Chapter 35

817 31 1
                                    

Elliot sedang duduk di kursinya dengan ekspresi yang sedikit kesal bercampur khawatir. Itu sudah sore dan sebentar lagi jam kerja akan segera selesai, namun Eve tidak kunjung muncul juga. Sudah dua hari berlalu sejak Eve tidak masuk kantor untuk bekerja, awalnya pada hari pertama ia berpikir bahwa Eve memiliki masalah mendesak dan ia akan menghubungi Elliot di sore atau malam hari saat ia telah selesai dengan urusannya. Tetapi tidak, bahkan sampai malam hari pun ia tidak mendengar berita apapun dari wanita itu. Awalnya Elliot berpikir bahwa ia akan menanyakan kepada Eve apa yang terjadi saat ia masuk kerja keesokan harinya, tetapi lagi – lagi ia salah, wanita itu tidak datang ke tempat kerja juga keesokan harinya.

Hal ini membuat Elliot khawatir, sangat, sangat khawatir karena ia tahu Eve. Wanita yang disiplin dan tahu aturan seperti Eve tidak mungkin tidak datang ke tempat kerja begitu saja tanpa memberitahu apa – apa kepada Elliot, jadi sejak kemarin ia sudah berusaha menghubungi Eve juga, ia mengirimkan beberapa pesan dan meneleponnya namun sepertinya teleponnya sedang tidak aktif karena ia tidak dapat menghubunginya sama sekali.

Hari itu Elliot tidak tenang, pikirannya bahkan tidak bisa fokus kepada apa yang sedang ia kerjakan. Pikirannya terus mengarah kepada Eve dan apa yang wanita itu sedang lakukan dan kerjakan. Ia berani bersumpah bahwa ia tidak pernah mengalami hal semacam ini.

Dalam rasa frustrasinya itu, tiba – tiba ia teringat tentang apa yang Eve pernah ceritakan sebelumnya, ya, ada masa ketika Eve menceritakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dan Dante, hal yang membuatnya menangis menjadi – jadi. Hal itu membuat Elliot khawatir, sebelumnya ia tidak pernah menyangka ada hubungan antara Dante dan Eve, keduanya terlihat begitu berbeda satu sama lain, seolah – olah tidak mungkin jika mereka berdua bisa bersama, namun sepertinya ia salah, karena dari cerita yang diberikan oleh Eve, kelihatannya banyak hal yang sudah terjadi diantara mereka berdua dan Dante, sejauh yang Elliot tahu, bukanlah seorang pria biasa.

Masa lalu Dante adalah sesuatu yang patut untuk dipertanyakan dan tidak ada yang tahu siapa sebenarnya sosok seorang Dante itu secara personal, atau apa yang ada di pikiran pria itu. Ia bisa saja melakukan sesuatu yang sangat, sangat buruk kepada Eve dan tidak aka nada yang mengetahuinya.

Pikiran negatif tersebut membuat Elliot tidak tenang, seluruh karyawan yang melihatnya hari itu dapat mengatakan hal yang sama. Ada sesuatu yang begitu menggusarkan hatinya. Hanya mereka tidak bisa benar – benar tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Walaupun Elliot bisa dikatakan seorang bos yang ramah, namun ia tetaplah seorang sosok yang bisa dibilang culup privat. Tidak ada yang mengetahui seluk – beluk kehdupan pribadinya secara sempurna dan ia juga tidak memiliki seseorang yang bisa ia percayai seratus persen.

Hanya Eve yang bisa membuat dia merasa sedikit lebih nyaman. Elliot masih marah terhadap dirinya sendiri dan ada beberapa momen dimana ia tidak mau mengakuinya, tetapi ia mulai benar – benar peduli dengan wanita itu. Memang bodoh jika ia mengorbankan zona nyamannya untuk mengurusi seorang wanita yang bahkan belum tentu bersamanya di sana nanti. Tapi jika sesuatu yang buruk terjadi kepadanya maka tentu saja Elliot juga akan merasa bersalah dan ia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak nanti. Hal itu perlahan mulai membuatnya gila. Ia tidak suka perasaan semacam itu.

Akhirnya setelah menimbang – nimbang terlebih dahulu, ia memutuskan bahwa ia akan berusaha mengunjungi rumah Eve. Ya, Elliot memang belum pernah kesana sebelumnya namun ia mendapatkan alamat wanita itu dari kantor karena ia memiliki datanya di sana. Ya, itu adalah satu – satunya cara baginya untuk mengetahui keberadaan Eve.

