma-Opanya yang sudah lama tidak bertemu.

"Le, besok ikut aku ya ke Bandung." Ajaknya.

Ya, Ale belum mengajakku ke Bandung tetapi sudah meminta izin kepada ibuku.

"Belum nanya aku kenapa udah izin ibu?" Jawabku yang malah bertanya.

"Biar kamu nggak nolak. Kalo besok kamu di Apartment trus ibu telfon pasti nanya kenapa nggak ikut aku ke Bandung" jawabnya sambil tersenyum.

Aku menghela nafas, "ada aja deh idenya" jawabku

"So?" Tanyanya sambil menatapku.

Aku mengangguk, "tapi ada syaratnya ya. Kalo kamu capek nyetir, biarin aku nyetir ya" tambahku yang mendapat anggukan dari Ale.

Ale mengantarku sampai ke depan pintu unitku. Dia bilang akan selalu melakukannya jika mengantarku pulang.

"Mau masuk dulu nggak?" Tanyaku menawarkam Ale masuk. Siapa tau dia hendak mengistirahatkan badannya yang seharian ini aku yakin pegal karena bermain bersama Abi dan keponakanku yang lain.

"Aku langsung balik aja, Le. Kamu langsung istirahat ya." Katanya sambil mengelus puncak kepalaku.

Setelah Ale sudah menaiki lift. Aku memasuki unitku. Dan aku di kagetkan dengan seorang Pria yang tengah duduk di ruang TV-ku.

"El, do you miss me?"

***

Alreyshad

Siang ini, aku menikmati coffee break-ku bersama Aji. Ditemani black coffee brewed milik EMJI Coffee Bar, aku dan Aji bertukar cerita. Dari mulai masalah pekerjaan sampai hal-hal "nggak jelas" pun kami bicarakan.

"Jadi lo ke Bandung jadinya sendiri nggak sama El?" Katanya yang ku balas dengan anggukan sambil menyeruput kopiku.

"Cowoknya tiba-tiba dateng. Mau gimana kan?" Jawabku santai.

"Kasian banget sih lo Al, kenapa nggak balikan aja sih sama Kiara? Doi juga kalo lo minta balikan pasti mau." Tanya Aji.

Aku menggeleng, "gue sama Kiara udah selesai, Ji. Dan itu nggak mungkin balik lagi setelah apa yang udah kita lewatin. Lagian nggak ada hubungannya dari El tiba-tiba ke Kiara." Ucapku.

Aji memang tahu segalanya tentang kehidupanku setelah memilih untuk menetap di SG. Salah satu temanku di SG. Waktu itu secara kebetulan tinggal di Tower Apartment yang sama dan mulai berteman ketika sama-sama terganggu dengan salah seorang pemilik unit yang berada di antara unitku dan Aji. Kebetulan juga mantan pacarku di SG juga salah satu teman dari Aji. Jadilah segala sesuatunya tentang kami saling berkaitan dan membuat kami menjadi teman.

"Lo sendiri nggak ada yang ditaksir? Anak kantor gitu? Rugi banget seorang Eksekutif Produser nggak bisa gaet cewek." Ledekku.

"Sial lo. Ada, Al tapi bukan anak Indonesia24. Anak program sebelah. Cuma gitu, lo tau sendiri kan masalahnya." Ucapnya pelan.

"Jauh amat ngambil anak program sebelah. Emang anak Indonesia 24 kenapa, Ji? Kan banyak yang jomblo juga. Tere tuh jomblo, deket sama lo kan?" Timpalku

"Tere? Hemm deket sih. Cuma sampe sekarang gue B aja rasanya sama dia. Lagian bukannya si Fauzan lagi deketin Tere. Lah lo juga kan deket sama Tere, kucing." Jawab Aji.

EPOCH [COMPLETED]Where stories live. Discover now