Love Ties. Akaashi Keiji

1.1K 125 1
                                    

#Tokyo
#Siang
#Sebuah cafe

Akaashi duduk tenang di dalam cafe seraya menikmati kopi pesanannya. Hari ini ia tengah menunggu seseorang, itu adalah (name). Gadis yang menjadi manajer tim voli putra SMA Karasuno, yang cukup menarik perhatiannya. Hari ini, (name) mengajak ketemuan untuk membahas suatu hal penting. Dan tentu saja itu membuat Akaashi sangat senang. Sebab, sudah sekian minggu mereka tak saling bertemu, karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan.

Bayangan Akaashi menerawang jauh. Ia teringat saat pertama kali bertemu dengan (name). Saat itu, ia terkesan padanya karena dapat 'menjinakkan' Bokuto yang hyperaktif. Pancaran aura (name) pun terasa sangat unik, dan hal itulah yang membuat Akaashi semakin tertarik. Sudah sekian tahun sejak awal pertemuan mereka itu, kini Akaashi sudah menjadi sahabat dekat (name).

"Ah.. maaf saya terlambat Akaashi-san, tadi masih ada meeting"

Bayangan kenangan di benak Akaashi terbuyarkan oleh suara seorang wanita. Akaashi lalu menatap ke arah wanita muda dengan outfit casual perkantoran yang mendekat ke arah mejanya. Akaashi tersenyum. Itu (name)

"Tidak, kok, Aku tadi juga baru datang. Duduklah dan pesan sesuatu dulu." Akaashi.

(name) tersenyum dan duduk di seberang kursi Akaashi. Keduanya duduk berhadapan. Akaashi langsung memanggil waitress, dan (name) pun memesan minum. Setelah waitress tadi pergi, Akaashi membuka pembicaraan.

"Sudah lama ya.. kita tidak berjumpa secara langsung begini. Bagaimana kabarmu?" Akaashi

"Ah.. iyaa... Akaashi-san. Ya.. Kabar saya baik kok, Akaashi-san sendiri?" (name)

"Seperti yang terlihat, aku juga baik. Kelihatannya akhir-akhir ini kau lebih sibuk dari biasanya ya? tapi meski begitu, kau juga terlihat lebih senang." Akaashi, senyum.

"Ah.. itu benar Akaashi-san. Di kantor yang baru ini, saya lebih betah." (name).

Tak lama, waitress tadi datang membawakan pesanan (name). (name) langsung berterima kasih, waitress itu pun segera pergi. Bertepatan dengan itu, ponsel (name) berbunyi. (name) langsung mengambil ponsel di tasnya itu. Ada telefon masuk, dari boss nya. (name) sejenak menatap Akaashi.

"Angkat saja dulu. Tidak apa" Akaashi, senyum

"Ah.. haik.. gomen Akaashi-san" (name)

(name) langsung mengangkat telefon. Ia pun sejenak membincangkan sesuatu dengan bossnya. Akaashi yang menunggu (name) mengangkat telefon, hanya diam dan meminum kopinya. Perhatiannya terarah pada wajah (name). Menurut pengamatan Akaashi, dibandingkan saat SMA dulu, saat ini (name) terlihat lebih cantik. Dan.. ya.. Akaashi tak bosan melihat wajah itu. Setelah sekian menit, (name) selesai menelfon.

"Ah... maaf Akaashi-san, tadi telfon dari boss saya" (name).

"..."

Sontak Akaashi terkejut. Ia baru sadar jika (name) sudah selesai menelfon. Soalnya, ia terlalu terbawa suasana saat memperhatikan (name). Untuk menutupi keterkejutannya, Akaashi langsung memasang senyum.

"Tidak apa kok, santai saja. Jadi ada perlu apa denganku?" Akaashi

"Ah.. Sou desu.. Jadi begini. Saya ingin meminta bantuan Akaashi-san." (name). Minum,

"Bantuan?" Akaashi

"Haik, Jadi.. detail ceritanya begini. 3 hari yang lalu, saudara dari boss perusahaan saya datang berkunjung bersama putranya. Putranya itu sangat menyukai salah satu komik karya Udai Tenma-san. Dia juga nge-fans banget dengan Udai-san." (name)

"Oh.. kurasa aku tau komik mana yang kau maksud. Lalu?" Akaashi

"Saat itu, Boss saya yang mendengar itu langsung nyeletuk 'seorang kolegaku kenal dengan editor Udai-Tenma loh.. keren kan?' Lalu.. setelah mendengar itu, putra saudaranya tadi meminta bantuan agar bisa mendapatkan tanda tangan Udai-san dan juga ingin bertemu. Lalu, dia ingin saya menjadi seorang 'informan' soal karya-karya Udai-san yang lain" (name)

Mirror ( Haikyuu fanfiction) Where stories live. Discover now