25 : Jangan sok tau

12.3K 2.7K 850
                                    

🔞

***

Mark meremat kaleng soda ditangannya, membuat benda itu berubah wujud menjadi cekung ke dalam.

Geraham si bocah menggertak keras, bersamaan dengan matanya yang menatap jam dinding di hadapannya.

"Bajingan." Monolog Mark, mengingat satu orang yang sejak tadi ada di dalam pikirannya

Menyadari bahwa Jeno telah mengingkari janjinya untuk membawa Taeyong pulang tepat waktu.

***

"Jae, tadi gembel itu ayahmu?"

Kun bertanya ingin tau. Pasalnya,sejak tadi ia hanya bisa melihat kedua adam itu berbicara dari dalam mini marketnya, tak bisa mendengar apa yang mereka bahas.

Segera saja, setelah Yunho pergi Kun berlari keluar mini market, menghampiri Jaehyun yang wajahnya terlihat sangat sumringah, beda seperti biasanya.

Jaehyun sudah menceritakan pada Kun, bahwa pria yang dikatai gembel olehnya adalah ayah Jaehyun. Mendengarnya, Kun terkejut. Jaehyun tak pernah menceritakan apapun tentang keluarganya pada siapapun, dan tiba-tiba saja ayah Jaehyun datang menemuinya di mini market milik Kun.

"Ya hyung."

"Wah.. dia pasti mudanya dulu tampan ya." Kun mengagumi tubuh kekar Yunho yang berjalan menjauh dari area mini market.

Jaehyun terkekeh, "tak heran jika anaknya dilahirkan tampan."

Kun melirik bingung Jaehyun yang berdiri di sampingnya. Tak biasanya bukan Jaehyun berjokes seperti ini. Bergidik ngeri, ia memilih masuk kembali ke tokonya, menjaga meja kasir kemudian.

Menyisahkan Jaehyun yang menendang kerikil kecil di bawah kakinya.

Seharusnya Jaehyun sudah merasa tenang bukan?

Ya, seharusnya begitu.

Si lelaki berkulit pucat kemudian memegang dadanya. Masih berdentum kencang, dan perasaan aneh yang menerpa. Senyum seketika sirnah, berganti dengan ekspresi yang tak bisa di artikan.

Merasa aneh dengan diri sendiri?

Taeyong..

Jaehyun menggelengkan keplanya cepat, berusaha melupakan bayang-bayang si mungil. Ia tidak fokus akhir-akhir ini memang karena Jaehyun terlalu memikirkan Taeyong, ya! Jaehyun mengakui itu.

Jaehyun berfikir tentang haruskah ia minta maaf, atau tidak. Haruskah ia menceritakan semuanya, atau tidak.

Semuanya begitu cepat terjadi, tanpa direncakan, dan tanpa diketahui akhirnya. Jaehyun bahkan tidak tau kalau ayahnya akan menemuinya lagi setelah sepuluh tahun lamanya, memohon permintaan maaf pada Jaehyun, dan memberikan salam perpisahan pada sang anak sebelum menyerahkan dirinya ke polisi.

Argh, Jaehyun bimbang. Ia antara tenang dan tidak tenang.

Aku harus minta maaf pada Taeyong.

Gumaman itu terngiang di hati seorang Jung Jaehyun. Tak seharusnya si mungil mendapat imbas atas apa yang ia alami.

Aku terlalu egois.

Bahkan Taeyong tak tahu kenapa Jaehyun tiba-tiba saja marah padanya, dan Jaehyun menyikapi seolah si mungil-lah seseorang yang patut dijauhi Jaehyun saat ia sedang terpuruk.

Jaehyun memantapkan diri, mengambil nafas dalam, merasa perang dalam dirinya tlah usai. Ia tak lagi bimbang, karena jawabannya sudah tertera jelas; ia harus meminta maaf pada Taeyong-nya.

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang