Love Ties. Azumane Asahi

616 93 2
                                    

#Perancis
#Pagi
#Di sebuah dorm
#Di kamar

(name) masih terlelap. Tak lama kemudian ia tergugah oleh suara ponselnya. Bukan suara alarm pagi. Tapi telfon. Entah dari siapa. (name) langsung meraih ponselnya.

"Siapa sih pagi-pagi gini udah nelfon?" ujar (name) setengah mengantuk seraya mengangkat panggilan itu.

"Haloo" (name)

"(name)! kau free hari ini? pliss temenin aku!! ada acara fashion show yang pengen banget kudatengin, tapi temenku yang lain lagi banyak kerjaan. Aku tau kau sekarang pasti nganggur, jadi harus temenin aku yaaa.... Pokoknya harus mau! Eh btw, ada seorang designer dari Jepang juga looh... Sepertinya kamu kenal dia. Udah gitu aja. Nanti kujemput jam 8. Jangan lupa, dandan yang cantik. Byee..."

Tuut... tuut... tuut...

(name) memandang horor pada ponselnya. Itu adalah telfon dari seorang temannya. Michelle. Seorang bule Perancis yang fasih berbahasa Jepang. Temannya yang satu ini memang super cerewet dan sering maksa. Persis seperti senpainya dari klub sastra di Shiratorizawa.

"Aku bahkan belum bilang bisa temenin apa nggak..." keluh (name).

(name) lalu duduk, mengusap wajahnya dan termenung sejenak. Ya.. ia memang masih memiliki banyak waktu luang. (name) baru saja di wisuda 1 minggu yang lalu, dan sekarang, ia masih di Perancis untuk mengurus beberapa berkas penting. 

"Ah... sebenarnya aku males kemana-mana hari ini. Tapi, kutolak pun bakalan sama aja. Michelle pasti tetep maksa. Yaudah deh.. gapapa, sekali-kali liat acara catwalk gak buruk juga kan? Uhmm... aku jadi keinget Azumane senpai." (name)

(name) lalu bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka, sekalian mandi. Setelah itu, (name) pergi ke dapur untuk membuat secangkir kopi, dan menyiapkan beberapa biskuit untuk sarapan.

Setelah kopinya jadi, (name) kembali ke kamarnya dan duduk di samping jendela. Ia dengan tenang melihat suasana keramaian pagi khas Perancis, seraya menikmati kopi dan biskuit.

Tak lama kemudian, Ponsel (name) kembali berbunyi. Ada sebuah telfon masuk lagi. Namun, kali ini bukan Michelle. (name) tersenyum melihat nama yang tertera di layar. "Azumane-Senpai".

"Moshi-moshi. Azumane-senpai. Ohayou gozaimasu.." (name)

"Ah.. Ohayou (name)-chan.. Apa aku mengganggu waktumu?" Azumane.

"Oh.. Iiee.. sekarang saya sedang bersantai. Ada keperluan apa, Azumane senpai? Tumben menelfon saya pagi-pagi begini." tanya (name) seraya meminum kopi.

"Oh.. e... itu... jadi.. aku sedang ada proyek besar hari ini. Dan.. kau tau.. seperti biasanya, aku... sangat gugup sekarang. Aku ingin mengobrol sejenak denganmu agar bisa tenang." Azumane

"Wah... sou desu ka? Acaranya pasti sangat meriah ya, Azumane-senpai mau menceritakan detail acaranya? " (name)

"E.. Euhmm.." Azumane. Azumane lalu memulai ceritanya.

(name) tersenyum. Sejak SMA, ia sudah sangat dekat dengan Azumane. Jadi, (name) sangat paham dengan sifat Azumane yang satu ini. Azumane yang pada dasarnya seorang yang mudah gugup, selalu memerlukan sesuatu untuk mengalihkan perhatian. Dan.. sejak SMA dulu, mengobrol dengan (name)-lah yang dapat meredakan kegugupannya. Hal itu terus berlanjut sampai sekarang. Saat Azumane sudah menjadi seorang desainer muda yang mulai naik daun di kancah internasional.

Menjadi seorang yang sering disorot, membuat Azumane harus sering tampil di beberapa event fashion show, yang tentunya akan banyak diwawancarai. Hal inilah yang membuat Azumane auto panas dingin. Demam panggungnya masih melekat. Karena itulah, di setiap pagi sebelum acara fashion show dimulai, Azumane selalu menelfon (name) untuk semacam briefing. Lalu, setelah acara selesai, Azumane pun menelfon (name) lagi untuk membagikan kisahnya yang begitu mendebarkan saat acara fashion show.

Mirror ( Haikyuu fanfiction) Where stories live. Discover now