Bagian 35 | Pelukan Terbaik

2.7K 352 33
                                    

Mengais untung yang tersisa dari serangkaian buntung yang menimpa
Seperti; untung ada  mereka

Eva tiba lebih dulu di sebuah ruangan privat sebuah restoran. Yessika Emma masuk dengan tenang dan duduk di depan Eva.

Tidak ada yang memulai bicara sampai Eva mengakhiri kebisuan itu. “Maaf seharusnya saya yang minta ketemu Mbak Yessi lebih dulu. Saya tahu Mas Rizal membantahnya, tapi yang saya akui itu memang benar. Saya tidak pernah bermaksud merusak rumah tangga Mbak Yessi dan Mas Rizal, itu semua karena keserakahan saya. Saya menginginkan jalan pintas yang Mas Rizal tawarkan. Saya sangat malu berhadapan dengan Mbak sekarang.”

“Saat suamiku menjanjikan kamu bisa bermain di filmnya dengan imbalan mau jadi selingkuhannya, aku penasaran apa kamu tidak memikirkan bagaimana perasaan istri dan anaknya di rumah?” Yessika menjawab dengan melempar pertanyaan serupa tamparan.

Kepala Eva kian menunduk. “Saat itu yang saya pikirkan hanya diri sendiri,” akunya.

“Lalu bagaimana puluhan artis yang juga berjuang untuk peran itu?” Eva terlalu malu menjawab dan hanya membiasu. “Aku tidak mengenalmu, tapi aku juga pernah ada di posisi sebagai pendatang baru yang kesulitan merangkak ke atas. Saat itu kamu pasti berpikir suamiku adalah malaikat yang membawa kamu langsung terbang, kamu tidak melihat ke bawah lagi, kalau di sana ada lebih banyak orang barangkali lebih menderita daripada kamu.

"Aku tidak akan memaafkan kamu kalau alasanmu melakukan itu karena malas berjuang, itu sangat egois, Evaria. Bukan Cuma kamu yang ingin sukses, dan keinginanmu sama pentingnya dengan keinginan orang lain. Kalau semua orang hidup meniru caramu, hidup dengan binatang akan lebih baik karena meski tidak punya akal mereka masih punya nurani.

“Iya, hidup memang harus realistis, hanya karena mungkin kamu melihat banyak ketidakadilan, bukan berarti bersikap curang itu wajar dan benar. Tidak, perbuatanmu adalah kejahatan.”

Semua yang dikatakan Yessika benar. “Saya... benar-benar menyesal.”

“Kalau ini tidak terbongkar, apa kamu masih akan menyesal?”

Eva benar-benar memikirkan jawabannya. Ia mengambil beberapa saat untuk diam, bertanya pada diri sendiri, apakah selama ini kamu menyesal, Evaria?

Eva hanya menyesali Rizal berbuat licik sehingga Eva tak bisa berkutik, Eva hanya menyesali adanya foto-foto laknat itu sehingga ia mau saja dipermainkan Rizal, Eva berjuang keras agar foto itu tidak terungkap. Tapi, Eva selalu mengelak bahwa menerima tawaran Rizal adalah perbuatan salah. Sepertinya Eva memang tidak lebih baik dari binatang.

“Aku yakin, kalau seseorang tidak iseng menelepon polisi, sampai hari ini pun kamu masih akan mengangkat dagu seolah kamu memang pantas ada di tempat itu.”

Yessika terus memandangi Eva dengan tajam, sebelum meletakkan sebuah ponsel di tengah meja. “Rizal mengira ponselnya hilang, tapi aku yang sengaja menyembunyikannya sudah sekitar lima tahun lalu. Di dalam handphone itu ada foto-fotomu, kamu bisa menghapusnya sendiri.”

Eva menatap Yessika dengan terkejut.

“Aku sudah tahu hubungan kalian sejak lima tahun lalu. Saat aku melihat foto ini, aku selalu mengawasi kalian dan aku percaya kalian sudah tidak berhubungan lagi. Sehingga aku mencoba pura-pura tidak tahu dan menganggap foto-foto ini tidak pernah ada demi anak-anak kami,” ungkap Yessika. “Aku juga sudah mendengar isi rekaman yang dikirimkan oleh asistenmu itu, kemudian aku tahu, oh jadi karena ini kalian berhenti berhubungan. Bukan karena kalian sama-sama sadar.

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriWhere stories live. Discover now