Chapter 38

762 32 0
                                    

Pagi itu Eve dan Dante bangun lebih awal, sebenarnya itu bukanlah keinginan Eve karena Dantelah yang membangunkannya pagi – pagi di luar jam biasanya ia bangun dan memintanya untuk bersiap – siap karena mereka akan pergi ke suatu tempat hari itu. Eve masih setengah tertidur ketika Dante mengecup bibirnya dan Eve juga masih setengah sadar ketika ia berjalan ke kamar mandi. Hanya ketika air dingin menyentuh kulitnya lah baru ia bisa benar – benar terbangun. Karena Eve memang dasarnya sudah terlihat seperti seorang model tidak membutuhkan waktu lama baginya untuk mempersiapkan diri karena ia hanya perlu balutan tipis dari bedak, mascara dan lipstick untuk tampil menawan hari itu.

Dante memintanya untuk tidak mengenakan sesuatu yang terlalu tebal karena mereka akan berpanas – panasan hari itu dan Eve sudah memikirkan kemungkinan terburuk tentang aktivitas mereka yaitu hiking atau berjalan dari satu kota ke kota lainnya seperti yang biasa dilakukan oleh para turis yang datang ke Santorini namun ketika Eve keluar dari kamar mandi untuk berpakaian, Dante menghentikan jemarinya yang sedang meraih salah satu blouse yang tersedia.

Eve bahkan tidak tahu kapan pria itu masuk lagi ke kamarnya, karena ia berani bersumpah ia menutup pintu dan menguncinya, ia lupa bahwa itu adalah villa milik Dante, yang artinya ia memiliki kunci cadangan untuk semua ruangan yang ada.

"Ya Tuhan! Dante, kau mengaggetkanku!" wanita itu berjalan mundur dan meletakan telapak tangannya di dadanya sebagai perwujudan rasa kagetnya.

"Maaf, aku sudah mengetuk pintu tadi tetapi sepertiny akau tidak mendengar, mungkin kau terlalu sibuk mencari pakaian hingga tidak menyadari kehadiranku." Eve memandangi pria itu dengan ekspresi sedikit bingung. Terkadang ia tidak tahu apa yang sebenarnya sedang dipikirkan olehnya.

"Oke, baik, jadi sebenarnya apa yang sedang kau lakukan di kamarku?"

"Aku ingin memberitahu, pakailah pakaian renang dan coverup saja, jangan pakai blouse dan rok atau dress, oh dan bawa pakaian pengganti jika perlu." Katanya sebelum mengecup pipi Eve lalu berjalan keluar secepat dia masuk. Eve mengambil nafas panjang dan berjalan menuju bagian baju renang. Ia mengambil sebuah monokini berwarna putih dengan coverup yang senada dengan monokini yang dikenakannya.

Sementara Eve mengganti pakaiannya, Dante berjalan menuju kamarnya sendiri untuk bersiap – siap juga, namun pikirannya terbang ke suatu tempat yang jauh. Ia mendapatkan informasi dari security guard nya bahwa malam sebelumnya ada seseorang yang datang ke sana dan mengaku sebagai salah seorang teman dari Eve. Katanya yang datang adalah seorang pria yang usianya kira – kira sama dengan dirinya, berambut coklat kepirangan dan bermata terang. Dante langsung tahu persis siapa yang sedang dibicarakan dan hal itu membuatnya tidak tenang.

Pasti pria itu adalah Elliot, tidak ada lagi pria lain di dalam hidup Eve selain dirinya dan Elliot. Jika memang benar Elliot berada di sana artinya ia sudah mengetahui rencana Dante. Pria itu berusaha untuk mengambil Eve dari dirinya dan Dante tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Sampai kapanpun juga, Eve hanyalah miliknya, tidak ada yang boleh menyentuh atau memiliki wanita itu selain dirinya. Memang sesuatu yang indah akan diinginkan oleh banyak orang, namun hanya yang pantas yang akan mendapatkannya.

Dante sudah menunggu terlalu lama dan ia sudah berkorban terlalu banyak untuk Eve, tidak akan ia melepaskan wanita itu sampai kapanpun juga.

Walaupun demikian, Dante tetap berusaha untuk mengalihkan pikirannya dari masalah Elliot dan fokus pada masa kini, ia sudah mempersiapkan rencana lain untuk mereka berdua hari itu. Dia akan mengajak Eve naik salah satu cruise ship mini yang akan mengajak mereka berkeliling di sepanjang garis pantai Santorini dan itu akan menjadi saat dimana mereka akan menikmati keindahan lautan dan menyantap hidangan seafood yang lezat di siang hari, masih segar karena ditangkap langsung dari laut.

"Apakah kau siap?" tanya Dante ketika ia melihat Eve berjalan turun tangga dengan penampilan yang hanya dapat dikatakan mirip dengan seorang malaikat. Ia mengangguk lalu Dante mengambil tangannya, mengajaknya masuk ke dalam mobil dan memastikan bahwa mereka berdua duduk nyaman di belakang. Eve membawa sebuah tas pantai yang terbuat dari bamboo dan mengisi bagian dalamnya dengan berbagai macam keperluan seperti sunscreen, kacamata hitam dan pakaian ganti.

Sampai sini Eve masih tidak tahu kemana Dante akan mengajaknya, tetapi ia sudah mulai memiliki ide ketika mobil yang mereka kendarai menyetir ke sebuah area dimana ada beberapa kapal yang sedang siap berlayar di sana.

Ia kira mereka akan mengendarai salah satu dari kapal yang lebih kecil, namun betapa terkejutnya Eve ketika menyadari bahwa mereka akan menaiki salah satu kapal yang sebenarnya biasa digunakan untuk yacht party, artinya, ukurannya terbilang cukup besar dan di dalamnya tersedia berbagai layanan yang tidak ada di dalam kapal biasa.

"Apakah kita akan menghabiskan waktu di sini?" tanya Eve tidak percaya. Dante mengangguk dan mengajaknya berjalan mendekati kapal tersebut. Saat sudah sampai, para staff kapal langsung datang untuk melayani mereka. Semuanya sudah dipersiapkan untuk kedatangan mereka. Saat Eve memijakan kakinya ke lantai kapal, mereka disambut dengan sajian welcome drink.

"Kau harus melihat kolam renang di sini sayang, kita bisa menikmati keindahan laut sambil berenang di kolam. Aku yakin kau akan menyukainya mengingat apa yang kita lakukan semalam setelah kau menjatuhkanku ke kolam." Dante menyengir mengingat kembali kejadian semalam sementara pipi Eve memerah mendengarnya.

Wanita itu tidak membalas perkataan Dante, yang ia lakukan hanyalah masuk ke dalam dan langsung berjalan menuju ke area kolam renang dimana kesenangan yang sesungguhnya terjadi. Memang kapal tersebut memiliki kamar tidur untuk mereka beristirahat tetapi apa menyenangkannya jika ia datang ke sana hanya untuk tidur – tiduran di Kasur.

Poin sesungguhnya dari perjalanan mereka itu adalah melihat – lihat pemandangan di sekitar pulau dan tidak ada spot yang lebih tepat untuk melakukannya selain di ujung belakang kapal dimana kolam renangnya juga berada dan mereka menyediakan area 360 derajad sehingga mereka bisa menikmati pemandangan dari segala sisi dan tempat tersebut juga cukup luas untuk dikunjungi banyak orang, namun karena Dante sudah menyewa seluruh kapal untuk mereka berdua, maka tidak ada yang akan mengganggu mereka.

Eve membuka coverup nya untuk membiarkan kulit putihnya terkena matahari pagi. Ia merasakan kehangatan udara laut di pagi hari bercampur dengan aroma laut yang asin, membuat semua sensori yang ada ditubuhnya lebih peka.

Ia melebarkan lengannya dan membiarkan angina menghempaskan rambutnya. Perlahan Eve menutup matanya dan menikmati cahaya matahari yang baru muncul di permukaan, seolah – olah menunggunya untuk tiba di kapal terlebih dahulu sebelum bersinar.

Tiba – tiba saat ia sedang menikmati momen santainya, ia bisa merasakan sepasang lengan kuat yang memeluknya dari belakang. Ia langsung membuka matanya dan menengok untuk melihat Dante yang sedang berdiri di belakangnya. Wajah pria itu begitu dekat dengan wajahnya sendiri hingga ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Dante..."

"Diam Eve, kau tidak perlu berkata apapun. Diam saja dan biarkan aku mencintaimu." Eve tidak tahu bagaimana ia harus membalas perkataan Dante tersebut. Pelukan pria itu begitu kuat, ia berpikir bahwa Dante bisa saja menghancurkan tulang rusuknya.

"Aku mencintaimu, Eve. Ingatlah, kau milikku..."

"Hanya milikku seorang!"

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang