Keenam

8.2K 574 25
                                    

Gavin melangkahkan kakinya pelan, menuju lapangan utama lalu segera berlari kecil. Ia merutuki kebodohannya sendiri yang selalu melewatkan sarapan pagi.

Lihatlah baru beberapa putaran tubuh Gavin mulai lemah dan keringatnya bercucuran sangat deras. Gavin berhenti sejenak untuk mengambil nafasnya yang terengah hebat.

Namun, tiba-tiba sebuat bola kertas mendarat di kepalanya, Ia menengok sekeliling dan netranya terpaku pada sorot tajam saudara kembarnya yang menatap Gavin dari balik jendela dengan tersenyum sinis.

Gavin menghela nafas lagi lalu mengambil bola kertas itu. Matanya terbelalak kaget, namun cepat cepat Gavin menyembunyikan keterkejutannya. Disana tertulis tugas yang susah payah Gavin kerjakan dan secara cuma cuma Gavin serahkan untuk Kavin, tak berarti apa-apa.

Gavin menatap Kavin lagi, disana terlihat Kavin yang terkekeh sinis lalu memperlihatkan kertas yang Gavin yakini adalah jawaban tugas Kavin. Ahhhh Gavin lupa kalau kembarannya itu mempunyai otak yang cerdas, tidak seperti Gavin.

Gavin menggelengkan kepalanya lalu segera menyelesaikan hukumannya itu. Menghalau rasa sakit di kepala serta perutnya. Kemudian Gavin melangkahkan kakinya ke UKS, daripada ke kelas lalu menimbulkan keributan lagi, lebih baik Gavin ke UKS.

***

Andre menatap bangku kosong disampingnya, ia diselimuti rasa khawatir dan juga bersalah kepada Gavin. Ingin sekali Andre menghampiri Gavin lalu meminta maaf. Namun, rasa kesalnya masih ada saat ia diganggu tidurnya oleh Gavin.

Andre menghela nafas pelan, bagaimanapun Gavin adalah sahabatnya. Andre yakin Gavin belum sarapan pagi ini, dan lagi lagi Andre berdecak pelan merutuki kebodohan sahabatnya itu.

"Permisi, saya ijin ke toilet sebentar"Ucap Andre sembari mengangkat tangan, Guru bahasa indonesia itupun mengangguk.

Andre lalu berjalan menuju ke lapangan utama. Namun ditengah jalab Andre melihat Gavin sedang membaca secarik kertas lusuh, Andre lalu memicingkan matanya, ia melihat ke lantai dua, dan disana terdapat kembaran Gavin sedang menatap Gavin dengan senyum iblisnya.

Andre berusaha mencerna apa yang menimpa Gavin hari ini. Dan sekarang, Andre mengerti kenapa Gavin tidak mengerjakan tugasnya. Itu karena Gavin memberikan jawaban tugasnya kepada Kavin, kembarannya.

"Lo bodoh Vin, bener-bener bodoh"decak Andre pelan.

Kemudian, Andre memilih melangkahkan kakinya menuju UKS. Andre harap setelah Gavin menyelesaikan hukumannya, Gavin menuju ke UKS. Agar Andre bisa meminta maaf dan meminta penjelasan apa yang sebenarnya terjadi dengan Gavin hari ini.

*****

Kavin tersenyum sinis melihat wajah pucat kembarannya. Banginya, melihat wajah pucat Gavin adalah kebiasaan yang harus ia lihat setiap hari, setiap pagi, bahkan setiap saat.

Kavin tau, Gavin adalah perusak kebahagiannya, mulai dari kasih sayang bundanya, kasih sayang kakaknua, lalu kasih sayang nenek dan kakeknya. Beruntung ayahnya selalu memihak kepada Kavin daripada Gavin.

Kavin tersenyum miris lalu menerawang kejadian beberapa tahun lalu, saat ia, ayah, bunda, dan kakaknya pergi menuju ke perlombaan Gavin. Di perjalanan, mobil mereka mengalami kecelakaan dan berhasil merenggut nyawa Kakak serta bundanya.

Sementara ia dan ayahnya hanya mengalami beberapa luka ringan. Namun, beberapa bulan kemudian saat Kavin memeriksakan dirinya ke dokter, Kavin mengalami patah tulang dibagian lengan tangannya yang mengakibatkan ia harus mengubur dalam mimpinya menjadi pemain basket yang profesional.

GAVINWhere stories live. Discover now