Ia keluar dari sana lebih awal dan langsung menyetir mobilnya menuju alamat Eve. Dia berjalan masuk dan bertanya kepada sang resepsionis yang kelihatannya sudah memiliki hari yang panjang apakah ia melihat Eve dalam beberapa hari ini, resepsionis itu harus mengurusi banyak orang dan ia tidak terlalu hafal dengan semua orang yang tinggal di sana.

Untungnya dia mengenali Eve karena dia adlaah salah satu penghuni tercantik yang tinggal di tempat tersebut. Ia berusaha mengingat dan menyadari bahwa sepertinya ia belum melihat Eve selama dua hari terakhir. Terakhir kali ia melihat wanita itu adalah saat ia hendak berangkat kerja untuk pertama kalinya, beberapa menit sebelum jam delapan.

Elliot langsung mengambil nafas panjang. Ternyata dugaannya benar, tidak mungkin Eve pergi begitu saja meninggalkan pekerjaannya tanpa memberitahunya apapun. Pastilah ada suatu alasan dibalik ketidakhadirannya di tempat kerja. Entah kenapa, walaupun Elliot tidak ingin memikirkannya terlalu jauh, ia tahu persis siapa dalang dibalik ketidakberadaan Eve dan hal itu membuatnya sedikit menggila.

Dante bukanlah sembarangan orang. Dante adalah seorang CEO dari sebuah perusahaan major yang dapat dengan mudah bersaing dengan perusahaan Elliot. Berurusan dengan pria itu akan memberikan resiko bukan hanya kepada dirinya, namun akan berpengaruh ke lingkaran sosial Elliot juga.

Apakah semuanya seimpas dengan segala macam kesulitan yang akan ia jalani hanya untuk wanita itu? Ia bahkan tidak tahu dimana Eve sedang berada, ia juga tahu bahwa jika Eve menghilang, dimanapun wanita itu berada, Dante akan bersamanya. Apa yang sedang mereka lakukan, entah apa yang direncanakan oleh Dante.

Elliot merasa bahwa perasaan yang Dante miliki terhadap Eve itu bukanlah sebuah perasaan cinta, melainkan sebuah obsesi yang didasari suatu trauma masa kecil dimana ia kehilangan saudari perempuannya yang begitu ia sayangi, sehingga ketika ia melihat Eve yang berperawakan mirip dengan saudarinya yang telah meninggal itu, muncul kembali rasa nostalgia dan perasaan ingin memiliki.

Tidak, bagaimanapun juga kelakuan Dante yang seperti itu tidak bisa dibiarkan, ia harus melakukan sesuatu. Hal pertama yang ia tahu ia harus lakukan adalah menemukan lokasi Eve. Ya, Dante pasti mengajaknya ke negara lain selain Amerika, karena jika mereka masih berada di Amerika, Eve pasti bisa langsung menghubungi salah satu kenalannya atau temannya untuk menjemputnya kembali. Selain itu negara yang mereka kunjungi pastilah negara dengan bahasa yang tidak Eve ketahui dan permasalahannya banyak negara yang seperti itu di Eropa, Asia dan Afrika.

Elliot tahu malam itu ia tidak akan bisa tidur nyenyak sebelum ia bisa mengetahui paling tidak dimana Dante membawa Eve. Ia tahu bahwa yang ia lakukan hanyalah menyusahkan dirinya sendiri. Namun ia begitu khawatir akan Eve hingga ia kesulitan untuk berpikir jernih jika ia belum memastikan keselamatan wanita itu.

Akhirnya ia memutuskan untuk pulang dan berpikir apa langkah selanjutnya yang harus ia ambil. Elliot menyetir mobilnya pulang dengan ekspresi lelah dan gusar. Perasaan semacam itu belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Eve.

Elliot tahu jika ia melewati batas ini maka ia akan membiarkan perasaannya jatuh terlalu dalam kepada Eve. Jika suatu hari nanti wanita itu memutuskan untuk bersama dengan yang lain, ia tidak akan pernah bisa melupakannya dan pastilah aka nada luka yang membekas di dalam hatinya.

Namun ia tidak peduli. Jika nanti ia terluka, itu adalah keputusan sadarnya...

The Devil ObsessionWhere stories live. Discover now