New Generation.

639 107 2
                                    

Hari yang di tunggu oleh ribuan calon mahasiswa akhirnya tiba. Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru akhirnya diselenggarakan, ini adalah proses yang penting bagi ribuan calon mahasiswa.

White Raven sebagai Akademi paling bergengsi memiliki peran penting untuk mendidik dan menyeleksi para manusia muda berbakat.

Disamping itu, fungsi akademi juga mengawasi pergerakan Rifter dan menjaga stabilitas kekuatan, dengan menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan, menjadi bagian dari White Raven tentu membuat manusia bertalenta luar biasa ini berebut untuk mendapatkan kursi.

Lulus dan mendapatkan lisensi Rifter White Raven, itu berarti mendapatkan kunci untuk berkarir di seluruh semesta Galaksi Bima Sakti.

Wajah-wajah berseri dan bersemangat mulai memenuhi tempat duduk di arena utama dan juga tribun, Rifter dari berbagai kalangan memiliki bakat luar biasa berbaur menjadi satu.

Walaupun terkesan berbaur tak membedakan strata sosial, dalam praktiknya calon mahasiswa dari kalangan atas pasti berbaur dengan calon mahasiswa kalangan atas lainnya. Mereka bertingkah layaknya manusia yang memiliki derajat paling tinggi satu sama lain memamerkan kedudukannya.

Acara pun dimulai, Elena sebagai Presiden Perwakilan Mahasiswa melangkah dari belakang panggung untuk memberi pidato sambutan. Mengenakan jubah kebesarannya berwarna putih terbuat dari kulit berhiaskan bulu di sekitar kerah, serta setelan jas feminim dengan bawahan rok di atas lutut serta sepatu hak tinggi.

Aura kepemimpinan absolut seolah terpancar darinya ketika ia berdiri di mimbar. Kemunculannya yang tak diduga itu, membuat kerumunan yang riuh rendah mendadak bisu dan memperhatikan sosok Elena dengan takjub.

Begitu juga dengan Ryo yang sedari tadi asik bercakap dengan Kuryu.

“Lihat dia, cantik sekali ya, siapa dia? Dari tatapanmu yang biasa saja sepertinya kau mengenalnya,” tanya perempuan muda di samping Ryo.

“Aku tidak begitu mengenalnya, aku hanya tahu namanya saja, Elena Katyushka Mistress Of White Raven,” jawab Ryo mencoba untuk tidak menarik perhatian lebih.

Akan merepotkan jika seseorang tahu bahwa sebenarnya dia memiliki hubungan erat dengan White Raven.

Dug, dug, ngiinggg ....

Pengeras suara berdenging ketika Elena mengetuk microphone untuk mendapat perhatian.

Pidato sambutan yang bergelora dan berapi-api itu mendapatkan tepuk tangan dan sorakan yang sangat meriah.

Setelah beberapa saat mereka berangsur tenang kembali dan dilanjutkan oleh Kepala Bagian Kurikulum, yang menjelaskan berbagai macam aturan dan budaya yang ada di White Raven, apa-apa saja yang tidak boleh dilakukan didalam lingkungan akademi.

Tidak jauh berbeda dengan peraturan dasar setiap sekolah pada umumnya. Setelah itu bel jam istirahat siang bersiang berbunyi.

Semua calon mahasiswa keluar dari gedung secara teratur, kebanyakan dari mereka menyerbu Cafetaria dan pusat perbelanjaan yang ada di area tengah, sebagian lagi berkeliling sekitaran lingkungan.

“Hey! Kita bertemu lagi,” sapa gadis yang duduk di sebelah Ryo saat sesi pagi ketika Ryo membeli minuman kaleng di cafetaria.

“Ah, iya, maaf aku tidak mengenalkan diri sebelumnya, aku Ryosuke dari Jepang,” sahut Ryo.

Mereka bersalaman dengan akrab, gadis dengan paras cantik berambut kecoklatan ini, sorot matanya cerah dengan pupil mata berwarna biru laut, dia terlihat lebih dewasa dari umurnya ketika mengenakan blouse berwarna krem dan celana panjang kain berwarna senada, diakhiri dengan sepatu hak tinggi.

Paras dan penampilannya terlihat seperti top model, dengan tubuh tinggi kurus semampainya. Sekitar 1.79cm, beda tipis dengan tinggi badan Ryo.

“Aku Anna, dari Moscow senang bertemu denganmu,” balasnya sembari menata rambut panjangnya yang terhembus angin dengan tangan kiri.

“Tanganmu,” ujar Ryo sedikit merasa canggung ketika Anna tak urung melepas tangannya.

“Ah iya, maaf,” balasnya dengan wajah sedikit memerah.

“Jadi ... apa yang kau beli?” tanya Anna ketika kehilangan kata-kata karena perasaan canggung.

“Hmm? Sekaleng kopi, kau mau? Aku belikan satu ya.”

“Tidak usah.”

“Ini ambil saja, kopi dingin untuk cuaca Washington yang mulai panas,” Ryo terlanjur memenekan tombol di mesin penjual otomatis itu dan menyodorkan kopi kalengan kepadanya.

Anna dengan berat hati menerima kopi kaleng itu, “Maaf merepotkanmu.”

“Bukan masalah, aku akan membeli beberapa roti isi di kedai makanan sebelah sana, mau ikut?”

“Tentu saja,” jawabnya bersemangat.
Mereka berdua mendapatkan roti isi mereka berdua, dan menyantapnya di sebuah meja kosong diantara kerumunan calon mahasiswa lainnya.

“Apa boleh aku ikut bergabung?” ujar seorang laki-laki dari belakang Ryo, wajahnya berubah masam ketika mendapati pemilik suara itu.

Lucas Sherwood dengan membawa nampan makan siangnya.

“Boleh, silahkan duduk,” sila Anna menarik kursi di sampingnya.

“Terima kasih nona manis,” balas Lucas dengan nada sopan ala bangsawan inggris.

“Ryo, dari tadi pagi aku mencarimu dan sekarang kau sudah duduk dengan Nona manis ini, aku sungguh iri denganmu,” celoteh Lucas.

“Kau sendiri yang bangun terlambat, semalam aku sudah bilang untuk bangun lebih awal kan?” sahut Ryo dengan mengunyah rotinya.

“Aku rasa, kalian saling mengenal dengan akrab, ya?” tanya Anna.

“Dia teman sekamarku,” ujar Lucas.

“Tapi kami bukan pasangan gay, tenang saja,” sahut Ryo sebelum Anna berpikiran macam-macam.

“Haha lucu sekali sobat,” balas Lucas dengan gelak tawanya yang pecah.

“Sudah waktunya, ayo kembali ke gedung untuk sesi terakhir,” kata Ryo dengan tidak memperdulikan Lucas yang baru saja duduk.

Namun, Lucas tidak terlihat tersinggung dan hanya tersenyum.

“Tunggu dulu, aku ikut,” sahut Anna.

“Apa tidak apa meninggalkan dia? Sepertinya dia orang baik,” bisik Anna di punggung Ryo.

“Memang terlihat begitu, aku hanya tak terbiasa bergaul dengan aristokrat.”

Mereka berdua kembali ke gedung dan menghadiri sesi orientasi terakhir, yaitu tentang sistem eliminasi untuk seminggu ke depannya.

Ada beberapa aspek penting yang harus di jaga oleh calon mahasiswa diantaranya; Kedisiplinan, Kerapihan, Kekuatan dan Kecerdasan, serta aspek subjektif lainnya yang menjadi poin penting.

Penilaian dan pengawasan di laksakan baik menggunakan sistem pengawasan maupun dilakukan langsung oleh Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa, yang terdiri dari Mahasiswa tahun ajaran kedua.

Mereka adalah mahasiswa yang memiliki jejak rekam yang baik dan terpercaya.

Dengan begitu upacara orientasi selesai pada sore hari. Sebagian mahasiswa kembali ke asrama masing-masing, yang lainnya bersantai sambil membiasakan diri dengan lingkungan yang baru.

Tapi tidak dengan Ryo, setelah beristirahat sejenak, ia langsung menuju hutan buatan di selatan area akademi dan memulai latihan fisik rutinnya.

THE RIFTER Jilid 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang