22 : Taeyong sakit

14.5K 2.8K 615
                                    

***

Mark mengetuk pintu kamar Taeyong. Tangan kirinya membawa nampan berisi bubur dan air putih, beserta obat pereda demam milik Taeyong.

Iya, Taeyong sakit-setelah ia kehujanan kemarin.

Mark yang sedang menonton televisi kemarin terkejut, mendapati Taeyong yang memberingsut kedinginan di punggung Hanbin.

Ditambah, Taeyong kemarin tertidur dan mengigau dalam gendongan Hanbin, dengan wajah yang memerah seperti orang yang habis menangis.

Setelah mengganti baju dan menidurkan Taeyong di kamarnya, Hanbin bercerita pada Mark, bahwa Taeyong seperti itu karena Jaehyun.

Hanbin tidak tau pasti Taeyong diapakan oleh lelaki berkulit pucat itu sampai si mungil mengigau dan menangis dalam tidurnya.

Mark jadi curiga, kalau hubungan Jaehyun dan Taeyong sedang tidak baik-baik saja.

"Hyung, kau masih tidur?"

Mark kemudian membuka pintu kamar si mungil, mengintip dari celah dan mendapati tubuh Taeyong masih bergulung di bawah selimut tebalnya.

Mark menggeleng pelan, majikannya sungguh merepotkan.

Ia berjalan menghampiri Taeyong, duduk di pinggiran ranjang lantas meletakkan nampan itu di buffet dekat ranjang si mungil.

Tangan Mark kemudian terjulur, membuka separuh selimut yang menutupi seluruh wajah Taeyong, membukanya sampai batas dada, menampilkan si mungil yang membuka matanya dengan tangan yang memeluk Alberto.

"Hyung tidak tidur tapi tidak menjawab pertanyaanku yang sedari tadi mengetuk pintu." Ucap Mark.

Mata Taeyong mengerjap lucu, ia kemudian mengubah posisinya, berbaring miring menghadap Mark, membawa Alberto ke pelukannya.

"Aku malas menjawab. Aku kan sakit." Jawab si mungil dengan kelopak sayu yang nampak menggemaskan.

"Kau hanya demam hyung, bukan sariawan, setidaknya jawab pertanyaanku tadi." Mark kemudian mengambil mangkuk berisi bubur, "mau ku suapi?"

Taeyong menggeleng. "Tidak mau, aku tidak nafsu makan."

"Hyung, bagaimana kau bisa sembuh jika kau sulit untuk makan?"

"Aku tidak lapar, aku mau tidur saja." Si mungil menarik selimut dan menenggelamkan wajahnya.

Mark yang sudah lelah menghadapi tingkah kekanakan Taeyong segera merampas selimut itu, membuat si mungil merasa kosong.

"Ada apa denganmu dan Jaehyun hyung?"

Taeyong tak menjawab. Ia malah menautkan kedua jari telunjuknya dengan bibir yang melengkung.

"Apa kalian bertengkar? Apa hubungan kalian tidak baik-baik saja?"

"Hubungan?" Taeyong merasa aneh, "kami tidak terikat, bagaimana bisa kau menyebutku dan Jaehyun tengah berhubungan?"

Mark menghela nafas kasar, "lalu kenapa? Apa kalian bertengkar bahkan sebelum kalian memulai sebuah hubungan?"

Taeyong memandang ke bawah. Hari-harinya terasa berat. Jaehyun yang begitu ia damba-dambakan, begitu dingin padanya.

Taeyong juga tidak tahu apa penyebab Jaehyun bisa sampai marah kepadanya kemarin.Taeyong juga terbawa emosi, hingga ia ikutan membentak Jaehyun dan mengatainya brengsek.

Ah, tidak tau lah. Pusing. Intinya Taeyong masih tidak bisa memaafkan Jaehyun. Lelaki itu sudah berjanji untuk tidak membentaknya tapi Jaehyun masih saja mengulanginya lagi. Taeyong benci orang yang ingkar.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang