Harta Tahta Bianca

666 77 3
                                    


Happy reading ❤️

Baca part ini cuma 2 menit, jadi jangan buru buru :)

Semoga suka !!

Bianca turun dari motor Levin dengan jantung yang tidak karuan. Ini memang bukan pertama kalinya, Bianca di bonceng laki laki. Tapi ini hal yang belum pernah Bianca duga sebelumnya, seorang Levin Pamungkas dengan suka rela, tanpa diminta mau pulang bersama dirinya. Apa Levin mulai suka dengan Bianca.

Bianca dengan cepat menepis segala harapan untuk cowok itu, mana mungkin Levin yang jutek suka dengan dirinya yang cerewet.

"Ngapain lo diem?" Tanya Levin.

Bianca menggeleng.

"Kita Enggak salah rumahkan?" tanya levin lagi.

Lagi, Bianca hanya menggeleng.

"Lo gerogi ya dianter cogan?" Levin menaikan sebelah alisnya, membuat bianca menatapnya tidak percaya.

"Ck! jadi ini Levin yang sesungguhnya." batin Bianca.

"Enggak lah banyak kali cogan yang sering nganterin gue pulang." sombong bianca.

Levin menyeringai.
"Maksud lo mas mas gojek yang tiap hari Nunggu lo di depan gerbang?" Tanya Levin, sambil tersenyum sinis.

Bianca mendengus kesal, Levin yang biasanya cuek. Kenapa menjadi banyak bicara dan menjadi menyebalkan, seperti saat ini.

"Enak aja , enggak lah." sinis bianca.

"Gue cuma Enggak mau kalau ada orang yang cemburu kalau gue pulang bareng salah satu dari mereka." alibi Bianca.

Levin memutar bola matanya malas.
"Cowok mana emang yang mau sama cewek cerewet kayak Lo." Ucap Levin.

Bianca berdecak.

"Lo ngatain gue cerewet, Lo Enggak nyadar apa kalau hari ini. Lo itu lebih cerewet dari gue?" Tanya Bianca, membuat Levin Langsung terdiam. Benar juga kenapa hari ini dia jadi banyak bicara saat bersama bianca, iya hanya Bianca karena biasanya. Levin akan banyak bicara jika sudah bersama teman bobroknya itu, siapa lagi kalau bukan Bagas.

Levin berdehem pelan, kembali memasang wajah tanpa dosa andalannya jika bersama bagas.

"Suka suka gue lah, emang lo Enggak capek gue sinisin terus tiap ketemu?" sial, kenapa Levin malah menanyakan hal ini.

Bianca takjub dengan alibi Levin, pintar sekali cowok itu memasang ekspresi wajahnya seolah tidak terjadi apa apa.

"Jadi lo suka sama gue?" Tanya bianca, tentu saja tidak mungkin jika Levin suka padanya.

Levin melongo tidak percaya, apa katanya?

"Ngapain gue suka sama Lo, yang suka sama gue banyak." jawab Levin jujur.

"Oh ya , tapi satu hal yang lo lupa. Dari banyaknya cewek yang suka sama Lo. Cuma gue yang lo anterin pulang, cuma gue yang berhasil buat lo banyak ngomong kayak gini. Kan biasanya lo irit ngomong." Ucap bianca bangga.

Levin benar benar takjub dengan rasa percaya diri seorang Bianca.

"Jadi lo suka sama gue bi?" Tanya Levin.

Skak mat.

Bianca bungkam saat Levin menyadari kecerobohannya sendiri.
Bisa semakin sombong cowok itu jika tahu bianca memang menaruh hati padanya.

"Mana mungkin gue suka sama Lo, ganteng juga Enggak, sok cuek mirip kulkas lagi." Bianca berharap semoga Levin cepat pulang dari rumahnya, ya walaupun sekarang mereka hanya ada di depan rumah Bianca.

"Ck ! Suka bilang daripada Lo nahan suka terus jerawatan."

"Tapi bener sih kata Lo. Gue enggak ganteng makanya gue sombong, soalnya gue nyari yang nerima apa adanya gue. Gue yang cuek, gue yang sikapnya dingin kayak kulkas. Bakalan berubah kalau udah nemuin orang yang pas." Lanjut Levin.

Sementara itu, Bianca benar benar di buat kagum oleh mahluk tuhan yang satu ini.

"Ya Allah , seandainya jodoh bisa milih. Aku milih Levin aja boleh Enggak ya." Batin Bianca.

Tinggalkan jejak ❤️
Sampai jumpa di part selanjutnya :v

Bang Jago Si Almet Merah ❤️ (End)Where stories live. Discover now