Final Showdown

1.2K 118 9
                                    

Di medan pertarungan, Ryo sudah bisa memulihkan tenaganya, ia teringat cara Sebastian mensirkulasikan energinya dengan efektif sehingga tidak cepat kehabisan tenaga.

Kini, Ryo mengambil alih pertarungan dengan dibantu oleh kawanan serigala Auro.

“Entah apa yang terjadi, tapi aku berterima kasih kepada kalian,” ucap Ryo seraya berdiri dengan tubuh yang babak belur, “sekarang biar aku yang selesaikan ini semua!”

Lucas menambah frekuensi suara hingga ke level maksimal, singa itu mengamuk sejadi-jadinya, angin berkelebat dengan sangat kencang karena aumannya, derap kakinya menggetarkan tanah dan siap menerjang sekuat tenaga, namun Ryo tak gentar.

Aura hitam menyelubungi tubuhnya sekali lagi, Lucas bisa merasakan tekanan luar biasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Release!”

Wuss!

Aura hitam Ryo menyebar dan membentuk Anomali Dimensi miliknya, Lucas dan singa itu tak sempat bereaksi dan terjebak di dalam Anomali Dimensi.

Gerakan mereka menjadi selambat siput, bahkan kerja otak mereka juga ikut melambat di dalam area hitam itu.

Elena dan Auro terkejut melihat hal itu, baru pertama kalinya Elena melihat Anomali Dimensi seorang Rifter yang dapat melambatkan waktu sampai sepersekian puluh ribu detik. Sedangkan Ryo masih bisa bergerak bebas dan tidak terpengaruh sama sekali.

Ryo langsung melesat ke arah singa itu, tebasan demi tebasan yang tak terhitung jumlahnya, ia layangkan tanpa ampun ke arah tubuh singa itu dan diakhiri dengan satu tebasan sangat kuat membelah singa itu menjadi dua bagian.

Setelah itu, ia mendekati Lucas dengan wajah ketakutan, merebut alat yang di pegangnya dan memukul mukanya sekuat tenaga hingga terpental keluar Anomali Dimensi, terkapar dengan wajah bengkak dan rahang yang patah.

Anomali Dimensi itu menyusut ketika Ryo menyarungkan pedangnya. Darah langsung berhamburan dari tubuh singa itu, ketika aliran waktu kembali normal dan mati seketika.

Anna yang ikut terjebak di dalam Anomali Dimensi bertanya-tanya apa yang terjadi ketika melihat Ryo sudah menyelesaikan pertarungan.

Elena dan Auro yang mengamati dari jauh, kehabisan kata-kata, bocah yang baru saja terbangkitkan kurang dari sebulan yang lalu, sudah bisa menggunakan teknik Anomali Dimensi.

Ketika mereka masih keheranan dengan apa yang terjadi, Ryo berjalan limbung dan kehilangan kesadarannya hingga terkapar di tanah.

Elena langsung melompat ke punggung Auro dan menyuruhnya berlari secepat mungkin menghampiri Ryo. Ia segera memeriksa kondisi Ryo, memastikan dia baik-baik saja.

Elena bernafas lega, setelah memastikan bahwa Ryo hanya tak sadarkan diri karena kehabisan tenaga.

“Anak ini, kapan dia mempelajari teknik ini?” gumam Elena sambil meletakan kepala Ryo di pangkuannya.

“Manusia yang menarik, tak heran jika kau mau memberikan segenap hatimu untuknya,” ujar Auro sambil mengendus-endus kepala Ryo.

“Nona Elena!” panggil Anna dan Emma hampir bersamaan.

“Kalian baik-baik saja! Syukurlah, kemarilah tak perlu takut, Serigala ini adalah temanku,” jawab Elena sambil memperkenalkan Auro.

Tatapan dingin Auro membuat Anna dan Emma sedikit ragu untuk mendekat. Auro melihat luka di perut Emma, dan mendekatinya kemudian ia menghembuskan sedikit nafasnya ke arah perut Emma.

Rasa sejuk perlahan menyelimuti tubuhnya, luka di perutnya perlahan menutup beserta luka memar lainnya.

Emma sangat berterima kasih, seraya menundukan kepalanya.

“Ah! Lencananya! Kita harus mendapatkan lencananya!” Emma langsung panik ketika melihat batas waktu hambir habis.

Elena terkekeh mendengarnya. “Haha, tak perlu risau, aku sudah menyiapkan tiga lencana untuk kalian sejak awal. Ini terimalah,” ucap Elena dengan menyodorkan tiga lencana di tangannya.

Emma dan Anna ragu-ragu untuk mengambilnya karena mereka tidak melewati garis finish seperti yang ada di peraturan.

“Jangan ragu ambil saja, kalian sudah membuktikan kemampuan kalian melebihi ekspektasiku.”

Emma dan Anna merasa bangga mendengarnya langsung dari Elena.

“Satu lagi untukmu,” ucap Elena seraya menyematkan lencana Rifter White Raven, di baju Ryo.

Auro melolong sangat merdu, diikuti serigala pengikutnya. Menandakan berakhirnya eliminasi tahap akhir itu.

Hanya 903 mahasiswa yang berhasil melewati garis finish, mereka yang terbukti berkomplot dengan Lucas, langsung dinyatakan gugur.

***

Setelah perlawanan sengit menghadapi Lucas dan Singa Chimera, Ryo sekali lagi harus dirawat akibat luka dalam yang cukup serius karena terlalu memaksakan diri.

Selama di rumah sakit, Elena sesekali menjenguk Ryo dan melempar sedikit ejekan tentang betapa buruknya tubuh yang babak belur itu.

Namun, kunjungan Elena juga menghadirkan sebuah kehangatan sendiri bagi Ryo. Begitu juga dengan Elena, di sela kesibukannya dia selalu teringat dengan keadaan Ryo.

Setelah dua minggu menjalani perawatan dan pemulihan akhirnya Ryo diperbolehkan untuk keluar dari rumah sakit.

Emma langsung memeluk Ryo dengan sangat erat ketika dia tiba di mansion. Begitu juga dengan Anna, dia merasa bersalah karena tidak bisa menolong Ryo dalam pertempuran.

Kemampuannya masih setengah matang dan juga kekuatan mentalnya masih belum cukup untuk mendampingi Ryo.

Walaupun hanya melempar senyum, Elena begitu lega melihat Ryo baik-baik saja.

Ryo berpikir, "Akhirnya! Kehidupan akademi yang tenang dan damai akhirnya bisa aku wujudkan."

Namun, bukan begitu keadaannya. Masih ada berjuta rintangan yang harus Ryo lewati demi mewujudkan ketenangan dan kedamaian yang Ryo inginkan.

THE END?

THE RIFTER Jilid 1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang