Chapter 20

16K 1.4K 62
                                    

Elea

Pagi ini aku bangun lebih siang dari biasanya. Tidurku lebih nyenyak juga dari sebelumnya. Entah karena kondisiku yang jauh lebih tenang atau karena perasaanku yang jauh lebih senang.

Aku memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan dengan Ale. Mungkin bagi sebagian orang terlalu cepat untuk melepas enam tahunku bersama Dhana dan menggantikannya dengan seorang yang bernama Alreyshad. Aku tau itu. Namun, apa yang membuatku memutuskan untuk membuka hatiku untuk Ale, Semua karena orang itu Ale.

Sudah enam bulan aku memutuskan untuk menjadikannya partner-ku dalam segala hal, dan selama itu juga Ale tak pernah sekali pun memaksaku untuk tidak membahas segala yang berkaitan dengan masa laluku. Ia bahkan tak pernah mencoba untuk menggantikan sosok Dhana. Ia menghadirkan warnanya sendiri dan menjadikannya berbeda.

From : Alreyshad
pagi, Le. udah bangun? Aku ninggalin sarapan di security. Dimakan ya. See you later :)

Aku terkejut saat membuka chat di handphone-ku dan bergegas mengambilnya di security dan kembali ke unit untuk menelfon Ale.

"Kok nggak bilang kalo kesini?" Kataku

Ale tersenyum di ujung panggilan videoku.

"Tadi abis running, keingetan pas lewat Apartment kamu. Jadi sekalian pulangnya aku beliin. Dimakan ya." Ucapnya sambil meminum sebuah minuman isotonik.

"Makasih ya, iya aku makan kok. Kamu nggak sarapan?" Tanyaku sambil memakan salad yang Ale belikan.

"Aku udah sarapan tadi. Kamu beneran nggak capek? Kalo capek nggak apa-apa kok kalo nonton dan nemenin akunya dibatalin aja." Ucapnya.

Aku menggeleng, "nggak kok, aku udah puas banget malah tidurnya. Makanya baru bangun dan masih muka bantal gini." Kataku sambil memperlihatkan muka bantalku.

Ale tertawa, "yaudah kalo gitu 2 jam lagi aku on the way ya. Aku mau mandi dulu nih nggak enak udah lengket banget badannya" katanya sambil memperlihatkan bajunya yang basah karena keringat.

Aku mengangguk dan menutup panggilan videoku. Segera ku habiskan sarapanku dan pergi mandi.

***

Baru saja selesai bersiap, bel pintu unitku berbunyi. Sesuai dugaanku, Ale sudah berdiri disana. Hari ini aku berjanji untuk grocery shopping bersama. Sebelumnya, kami mungkin akan pergi menonton film dan sisanya hanya akan berjalan-jalan mengitari mall.

"Hei, udah siap?" Tanyanya sambil mencium keningku dan masuk ke dalam Apartment-ku.

"Tinggal pake parfume sama sepatu kok." Jawabku sambil tersenyum.

Setelah selesai, kami menuju mall. Namun, entah mengapa selama perjalanan Ale selalu menatapku.

"Kenapa sih liatin aku terus?" Tanyaku sesaat setelah Ale memarkirkan mobilnya.

"Nggak apa-apa. Yuk!" Jawabnya sambil mengajakku turun.

Kami mengantri untuk membeli cemilan ketika selesai membeli dua tiket untuk film Fast & Furious: Hobbs & Shaw. Tidak romantis. Pasti itu yang terpikirkan. Kami menyukai film ini jauh sebelum kami memulai hubungan, untuk semua serinya kami sudah menonton dan ini yang terbaru. Akan sangat rugi kalau kami tidak memilih untuk menonton ini.

***

Selama pertunjukan film, Ale tidak melepaskan genggaman tangannya. Ia tetap menggenggam tanganku dan sesekali menciumnya. Selesai menonton pun Ale tetap tak melepaskannya.

EPOCH [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang