Awal || intro

7.3K 531 73
                                    

                        _________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                        _________

Namanya Renjana Sabiru, kerap di sapa Biru oleh orang-orang di sekitarnya. Orang lain menggambarkan sosoknya sebiru langit yang cerah, persis seperti pribadinya yang bersinar dan penuh aura positif untuk orang sekitar.

Kendati begitu, semesta kerap kali bermain dengan takdir sang Biru. Sebab acap kali renyah tawanya datang mengudara, akan ada duka yang datang setelahnya.

Persis seperti yang Biru alami saat ini. Di umur nya yang baru saja menginjak angka lima belas bulan Oktober ini, semesta menghadiahkan perpisahan paling menyakitkan sepanjang hidup yang Biru jalani. Perpisahan dengan kedua orangtuanya yang membuat dirinya harus menerima status sebagai anak yatim piatu, tanpa sanak saudara yang sudi menampungnya.

Biru kehilangan dua sosok yang menjadi pilar untuknya berpijak di umur yang masih sangat belia. Semesta merenggut sosok ayah dan ibu dalam hidup Biru dalam satu waktu. Tepat setelah dirinya merayakan ulang tahunnya yang kelima belas bersama keluarga kecilnya.

"Ibu sama Bapak kamu udah bawa lari uang bude banyak sekali, Ru. Padahal bude siapkan uang itu buat biaya pengobatan Arin. Maafin bude, tapi bude gak mampu menampung satu orang lagi di keluarga bude, Ru." Wanita paruh baya dengan wajah letih itu datang setelah para pelayat lain berangsur pergi meninggalkan sosok remaja mungil yang yang terduduk lemas.

Biru, sosok remaja mungil yang tengah berduka itu mendongak dengan menyematkan segaris senyum sendu di wajah pucatnya. Remaja tanggung itu berusaha menahan mati-matian perih yang menghantarkan panas di matanya, yang perlahan merambat di dadanya hingga kian menyesak.

Pun setelahnya, saat Biru masih berusaha merangkai baris kalimatnya, wanita lain dengan penampilan lebih feminim datang menghampiri Biru dan Bude nya.

"Tante juga minta maaf, tapi Tante harus jujur bahwa tante gak sanggup kalau harus mengurus kamu, Ru. Buat makan aja Tante harus jual diri. Tante gak mau kamu ikutan rusak kalau ikut Tante."

Lagi, rasa sesak kian Biru rasakan sejalan dengan penolakan demi penolakan yang Biru terima dari keluarganya. Memang tidak secara gamblang di ucapkan, tapi ucapan Bude dan tantenya sudah cukup menjelaskan posisi Biru yang sebenarnya. Bahwa Biru tidak memiliki tempat di rumah mereka.

Biru sadar ibunya hanya anak tunggal yang tidak memiliki sanak saudara, sedangkan sang Ayah hanya memiliki dua saudari perempuan yang memiliki kehidupan masing-masing.

Laras, sang Bude yang sudah berumah tangga dengan ekonomi pas pasan, pun putri satu satunya yang sakit-sakitan dan butuh biaya besar. Pun setelah di tinggal oleh suaminya, Laras sendiri yang harus banting tulang untuk pengobatan putrinya.

Begitu pula Mayang, tantenya yang mengambil job sebagai wanita panggilan dengan memanfaatkan wajah ayunya. Wanita itu tidak pernah ingin terikat dengan siapapun, termasuk Biru keponakannya. Baginya, yang terpenting hanyalah uang dan bagaimana cara memperkaya diri.

Rengkuh Sang BiruWhere stories live. Discover now