TakSama/08

258 51 5
                                    

Maaf jika banyak typo🍎



×××



Mengela nafas, gadis yang sedang menatap pantulan dirinya di cermin itu tampak lesu. Bagaimana tidak? Lihatlah, sudut bibirnya terdapat bekas luka.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sang kakak yang juga bernasib sama dengannya. Bedanya, kakaknya itu lebam pada pipi kirinya.

"Kak," SinB menghampiri Minhyun dan menatap nanar wajah laki-laki itu.

"Masih sakit?" Tanyanya.

Minhyun tersenyum, kemudian mengacak pelan rambut adiknya itu. "Kamu nanya gitu, sementara kamu nggak liat diri kamu sendiri?"

Tangan Minhyun turun dan ibu jarinya menyentuh sudut bibir kanan adiknya.

"Sshh..." SinB menyingkirkan tangan kakaknya.

"Sakit sendiri kan?" Ujar Minhyun.

SinB justru tersenyum. "Impas ya kak, kakak di kiri, aku dikanan" ujarnya.

Bukannya memikirkan kejadian kenama mereka bisa mendapatkan luka itu, mereka malah terkekeh bersama.

"Udah ah, kalo udah siap ayo. Ntar telat lagi," ujar Minhyun.

"Bentar! Ambil tas dulu," ujar gadis itu dan dengan cepat mengambil tasnya yang berada di kursi belajarnya.

Dengan senyum mengembang, kedua kakak beradik itu keluar dari rumah dan menuju ke tempat tujuan mereka.

Sepanjang perjalanan, keduanya asik bersenandung untuk melupakan kejadian itu. Mereka bukan sosok yang lemah, hanya saja mereka terlalu lelah untuk mengurusinya.

"Baik-baik ya, jangan lupa beli sarapan dulu" ujar Minhyun.

SinB mengangguk cepat dan tersenyum. "Siap bos!" Ujarnya.

"Kakak hati-hati ya, jangan lupa makan juga," ujarnya dan diangguki Minhyun.

Gadis Hwang itu turun, melambaikan tangannya ketika mobil sang kakak sudah mulai menjauh, setelah itu ia memasuki sekolah dengan tersenyum.

Meskipun bibirnya terluka, tapi tidak ada salahnya kan jika ia tersenyum? Begitulah pikir SinB.

"Eunbi!" Panggil seorang laki-laki mendekati SinB.

"Bibir kamu kenapa?" Tanyanya.

Jujur, SinB tak mengenal lelaki ini. Tetapi jika ia baik, maka SinB akan berbuat baik juga.

"Gapapa kok," ujarnya tersenyum.

Sedetik kemudian, banyak laki-laki yang mengerumuninya.

"Kamu gapapa kan?"
"Siapa yang udah bikin kamu kayak gini?"
"Kenapa bisa sampai kayak gitu?"

"Masih bisa latihan dance kan?"
"Kamu masih bisa buat tampil diacara sekolah nanti kan?"

Dan masih banyak pertanyaan lagi. SinB memutar bola matanya malas.

"Stop! Aku gapapa dan kalian tolong minggir! Ganggu jalan tau!" Ujarnya kesal.

Akhirnya, para lelaki itu pun minggir dan membuat SinB bisa bernafas lega. Bahkan senyumnya mengembang kala melihat dua orang berjalan didekatnya.

"Kak Jungkook!" Ujarnya lantang dan membuat Minghao yang berada disamping Jungkook itu berhenti.

Minghao menepuk pundak Jungkook dan mengkode agar menatap kearah SinB yang sedang menghampirinya.

"Selamat pagi..." sapa gadis itu.

"Pagi juga Sin," balas Minghao, sedangkan Jungkook hanya tersenyum tipis.

"Kak Jungkook, nanti istirahat pertama makan bareng yuk! Sama kak Minghao juga," ujar SinB menatap Jungkook dan Minghao secara bergantian.

"Oke Sin," ujar Minghao tanpa persetujuan Jungkook.

Tersenyum lebar, SinB merasa senang dengan tanggapan Minghao.

Bel maduk pun berbunyi. Ketiganya harus menuju kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran.



×××


Selama pelajaran berlangsung, SinB tak bisa berkonsentrasi. Selain karena perutnya yang lapar, ia juga memikirkan Jungkook. Bagaimana bisa laki-laki tuna rungu itu mengikuti pelajaran? Apakah kesulitan atau tidak? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya bermunculan dibenaknya.

Tak lama, bel istirahat berbunyi dan membuat senyum SinB mengembang. Ia langsung membereskan buku-bukunya bahkan sebelum guru mengakhiri pelajarannya.

"Maaf bu, kebelet" ujar SinB yang langsung berlari saat guru batu saja berbicara.

Umji tak habis pikir dengan temannya yang satu itu. "Dasar bucin!" Gumamnya kesal.

Disisi lain, Minghao sedang menarik Jungkook menuju kantin. Ia tentu tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. SinB gadis yang menyenangkan, selain itu juga cukup populer. Makanya, Minghao dengan semangat membujuk Jungkook untuk hal ini.

"Kak Jungkook! Kak Minghao!" Teriak SinB melambaikan tangannya.

Minghao dengan langkah cepat menarik Jungkook agar mendekati SinB.

"Hai Sin," ujar Minghao.

SinB tersenyum, ia menarik tangan Jungkook untuk mencari tempat duduk. Sedangkan Minghao hanya menggeleng pelan. Tampaknya, ada segitiga pengagum diantara mereka.

Minghao yang mengagumi SinB, sementara gadis itu malah mendekati Jungkook yang tak terlalu meresponnya.

Minghao hanya berharap, semoga SinB tak sama dengan perempuan yang hanya memanfaatkan Jungkook.




































T. B. C.
Jangan lupa vote🍎
Komen juga kalo boleh:v😉

TakSama/endDonde viven las historias. Descúbrelo ahora