48. RayVano

15.6K 540 74
                                    

Selamat Bermalam Minggu!

"Mengikhlaskan bukan perkara yang mudah, termasuk mengikhlaskan seseorang yang di cintai pergi selamanya"

-Rayana Angelina-
...

Sudah satu bulan berita kehilangan itu gempar di seluruh Indonesia. Dari tiga ratus orang,sudah dua ratus lima puluh di temukan dan dinyatakan meninggal. Otomatis lima puluh orang itu yang belum ketemu pasti memiliki peluang kecil untuk hidup.

"Ray,cepat! Lamaran kamu dua jam lagi,ayo siap-siap!"

Karena Vano tak kembali untuknya artinya tak ada alasan untuk Raya menolak perjodohan ini. Dia harus merelakan orang yang di cintai nya selamanya dan akan menikah dengan orang yang belum terlalu kenal.

"Iya ma!"

Raya memakai dress biru ini,dress yang di desain khusus dari Vano untuk Raya. Raya menangis kembali untuk kesekian kalinya. Selalu saja menangis di kecewakan,dulu selalu di kecewakan karena sebuah kebohongan tapi sekarang di kecewakan karena sebuah kehilangan.

"Kenapa takdir Raya selalu begini? Raya gak bisa bahagia dengan orang yang dicintai Raya? Kenapa? Apa Raya kurang berdo'a?"

Raya menghapus bekas air matanya dan mulai menghias wajahnya dengan make up yang tersedia di depannya.

"Mungkin ini takdir Raya,Raya gak bisa nerima ini semua tapi ini yang terbaik buat Raya"

**

Karena yang memiliki acara adalah orang- orang kaya jadi acara di lakukan di vila milik keluarga Dhimas. Raya hanya mengundang sahabat nya dan teman putih abu-abunya. Sedangkan undangan lain terdiri dari teman bisnis keluarga Dhimas sekaligus teman-teman Dhimas.

"Raya kesana dulu ya,lagian masih setengah jam acaranya" Pamit Raya untuk menghampiri sahabat nya.

"Iya sayang" Jawab Aya. Ibunda Dhimas.

Raya tersenyum. Dia melangkah anggun bahkan banyak pasang mata terpesona karena kecantikan Raya.

"Masih gak ada kabar?" Tanya Raya pertama kali dengan nada yang lelah. Bukan lelah karena kecapekan,tapi lelah karena takdir begitu jahat padanya.

"Belum Ray. Dan pihak berwajib sudah angkat tangan atas kasus ini,secara udah sebulan mereka gak bisa di temukan. Otomatis peluang untuk hidup cuma sedikit,bahkan gak ada" Jawab pelan dan hati-hati dari Angga.

Raya kembali menangis. Raya bukan lemah tapi keadaan yang membuat dirinya rapuh. Mengapa takdir tak pernah berbaik hati padanya?

"Jadi Vano dan keluarga dinyatakan meninggal?" Tanya Raya pelan.

Tak ada yang berani menjawab bahkan menoleh ke arah mata Raya. Mereka tak kuasa melihat Raya yang rapuh ini, bahkan lebih rapuh dari kejadian lima tahun lalu.

"Jawab aja,gue udah biasa kok di kecewakan oleh takdir"

"Iya Ray. Kemarin keluarga besar Vano juga udah putus asa dan memberhentikan pencarian atas Vano dan orang tuanya. Gak hanya itu, mereka udah ikhlas merelakan semuanya" Timpal Tyo.

"Keluarga udah memberhentikan pencarian? Artinya gak ada harapan Vano untuk ketemu kan?" Tanya ulang Raya yang belum ikhlas penuh.

"Sabar Ray. Ini takdir,ini yang terbaik buat kita semua"

"Dan sekarang di mata lo udah ada masa depan. Dulu gue marah kalo kalian gak jadi duduk di pelaminan,tapi karena takdir ini gue rela kok lo sama yang lain" Ucap Afif tersenyum.

RayVano (End)Where stories live. Discover now