True Identity Of The Snake

586 105 3
                                    

Sepasang mata seperti memerhatikan mereka dari jauh, bahkan Ryo bisa merasakan aura membunuh yang amat kuat dari tatapan itu.

Disusul hawa kehadiran orang lain yang tak kalah kuatnya. Mereka bertiga langsung saling membelakangi, bersiap menghadapi apapun yang akan datang.

Sejurus kemudian, enam orang dengan pakaian serba hitam sudah mengepung mereka bertiga, walau Ryo bisa merasakan hawa keberadaan mereka, tapi dia tidak bisa mengetahui pasti posisi mereka.

“Sebetulnya, aku tak ingin melakukan pekerjaan kotor seperti ini,” ujar seorang seorang laki-laki berbaju hitam.

“Suara ini!” gumam Ryo seraya mengernyitkan kening, “Lucas Sherwood, seperti yang aku duga, kita akan bertemu di sini.”

“Maafkan aku, tapi misi tetaplah misi, para Master di London kalang kabut setelah menerima berita tentang kebangkitanmu, dan menyuruhku untuk melenyapkanmu, jujur saja aku tak mengerti pemikiran para atasan.”

“Begitu, kah? Kenapa aku tak terkejut?”

Well, Aku bisa saja membiarkanmu hidup, dengan syarat kau berikan saja pedangmu itu."

“Bagaimana jika aku menolak?”

“Sangat disayangkan, berarti kau harus mati disini,” ucap Lucas dengan tatapan tajam yang seolah mengutuk.

Lima orang Assasin bawahan Lucas langsung bergerak secepat angin dengan menghunuskan belati ke arah mereka bertiga. Emma yang tak bisa bertarung jarak dekat, langsung mati langkah, tak bisa bergerak sedikitpun, ia pasrah menutup matanya.

Segenap tubuhnya sudah bersiap dengan kemungkinan terburuk, tapi sejurus kemudian, dentingan logam terdengar sangat nyaring di depannya.

Ketika ia membuka mata, Anna sudah menjatuhkan musuh yang menyerang Emma, dalam satu gerakan.

Dengan sangat piawai, Anna memainkan belatinya, memotong setiap otot tendon musuhnya hingga bertekuk lutut.

“Ini, balasanku untukmu, Emma. Mulai sekarang biar aku yang urus mereka berlima, kalian berdua urus si Ular Berbisa itu!” pungkas Anna dengan menggorok leher musuh dengan belatinya yang dingin.

Tanpa pikir panjang, Lucas segera mengeluarkan tombak berwarna perak. Bagian badan tombaknya beruas-ruas hingga bisa memanjang dan memendek sesuai kehendaknya.

Kelincahan Lucas memainkan tombaknya, gerakannya seolah menciptakan ilusi ular yang meliak-liuk di tangannya.

Gaya bertarung Lucas yang tak lazim, sangat menyulitkan pergerakan Ryo dan juga ia sangat mahir untuk menipu gerakan, karena tombaknya yang sangat fleksibel.

Lucas menyerang dari atas kepala Ryo. Namun, ketika Ryo menengadah pedangnya di atas kepala serangan justru mengenai perutnya dengan telak pada saat detik-detik terakhir, membuat Ryo mundur, menahan rasa sakit di perutnya.

Untuk beberapa saat Ryo harus bertekuk lutut mengatur nafasnya.

"Di detik terakhir, tombaknya memendek dan langsung melesat ke perutku, jika bukan karena perlindungan energi, pasti sudah mati aku.”

“Ryo!” panggil Emma dari jauh melihat Ryo terkena serangan. Di saat dirinya merasa terpojok, Ryo teringat perkataan Sebastian pada saat latih tanding.

“Cari celahnya!” ucap Ryo dalam hati. Dia pun bangkit, sekali lagi memantapkan pijakan kakinya.

Berlari dengan deras ke arah Lucas, “Incar wajahnya! Emma!” pekik Ryo.
Dengan akurasi yang mengerikan, Emma melepas anaknya panah ke wajah Lucas, sementara Ryo mengincar bagian tubuh bawah.

Walaupun tak berhasil pada percobaan pertama, tapi mereka tak menyerah dan terus mencari celah gerakan Lucas yang licin.
Sementara itu Anna, bertarung dengan sengit melawan lima bawahan Lucas.

Spesialisasi Anna sebagai Fighter dan menguasai beberapa bela diri jarak dekat, membuatnya bisa bertarung imbang melawan mereka.

Serangan mereka berkali-kali bisa dipatahkan Anna dengan mudah, ia mematahkan persendian musuhnya dengan sangat cepat. Tiga musuhnya sudah terkapar, semua persendian dan otot tendon mereka berhasil Anna hancurkan dan mustahil untuk bergerak.

Di pihak Ryo, dengan bantuan Emma melancarkan serangan dari atas pohon, ia bisa membuka celah pergerakan Lucas, dan berhasil menggores perutnya.

Wajah Lucas langsung pucat ketika ia menyadari pertahanan energinya bisa di tembus dengan mudah oleh Ryo.

“Keparat!” umpat Lucas sambil menahan perutnya yang berceceran darah.

Dia mundur beberapa meter untuk meregenerasi lukanya, tapi lukanya tak bisa menutup walaupun sudah menenggak satu botol Elixir. Ia pun sadar bahwa luka diperutnya bukanlah luka biasa, melainkan luka kutukan.

Awalnya Lucas meragukan Pedang Surga Terkutuk, akan tetapi dia justru membuktikan dengan tubuhnya sendiri luka kutukan dari pedang itu.

Ryo sedikit lega karena serangannya berhasil, sementara Lucas mulai putus asa dan berniat bertarung layaknya seorang ksatria, dengan gagah berani ia berlari menerjang ke arah Ryo dengan tombak terhunus ke depan.

Melihat kesungguhan serang Lucas, Ryo menjawab dengan jurus andalannya. Ryo mencondongkan badannya. Semua kekuatannya ia curahkan pada serangan itu.

Wuss!!

Mereka berdua melesat dengan sangat cepat, tapi di detik terakhir tepat sebelum tombaknya menjangkau Ryo, Lucas tidak menghunuskan tombaknya ke arah Ryo, ia lempar tombaknya ke arah Emma.

Mereka berdua benar-benar tertipu dengan gerakan Lucas. Tombak itu tepat mengenai perut Emma, kekuatan lemparan itu membuatnya terpelanting dan jatuh dari ketinggian.

“Emma!” pekik Ryo dengan wajah pucat.

“HAHAHAHA!” Lucas, tertawa histeris. “Cih! Dasar Elf rendahan! Hewan sepertimu tak pantas bertarung denganku!”

Walaupun dia terluka cukup parah akibat menerima serangan dari Ryo, tapi dia menyeringai dan terlihat sangat gembira telah menyingkirkan Emma.

Ryo langsung berlari ke arah Emma yang sudah terkapar di tanah, dengan perut yang bersimbah darah.

“Emma! Bicaralah padaku!” seru Ryo sambil memegang perut Emma.

“Saya tidak apa, hanya luka sobek, maafkan saya, belum bisa melayani Tuan Muda dengan baik.”

Walaupun Emma hanya mengatakan luka sobek, tapi bagian kiri otot perutnya benar-benar terkoyak, tapi beruntung tidak mengenai organ vital. Ryo segera membalut lukanya dengan perban, meskipun tidak rapih tapi cukup untuk menghentikan pendarahan.

Ryo bisa bernafas sedikit lega, walaupun Emma terlihat pucat karena kehilangan banyak darah, tapi keadaannya stabil.

Anna yang sudah selesai dengan pertarungannya langsung menghampiri mereka berdua dengan raut wajah yang tak kalah kuatirnya dengan Ryo.

“Anna, kau jaga Emma, aku punya urusan dengan ular brengsek satu ini,” ucap Ryo dengan tatapan mata yang angker.

Aura hitam perlahan menyelubungi tubuh Ryo, semakin pekat dan membumbung tinggi ke langit.

“Sebaiknya kau punya alasan yang bagus, agar aku tidak membunuhmu sekarang!” kata Ryo dengan penuh amarah.

“Membunuhku? Ha! Pertarungan yang sebenarnya baru akan dimulai!” pekik Lucas seraya mengeluarkan sebuah alat dari saku celananya.

THE RIFTER Jilid 1 (END)Where stories live. Discover now