Bagian 02 | Antagonis

2K 273 8
                                    

Merugikan diri sendiri karena bodoh adalah kejahatan terburuk

Eva tidak yakin kapan tepatnya kebiasaannya itu bermula. Eva tidak akan bisa tidur tanpa meminum minuman beralkohol, tentu tidak sampai membuatnya mabuk, meski hanya segetuk wine itu sudah cukup. Di situasi tertentu Eva bahkan terpaksa harus meminum obat hanya agar bisa tidur.

Eva tahu ini sudah pagi, tapi ia masih ingin tidur lebih lama lagi ketika Lala mengguncang-guncang tubuhnya dengan brutal. “Apa sih, La?!” Bentak Eva marah.

“Gawat, Mbak, Gawat!”

“Apanya yang gawat?”

“Mbak lihat sendiri ini.” Lala menghadapkan layar ponsel tepat di depan wajah Eva, Eva menyipitkan mata berusaha memfokuskan pengelihatannya pada layar ponsel yang menampilkan laman sebuah akun Facebook.

Kesombongan sang Aktris Terbaik.

Mohon izin berbagi pengalaman. Jadi kemarin saya dapat orderan kirim rangkaiam bunga, sewaktu tahu penerimanya ternyata artis terkenal yang baru saja menang piala, saya senang bukan main. Wah, semoga bisa bertrmu langsung dengan orangnya. Mau minta foto karena kata orang-orang dia sangat baik.

Sampai di rumahnya, doa saya terkabul karena dia sendiri yang membuka gerbang. Awalnya dia terima, tapi saat lihat siapa pengirimnya tiba-tiba dia bilang salah alamat dan saya disuruh bawa kembali bunganya.  Saya bilang, mohon maaf ya, saya cuma dibayar untuk mengantar. Kalau saya harus bawa balik ke toko bunga, saya tekor bensin. Mungkin karena kesal atau tempramennya yang buruk, dia memberi saya ongkos tapi terlihat tidak ikhlas karena uangnya dilemparkan begitu saja.

Akhirnya saya kembali lagi ke toko bunganya, saya ceritakan apa yang terjadi. Si Neng yang kirim bunga terlihat kecewa, kasihan sekali lihatnya. Usut punya usut ternyata si Neng ini masih keluarganya si aktris terbaik ini. Tidak ada yang menyangka kan dia bisa setega itu? Kalau keluarga sendiri diperlakukan seperti itu, tidak heran dia memperlakukan saya begitu.

Postingan ini tidak memiliki maksud apa-apa, intinya cuma mau mengingatkan kalau apa yang ada di layar kaca tidak sama dengan dunia nyata. Jangan mudah memuja-muja seseorang hanya karena di tersenyum di depan kamera, kalian tidak pernah tahu dia aslinya seperti apa.

“Siapa yang melakukannya?" Tanya Eva yang masih bisa tenang. Unggahan itu memang tidak menyebut langsung namanya, tapi siapapun yang membaca akan bisa menebaknya.

"Sepertinya kurir bunga yang Mbak beri uang sejuta kemarin." Jawab Lala. “Di kolom komentar sudah ramai menyebut kalau sang aktris terbaik  ini Mbak Ev. Lihat itu, itu--"

"Aku bisa baca sendiri, La." Eva berdecak kesal, tangan Lala menunjuk-nunjuk layar hingga menganggu pandangannya.

Seketika Lala memasang mode patung. Eva selesai membaca ulang unggahan itu kedua kalinya. “Mbak Prita sudah tahu?”

Lala menganggukkan kepala. “Sudah, dia sedang lacak orang ini. Karena ponsel Mbak Ev mati jadi aku disuruh buru-buru membangunkan Mbak Ev."

“Telepon Mbak Prita sekarang.”

“Eh? Mbak Ev mau buat klarifikasi?”

“Bilang ke Mbak Prita, kalau sudah ketemu orangnya, aku mau dia dibawa langsung ketemu aku."

Eva sangat ingat lelaki paruh baya yang mengantar bunga kiriman Erina, tidak mungkin dia bisa menulis sebuah status dengan penulisan begitu rapi dan runtut. Eva bisa merasakan seberapa keras kurir itu bekerja dari gurat letih di wajahnya dan sorot mata kuyu. Tipe orang yang hanya memikirkan bagaimana hari ini pulang membawa uang, Eva tidak yakin kurir itu masih sempat berpikir untuk 'curhat' di sosial media. Karena itu Eva tidak ragu memberinya ongkos dalam jumlah banyak.

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriWhere stories live. Discover now