Chapter 36

736 33 1
                                    

"Ah, Tuhan!" Eve tidak menyangka bahwa dorongannya akan membuat Dante terjatuh ke kolam. Seluruh pakaiannnya yang rapi basah dan meleyot – leyot karena air. Dia terlihat konyol dan kesal di saat yang bersamaan. Dalam situasi seperti itu, sialnya, Eve tidak dapat menahan tawanya ketika ia melihat pria itu basah. Aneh rasanya karena Dante selalu tampak serius dan menyeramkan tetapi ketika ia basah seperti itu, ia benar – benar mengingatkan Eve akan anak anjing yang sedang kehujanan.

"Eve, apakah sekarang kau sedang menertawakanku?" tanya Dante yang masih berada di dalam kolam. Eve menutup bibirnya dan menggelengkan kepalanya, berusaha untuk tetap terlihat biasa saja, namun sebenarnya memang benar, ia sedang tertawa. Ia pikir Dante akan memarahinya atau sesuatu karena ia tertawa, namun diluar dugaannya, pria itu malah menyelam lalu membuka pakaiannya, membiarkan tubuhnya yang kekar terekspos. Ia berenang ke tepian dan mendorong tubuhnya keluar dari kolam. Aliran air mengalir di setiap sisi kulitnya dan ketika ia sudah berdiri di area yang kering, ia terlihat sangat tampan dan seksi. Eve tidak tahu dari mana datang pikiran semacam itu. Lagipula, itu bukanlah pertama kalinya ia melihat Dante basah – basahan seperti itu.

Eve mengambil langkah mundur ketika pria itu mengambil langkah mendekatinya. Memang ia hanya melepas bagian atas dari pakaiannya tetapi tetap saja, dengan tubuh seperti itu, akan sulit untuk mengalihkan pandangan darinya. Dante sepertinya menyadari efek dari perbuatannya terhadap Eve. Ia menyengir sambil sengaja semakin mendekati wanita itu, ia sedikit memutar tubuhnya untuk mengarahkan Eve kearah kolam.

Wanita yang saat itu sedang panik tidak menyadari gerakan langkahnya sendiri, tanpa ia perhatikan dengan lebih seksama, ia sudah semakin dan semakin mundur, hingga akhirnya ia mulai merasakan sensasi licin di telapak kakinya, hingga akhirnya ia terpeleset dan jatuh ke dalam kolam. Gaun yang dikenakannya langsung naik dan mengambang saat terkena air. Eve kaget akan apa yang baru saja terjadi, tidak lama kemudian, Dante masuk juga ke dalam kolam dan berenang mengarah dengannya.

Tanpa menunggu, ia langsung mengalungkan tangannya di sekitar pinggang Eve dan menarik wanita itu mendekat kepadanya. Gaun Eve membuat dirinya tampak konyol dan satu – satunya cara untuk menghilangkan kekonyolan itu adalah dengan melepas gaun tersebut.

"Aku akan membantumu." Katanya. Eve berani bersumpah ia belum pernah mengalami sesuatu semacam itu. Sang peayan yang sedang berada dengan mereka melihat apa yang terjadi dan langsung meninggalkan tempat kejadian. Kelihatannya Dante adalah seorang pro dalam melepas gaun wanita karena bahkan dalam air yang seperti itu ia dapat dengan mudah melepasnya, meninggalkan Eve dengan pakaian dalam dengan warna burgundy nya sebagi satu – satunya pelapis yang ada diantara tubuhnya dengan tubuh Dante.

"Dante, apa yang kau sedang lakukan?" Tanya Eve sambil menatap wajah Dante yang tampan. Ia tidak tahu apa yang sedang pria itu lakukan, tetapi kemudian ia memutarkan tubuh Eve sehingga kini mereka saling berpandangan. Dada Eve menempel di dada Dante yang keras dan pria itu menundukan wajahnya untuk menatap Eve.

Wanita itu menatap Dante kembali. Saat itu matahari sudah terbenam dan suasananya menjadi gelap. Mereka hanya ditemani oleh lampu yang berada di sekitar villa, menerangi sebagian wajah mereka, memberikan kesan yang misterius dan sedikit dramatis.

Dua tubuh yang basah di tengah kegelapan, benar – benar terdengar ironis, ketika mengetahui kisah diantara dua jiwa yang sungguh sangat berbeda satu sama lain ini, Eve masih membenci Dante, tetapi ia tidak tahu sihir apa yang pria itu gunakan kepadanya, ia tidak bisa memalingkan wajahnya dari pandangan tajam namun hangat pria itu, sebuah pandangan yang dipenuhi dengan berbagai macam emosi. Hasrat, cinta dan rasa bersalah bercampur jadi satu.

"Eve... Eve sayang, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan denganmu..." Kata Dante dengan suaranya yang sedikit serak.

"Aku tidak tahu, Dante, apa yang kau ingin lakukan denganku?" tanya wanita itu polos. Dante tidak bisa menahan dirnya lagi, ia mendekatkan wajahnya ke wanita itu lalu melumat habis bibir Eve yang basah. Ia tidak peduli dengan aroma dan rasa kaporit yang mereka bisa rasakan ketika sedang bercumbu.

Di tengah kolam mereka saling bercumbu, begitu lama hingga udara dingin mulai menusuk kulit mereka. Setelah sadar karena dinginnya angina yang menerpa, Dante menatap Eve, lalu tersenyum kecil.

"Eve sayang, mari kita lanjutkan ini di kamar." Seolah – olah terhipnotis dengan pandangan pria itu, Eve membiarkan dirinya dibimbing oleh Dante kembali ke kamar mereka. Kedua manusia itu memutuskan bahwa tidak ada dari mereka yang ingin mandi dan berendam terlebih dahulu dengan air hangat karena tidak ingin yang lainnya merasa kedinginan. Akhirnya Eve melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak pernah pikir ia kaan lakukan dan gilanya lagi semua itu terjadi karena tubuhnya sudah memanas dari sentuhan pria itu sebelumnya. Ada sesuatu tentang Dante yang membuat Eve tidak dapat membencinya, bukan hanya masalah sentuhan pria itu. Tidak, sentuhan adalah bagian paling mudahnya, ada sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih dalam dari itu.

Tetapi pertanyaannya adalah, apakah hal itu? Apakah yang cukup untuk membuatnya melupakan rasa sakit yang begitu besar yang ia pernah rasakan karena pria yang sama? Bagaimana mungkin pria yang menyakiti hatinya adalah pria yang sama yang memeluknya dengan begitu halus dan penuh perasaan? Terkadang ia bertanya apakah mereka memang dua orang yang sama atau bagaimana?

Kebingungan itu segera tergantikan ketika Dante mengalungkan lengannya yang kuat di sekitar tubuh Eve. Air hangat mulai mengalir membasahi tubuh mereka berdua. Dante tidak ingiin melepaskan wanita itu. Bagaimanapun juga, Eve adalah miliknya. Ia tidak peduli apa yang akan terjadi di luar sana, asalkan Eve bersamanya, maka ia tahu bahwa semuanya akan baik – baik saja.

Di tengah kulit yang bersentuhan, Dante membisikan sesuatu di telinga Eve, sebuah janji yang tidak akan pernah ia ingkari seumur hidup.

"Eve, aku bersumpah demi hidupku, ketika kau memaafkanku setelah ini, aku tidak akan pernah melakukan apapun untuk menyakitimu lagi. Aku sangat, sangat mencintaimu Eve. Aku harap kau bisa melihat hal itu. Bukan karena kau Sofia, tetapi karena kau adalah Genevieve Hummington, wanita cantik, pintar dan kuat yang mencuri hatiku sejak pertama kali aku menjatuhkan pandangan kearanhnya. Wanita itulah yang aku inginkan. Ia bukanlah pengganti siapapun dan tidak akan ada yang bisa menggantikannya. Wanita itu adalah satu – satunya untukku. Dia adalah dewiku. Hidupku, tujuanku."

Dante bernafas panjang saat ia menghirup dalam – dalam aroma Eve. Aroma tubuhnya benar – benar memabukan, sedikit manis dari parfum yang ia gunakan, perpaduan antara vanilla, Iris dan Jasmine benar – benar membuat Dante ingin selalu menanamkan hidungnya ke kulit Eve.

"Aku akan membuatmu wanita paling berbahagia yang pernah hidup, Eve." Kata Dante sambil mengecup batang leher wanita itu.

"Kau akan melihatnya selama satu minggu ini. Aku berjanji."

The Devil ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang