Ekstra Part

18K 654 39
                                    

"Terimakasih masa lalu karena mu aku menemukan masa depan yang indah. Karena mu aku tau apa yang harus aku perbaiki ke depannya!"

-Bertha Herdiana-

...

Villa Dirgantara. Satu tempat megah nan indah itu menampung ribuan orang. Jika ditanya muat atau tidak? Tentu muat. Lahannya begitu luas demikian dengan udara asli yang sangat segar.

Papan ucapan selamat atas pernikahan Raya dan Vano begitu banyak dan mengisi halaman depan villa. Dimulai dari cabang perusahaan ayah Vano dan keluarga besarnya. Usaha kecil bunda Vano begitupun dari mama Raya. Tak lupa ucapan dari teman papa Raya dan teman- teman di Jepang lainnya.

"Gue tau kalian pada sukses,tapi gak gini juga undangan nya kali"

"Kan teman gue banyak di luar" Sahut Vano sombong.

"Iya bener"

Teman-teman Vano dari maskapai dulu banyak yang hadir dan rela pergi ke Indonesia. Demikian Raya teman-teman kuliahnya pun juga turut hadir.

"Pesen gue sih namanya nikah banyak masalah, kalo lagi ada masalah bayangin kejadian hari ini. Banyak orang seneng dengan nikahan kalian,mereka mengorbankan waktunya hanya untuk datang di acara ini."

"Intinya saling percaya aja apalagi kalian sama-sama kerja. Buang egois kalian dan jangan sampai kejadian enam tahun lalu terulang lagi!" Pesan Aldi begitu mendalam.

"Kami udah rasain berantem dua bulan Ray, rasanya gak enak. Jadi,saran gue kalo ada masalah di bicarakan jangan saling pendem!" Sahut Elsa di samping Aldi.

"Nah,denger tuh nasehat penganten lama"

"Intinya bahagia buat kalian, syukurnya ya cerita cinta kalian happy ending"

**

Acara sudah selesai setengah jam lalu. Karena di samping villa terdapat penginapan milik keluarga besar Vano akhirnya para keluarga dan kerabat jauh tidur di tempat itu. Tapi beda dengan penganten baru.

"Kalian yakin pada balik ke rumah?" Tanya Lisa tak yakin. Pasalnya hampir pukul satu malam dan Vano ingin pulang ke rumah nya.

"Iya nak,mending nginep disini dulu aja!" Saran Dita.

"Aku bakal bawa mobil hati-hati kok bun,ma. Doain aja ya!"

"Biarin bun,mereka kan mau malam pertama" Celutuk ayah Vano tanpa filter.

"Iya sih malam pertama,tapi gak harus korbanin nyawa juga dong" Ucap Lisa yang belum setuju.

"Iya Van,mending kita disini aja dulu. Kasian semuanya yang khawatir sama kita,lagian ini udah malem" Ucap Raya lembut sambil mengelus tangan Vano.

Mendengar perkataan Raya yang sangat pelan bahkan lembut membuat Vano tersenyum. Akhirnya dia mengalah dan tidur di kamar yang sudah di siapkan.

Hingga mereka sampai di kamar khas pengantin, bunga-bunga bertaburan di ranjang di ikuti aroma yang wangi.

"Van,kamu mandi dulu gih" Suruh Raya karena dia masih menghapus make up nya.

Mereka sudah mandi hanya saja karena lelah berdiri berjam-jam membuat keringat basah di tubuh mereka.

"Iya,siapin baju ya!"

Raya hanya mengangguk. Sebelumnya pernikahan dia sudah diberi wejangan habis- habisan oleh mama dan mertuanya. Tak lupa dia membeli buku-buku pernikahan dan mendengarkan cerita orang yang sudah menikah.

RayVano (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang