Special Chapter : PETRICHOR

17.2K 1.1K 145
                                    

Alreyshad

Hari ini aku masih disibukan dengan berbagai macam pekerjaan. Sebab, aku akan meninggalkan kantor sedikit lebih lama dari biasanya karena harus mengisi seminar untuk mahasiswa Indonesia di Sydney.

"Ke Airport jam berapa lo? Kok masih di kantor." Tanya Aji yang tiba-tiba muncul sesaat setelah aku keluar dari ruang meeting.

"Nanti pas istirahat makan siang, orang pesawat gue juga jam 19.00 kok. Belum kelar soalnya." Ucapku sambil memperlihatkan naskah yang masih harus aku baca dan revisi.

"Ya tapi kan 4 jam sebelumnya lo udah harus di Airport, Al." Ucapnya lagi. "Materi aman?" Tambahnya

Aku mengacungkan jempolku, "Aman bos." Jawabku.

"Kalo hati aman nggak? Siapa tau ketemu mantan kan?" Ledek Aji.

"Gue ngisi seminar buat anak S1, ji. Doi S2, kemungkinan ketemu kayaknya hampir mustahil ji." Jawabku singkat.

"Ya kali aja, jodoh kan nggak ada yang tau. Lagian lo juga kan udah tau masalah dari kalian sebenernya apa. Bukan karena lo atau El yang mau pisah. Tapi ternyata kan karena ucapan tante lo itu El jadi ambil keputusan ini." Jawab Aji.

"Udah ah, gue mau kerja. Lo mendingan keluar deh dari ruangan gue, lanjutin kerjaan lo." Ucapku sambil menggiring Aji keluar dari ruanganku.

***

Aku pamit menuju bandara saat jam di tanganku menunjukan pukul 13.00.

"Kalo mau extend lebih lama, gue siap tanda tangan surat penambahan cuti lo kok Al." Ledek Aji.

Aku tersenyum paksa, "gue berangkat ya. Titip anak-anak." Ucapku

Aku tak mengendarai mobilku kali ini. Karena kemungkinan akan berada di Sydney sekitar 7-8 hari jadi ku putuskan untuk menaiki taksi menuju Airport.

"Iya Bun, ini udah di lounge." Ucapku pada Bunda di ujung telfon.

"Inget pesen Bunda ya, sama satu lagi kalo ketemu El, jangan lupa Videocall Bunda ya, Abang" jawab Bunda yang hanya bisa ku iyakan.

***

Setelah sampai dan beristirahat, Pagi ini aku terbangun dengan pemandangan kota Sydney yang sangat mengagumkan dari kamarku yang terletak di lantai 76 Meriton Suites World Tower. Hari ini aku belum ada kegiatan, jadi ku putuskan untuk berjalan jalan sambil melihat-lihat kota Sydney yang katanya masuk dalam 10 kota ternyaman untuk ditinggali. Setelah berpakaian, aku langsung turun ke bawah dan bersiap memulai petualanganku di kota ini.

Sudah lama aku tidak travelling sendirian seperti ini, kali ini bukan liburan sih tapi kerja. Namun, rasanya cukup menyenangkan terbebas dari rutinitas Senopati-Kuningan untuk beberapa hari.

Aku memutuskan untuk masuk ke salah satu cafe untuk membeli kopi panas karena cuacanya lumayan dingin dan berangin. Namun saat sedang mengantri, aku mendengar suara yang sangat familiar. Suara dan penampilannya persis dengan dengan sosok yang sudah 1 tahun belakangan ini tak ku ketahui kabarnya.

"Morning, Can I have one hot Choco? Thank you." Ucapnya ramah sambil mengambil kartunya kembali.

"Elea." Sapaku.

"Ya?" Ucapnya sambil berbalik menghadapku.

Ia terdiam sesaat sebelum pada akhirnya tersenyum kepadaku. Senyum yang sudah lama tak ku lihat, hari ini menyempurnakan pagiku.

"Hai." Ucapnya yang ku balas dengan sapaan yang sama.

***

Elea

EPOCH [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora