Bonus Chapter: Rifter Tavern

657 110 3
                                    

Matahari kembali ke peraduannya, ketika Elena mempersiapkan gedung Stadium untuk acara penerimaan mahasiswa baru. Ratusan pekerja dengan segala keterampilan mendekorasi tempat itu. Membuat suasana gedung terkesan sangat meriah, ini semua dia lakukan karena kewajibannya sebagai Presiden Mahasiswa Akademi White Raven.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan situasi di dalam kampus, berada di tangannya. Setelah dirasa cukup dan para pekerja bisa menyelesaikan detail-detail kecil, ia memutuskan untuk rehat dan berjalan-jalan di sekitar Washington. Pilihannya jatuh ke sebuah bar di pinggiran Washington untuk bersantai sejenak.

Sebuah bar yang memang diperuntukkan para Rifter baik dari kota ataupun luar kota. The Rifter’s Tavern, Lampu neon warna-warni di bentuk sedemikian rupa hingga membentuk kata tersebut, semakin lengkap dengan Animasi Hologram seorang wanita cantik yang sedang menari.

Elena datang mengenakan Jaket Hoodie warna hitam, celana jeans ketat sepantat, dan sepatu boots tinggi warna coklat. Tampilannya terlihat sangat casual dan menggoda, seorang pria yang tak mengenal Elena langsung mendekatinya ketika ia berjalan menuju meja, pria muda itu berharap mendapatkan malam yang indah bersama wanita dengan paras khas Rusia yang menawan itu.

“Anak muda, lebih baik kau jauhi wanita itu, dia bukan tipe yang bisa kau tiduri dalam semalam,” ujar seorang Rifter paruh baya berjenggot tipis bertubuh kekar yang sudah setengah mabuk.

“Diam kau pak tua, aku Tobias! Rank A!, Wanita manapun pasti takluk di depanku!” Pria itu membual rankingnya di hadapan semua Rifter di ruangan yang ada pada malam itu.

Rifter paruh baya itu walaupun Rank B, tapi dia jauh lebih berpengalaman dan mengenal Elena hanya tertawa terbahak-bahak hingga tersedak di ikuti gelak tawa yang lainnya.

“Kurang ajar kau! Cari ribut denganku, Hah!!!” bentak Tobias menghampiri pria paruh baya itu.

“Sudah-sudah jangan ribut, kau Tobias, kemarilah,” semua orang yang bergelak tawa langsung terdiam ketika mendengar Elena berbicara.

Mereka semua berdoa kejadian tahun lalu tidak terulang lagi ketika dia menghajar 10 Rank A pembuat onar hingga babak belur, apalagi Rifter ingusan seperti Tobias?

“Ayo minum denganku, jika kau menang, kau boleh melakukan apapun denganku?” kata Elena dengan nada yang menggoda dan menurunkan risleting jaketnya, menunjukan belahan dadanya yang sintal, sontak membuat semua pria diruangan memikirkan suatu hal kotor.

“Ap-apapun itu?” ujar Tobias dengan ekspresi wajah mesumnya.

“Ya apapun itu, duduklah disampingku,” balas Elena. “Agil, 4 botol Vodka dan siapkan semua sloki yang kau punya ya!” seru Elena memanggil bartender yang sudah sangat akrab dengannya itu.

“Baiklah, tapi jangan sampai ada yang pecah! 20 Units untuk setiap gelas yang pecah,” balasnya.

Pria kulit hitam bertubuh atletis dan berkepala gundul itu menghampiri mereka berdua dengan membawa 4 botol vodka dan puluhan gelas sloki yang ia tata seperti piramida di nampan sejak pertama kali melihat Elena masuk ke barnya.

Tanpa banyak kata, Agil segera mengganti musiknya, Tobias dan Elena memulai ronde pertarungan mereka, Elena menenggak minuman keras itu, seperti meminum air mineral biasa, tak ada ekspresi getir di wajahnya, sedangkan Tobias beberapa kali berwajah masam.

Semangatnya demi melewati malam dengan wanita cantik mendorong dia untuk minum lebih banyak dari Elena.

“Tenggak semuanya jika kau memang jantan!, Ayo Minum!, Minum sampai habis!” Semua orang di bar bersorak dan menyemangati mereka berdua, Agil hanya menggeleng kepala ketika ia berpikir untuk membersihkan muntahan seusai pertandingan.

Elena memimpin dengan 11 gelas dan Tobias masih tertinggal dengan 8 gelas.

“Apa-apaan dia?! Kuat sekali?!” racau Tobias yang sudah mulai teler.

Sedangkan Elena masih terlihat bugar, dia bahkan menenggak sisa Vodka di botol pertamanya itu terhitung dengan dua gelas sloki dan lanjut ke botol keduanya.

“Haha, bagaimana? Masih mau lanjut? Aku masih bisa tahan semalaman loh,” kata Elena memprovokasi.

Tobias sudah sangat teler, teriakan dan sorakan orang-orang, membuat kepalanya seakan mau pecah. Ia menenggak gelas ke sepuluhnya dan ia pun tak sadarkan diri dengan wajah merah tak karuan. Semua orang bersorak untuk Elena dan mengadukan gelas mereka satu sama lain dengan rekan disebelahnya.

“Bir premium untuk semuanya! Habiskan stok milik Agil malam ini!” teriak Elena sembari mengangkat botolnya. Semua orang bersorak semakin keras.

“Selalu saja membuat ribut jika kau datang, Menang besar di atlantik ya?” Agil menyeletuk sembari membersihkan sisa minuman yang tercecer di meja bar dan menyajikan kacang kastanye panggang kesukaan Elena.

“Kurang lebih, ada kabar apa selama aku pergi, ada yang menarik?” tanya Elena.

“Tak banyak, tapi The Creeds akan melakukan operasi pembunuhan rahasia seorang dedengkot politik gedung parlemen, atas permintaan saingan politiknya,” jawab Agil sembari mengelap gelas-gelas sloki.

“Hmmm si J.A? Bajingan tua itu memang telah hidup terlalu lama, asalkan The Creeds tak menimbulkan keributan besar aku tak peduli.”

“Ya, aku percaya mereka bisa melakukan itu dengan sangat bersih, lalu MI7 mulai bergerak, aku mendengar salah satu peliharaan mereka berhasil masuk ke Akademi.”

“Telingamu tajam seperti biasa, tapi dia bukan masalah, hanyalah sebuah martir dan akan ditumbalkan jika keadaan mulai memburuk bagi pihak MI7,” sahut Elena dengan mengunyah kacang kastanye.

Elena berbincang cukup lama dengan Agil si Bartender, walaupun usianya masih terbilang muda, Agil adalah penjual infromasi terpercaya di Washington, ingatannya sangat tajam dan dia juga mempunyai jaringan intelejen di seluruh Amerika. Dia menyediakan berbagai macam informasi mulai dari misi kelas elit yang dirahasiakan oleh pemerintah, pergerakan organisasi bawah tanah, skandal pemerintah dan lainnya. Ia bisa melacak informasi paling rahasia sekalipun jika ia mau. Sikap netral dan kredibilitas yang tinggi membuat ia sangat dihormati dikalangan Rifter dan juga berbagai macam jenis orang di dunia bawah Amerika.

“Ada lagi yang anda butuhkan? Nona Elena?” tanya Agil dengan sopan.

“Tidak ada, ini 25.000 Units, ambil saja kembaliannya,” balasnya seraya mengirimkan biayanya menggunakan U-Wallets, aplikasi penyimpan Units.

“Ah, iya, tolong sampaikan kepada para “Kucing” untuk berhenti mengikutiku, atau para “Gagak” akan mematuk mata mereka.”

Agil terdiam ketika mendengar ucapannya, dalam sekejap ia memahami pesan itu, Elena secara pribadi meminta polisi suruhan para pejabat pemerintah untuk berhenti menyelidikinya dan mencari titik lemahnya, sehingga mereka bisa menekan Elena secara politik.

Tidak bisa dipungkiri, kekuatan White Raven memang tak bisa ditandingi, ribuan Rifter yang sangat loyal siap berdiri disamping Katya dan Elena untuk bertempur, tentu membuat pejabat yang rakus akan kekuasaan iri dan mencoba menjatuhkan harga diri White Raven.
Sekali mereka menemukan celah, mereka akan mengeksploitasi media massa. Cara picik yang umum dilakukan dalam berpolitik dari jaman yunani kuno. Setelah mengatakan hal itu dia melenggang pergi sembari menyeret pria bodoh yang menggodanya dan melemparnya di gundukan tempat sampah tak jauh dari Bar. Dengan itu Elena mengakhiri kunjungan singkatnya.

THE RIFTER Jilid 1 (END)Where stories live. Discover now