Bagian 03 | Penjahat yang Mengaku Jahat

1.8K 266 13
                                    

Jangan menuntut orang lain menutup mulut. Jika tidak mau dengar, tutup sendiri telingamu.

Eva memandangi rumah kosong tak berpenghuni dari dalam mobil. Bangunan rumah satu lantai itu memiliki halaman depan cukup luas yang ditutupi rumput hijau terawat. Eva masih ingat dulu ada pohon mangga besar di sisi kanan. Papanya mengikat ayunan yang dibuat dari ban truk bekas di satu dahan terkokoh. Sayang pohon itu sudah ditebang oleh penghuni sebelumnya.

Rumah ini sudah tidak ditinggali lagi selama enam tahun. Ketika akhirnya Eva bisa mengumpulkan banyak uang, rumah ini adalah rumah pertama yang dibelinya meski tidak pernah ditempati hingga kini. Dulu dan sejak awal rumah ini adalah rumah keluarganya yang terpaksa dijual ke orang lain, Eva bahkan menyanggupi siap memberi berapa pun asal rumah ini kembali jadi miliknya.

Dari sekian banyak hal yang sudah berubah, rumah ini satu-satunya yang masih sama bahkan setelah sekian lama. Setiap kali melihatnya, Eva merindukan masa kecilnya.

Kaca jendela mobil Eva diketuk dari luar, Eva mengerejap mata terbangun dari kenangan. Eva tersenyum tipis, melepaskan kaca mata hitamnya dan keluar.

"Belakangan kamu sering datang." Ujar Pak Umar, orang yang dipercaya Eva merawat rumah ini. Pak Umar tinggal berdua dengan istrinya tepat di sebelah rumah. Eva yang membelikan rumah itu agar Pak Umar bisa lebih mudah mengawasi rumahnya, daripada tinggal di kontrakan yang jauh. Dulunya Papa pernah membantu Pak Umar bisa bekerja sebagai petugas keamanan di kantor tempat Papa bekerja, siapa sangka perbuatan sederhana itu masih diingat Pak Umar sebagai hutang budi hingga kini.

"Harusnya semua baik-baik saja, kan? Bapak lihat kamu baru dapat penghargaan lagi."

Eva sedikit menyandarkan punggungnya di badan mobil, pandangannya tetap tertuju ke rumahnya. "Ya, seharusnya memang begitu. Tapi ada saja orang yang nggak suka melihat aku baik-baik saja."

"Ada masalah?" Tanya Pak Umar khawatir.

"Bukan masalah besar, kok." Eva mengulas senyum menenangkan.

"Syukurlah kalau begitu." Pak Umar tersenyum kecil. "Waktu hujan kemarin banyak genteng yang ternyata bocor, sampai airnya masuk ke rumah. Rencananya besok Bapak akan ke toko material buat beli genteng, itu gentengnya sudah lapuk, jadi lebih baik diganti semua."

Eva mengangguk-angguk. "Aku hari ini nggak bawa uang cash, nanti aku suruh Lala buat antar ke sini."

"Nggak usah, Va. Uang yang kamu beri buat cat rumah terakhir kali masih cukup buat beli material sama bayar tukangnya."

"Kalau begitu pakai uangnya untuk membelikan tukangnya kopi sama gorengan."

Pak Umar menghela nafas berat, ia mendongak menatap Eva yang lebih tinggi darinya dengan tatapan bangga. "Kamu orang yang baik, Va."

Eva tersenyum miris. "Aku cuma baik ke Pak Umar sama Ibu, tapi menjahati banyak orang."

"Mana mungkin." Pak Umar tidak menganggap serius. "Yang menjadikan seseorang jahat atau baik, bukan karena dia merasa sudah melakukan kejahatan atau kebaikan. Orang lain yang menilai. Biasanya Va, orang jahat tidak pernah mengaku dirinya jahat." Ucap Pak Umar sangat menyentuh hingga Eva merasa malu mendengarnya.

"Dari uang yang kamu berikan setiap bulan untuk menjaga rumah kamu, Bapak bahkan sudah tidak perlu kerja lagi." Lanjut Pak Umar.

"Aku kan sudah bilang, Pak Umar aku kontrak eksklusif untuk menjaga rumah ini saja. Jadi sudah pasti saya wajib memberi honor lebih." Canda Eva, Pak Umar menanggapi dengan kekehan kecil.

***

"Info terpanas datang dari Evaria Dona yang belum lama ini memenangkan penghargaan aktris terbaik dari salah satu ajang penghargaan bergengsi. Setelah mendapat sanjungan tertinggi, kini dia sedang diuji. Masih hangat curhatan seorang kurir di media sosial mengenai aktris terbaik yang disebut-sebut adalah Evaria Dona itu bersikap kasar padanya dan menolak kiriman bunga dari keluarganya, kini muncul berita baru. Seorang jurnalis melaporkan Evaria ke kepolisian atas dugaan penganiayaan terhadapnya. Di depan awak media, jurnalis berinisial MAP itu menunjukkan bukti berupa foto luka yang dialaminya, serta hasil visum dari rumah sakit. MAP menyebut, kasus ini masih terkait dengan curahatan kurir-"

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriOnde as histórias ganham vida. Descobre agora