Kesembilan

7.2K 534 14
                                    

Netra itu mulai membuka, lalu menatap sekeliling ruangan yang asing baginya. Ruangan yang didominasi oleh cat warna putih dan alat medis yang menempel dibeberapa sudut ruangan. Gavin meringis pelan, kepala dan dadanya masih sakit. Gavin menatap ke atas ruangan. Mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya.

Cklekk

Pintu ruangan terbuka, seorang pria berpakaian khas dokter tersenyum, Gavin menoleh sejenak untuk memastikan siapa yang datang.

"Sudah merasa baikan Gavin?"Tanya dokter Zeus

"Lumayan om"jawab Gavin singkat

"Kamu tidak ingin tau siapa yang membawamu kesini?"tanya dokter Zeus lagi.

"Ehmm, entahlahh.. Aku rasa itu Kavin"jawab Gavin

"Siapa Kavin?"

"Saudara kembarku Om " ucap Gavin

"yayaya, sudah pasti kau bisa memastikannya karena kau dan Kavin punya ikatan batin yang kuat" kata dokter Zeus.

"Om.. "

"hm?"

"Kavin sudah tau penyakitku belum?" Tanya Gavin.

Dokter Zeus diam sejenak, ia lalu duduk di bangku sebelah bangkar yang sudah disiapkan. Dokter Zeus tersenyum lalu mengusap surai hitam milik Gavin.

"Jangan khawatir, om akan menjaga rahasia kamu"kata Dokter Zeus

"karena kamu adalah titipan dari orang yang sangat aku sayangi" lanjut dokter Zeus membatin.

****

Kavin tengah melamun di balkon, matanya menatap lurus kedepan, pikirannya melayang ketika ia melihat Gavin tebaring bersimbah darah dengan beberapa kaca yang tertancap di tubuhnya.

Dalam hati, Kavin sangat khawatir dengan kondisi Gavin. Ia bahkan rela menggendong Kavin dan membawanya ke rumah sakit tak peduli bajunya terkena darah milik orang yang paling dia hindari di dunia ini.

"Arghhhh, Bangsat, kenapa gue milirin anak pembawa sial itu sii?"ucap Kavin frustasi.

"Bodoamaatt dah, gapeduli juga, dia mati kek, koma kek, kekurangan darah kek bodoamaatt"lanjutnya

"tapi.. Kenapa pas gue dateng ke rumah sakit bawa Gavin. Gavin langsung dilarikan ke ICU ya bukan ke UGD?"monolog Kavin.

"Sudahlah, ga peduli gue, lebih baik gue tidur"ucapnya lalu berjalan menuju kasur untuk mengistirahatkan tubuhnya itu.

****

K

avin menuruni anak tangga, ketika ia sudah selesai bersiap untuk berangkat sekolah, terlihat di meja makan ayahnya yang sedang menunggunya. Kavin lalu bergegas menuju meja makan. Tapi,tanpa Kavin sadari tali sepatu yang dia kenakan terlepas dan menyebabkan ia terjatuh dari tangga.

Tubuh Kavin berguling, darah segar menyeruak dari dahi dan hidung Kavin. Mahardika yang melihat kejadian itupun sontak berlari menuju arah Kavin.

"Kavin bangun nak, Vin.. Bangun"Ucap panik Mahardika.

Tanpa menunggu lama, ia lalu membopong tubuh Kavin lalu membawanya kerumah sakit dengan mobil.

Sepanjang perjalanan, tak henti hentinya ia merapalkan doa untuk keselamatan putranya itu.

GAVINWhere stories live. Discover now