Pertandingan Pernikahan Yang Salah: Misteri Di Harem Kekaisaran ✔

Ch. 101

Bab 101: Benih Kebencian (Bagian 2)

Saat Dan Yu Lan melihat mereka bersiap-siap untuk pergi, dia mengencangkan dan melepaskan alisnya beberapa kali sebelum dengan ragu berkata, "Tolong tetap di belakang. Kaisar juga berduka dengan kematian dini Pangeran. Masalah ini ... Kaisar memiliki pertimbangannya sendiri dan Anda berdua tidak boleh bertindak dengan tergesa-gesa. Selain itu, temperamen Selir Kekaisaran Qing sangat berbeda dengan kalian berdua, jadi ... "

Dan Yu Lan jarang berbicara begitu tidak jelas dan baginya menjadi seperti ini, itu hanya berarti bahwa dia diperintahkan oleh Yan Hong Tian untuk melakukannya. Zhuo Qing menjawab dengan sigap, “Jangan khawatir. Sebelum masalah ini diselesaikan, kami tidak akan memberi tahu Qing Feng dan tidak akan ... Secara tidak sengaja memperingatkan musuh. "

Ketika Gu Yun dan Zhuo Qing keluar dari Departemen Ti Xing, keduanya merasa tidak berdaya karena apa yang dikatakan Dan Yu Lan. Ekspresi Gu Yun tidak baik sepanjang waktu dan gelisah ketika dia berbicara, “Yan Hong Tian pasti telah mencurigai penyebab kematian anak itu, kalau tidak dia tidak akan mengirim seseorang untuk mencari ampas obat pada awalnya dan juga membiarkan Dan Yu Lan melakukan otopsi. Karena dia curiga, lalu mengapa dirahasiakan? Apa yang sebenarnya dia pikirkan? "

"Saya tidak tahu ..." Dibandingkan dengan kebingungan dan kekesalan Gu Yun, Zhuo Qing memiliki lebih banyak kekhawatiran. Ketidaknormalan Xi Yan selama periode ini dan pembangkangan Dan Yu Lan, membuatnya merasa bahwa kali ini Yan Hong Tian tidak akan membiarkannya berlalu begitu saja. Tapi dia menyembunyikan tindakannya dari Qing Feng dan tidak membiarkannya tahu apa-apa. Apakah ini benar-benar ideal?

Lupakan saja. Bagaimanapun, wajah Qing Feng akan membutuhkan tiga bulan lagi. Tunggu sampai wajahnya sembuh sebelum topik ini dibahas lagi.

*****

Di dalam Aula Qing Feng, selain Fu Ling yang bisa tetap tinggal, orang-orang lainnya diusir. Qing Feng melihat buaian bayi di bawah pohon besar dan memejamkan mata sebelum menarik napas dalam-dalam. Dia kemudian berbalik ke Yue Sheng, yang berdiri di sampingnya, dan berkata, "Ayo mulai."

Yue Sheng meliriknya sebelum berbalik dan berjalan ke dalam rumah.

Qing Feng menatap sosok sombong itu dan mengertakkan giginya, tidak mengatakan apa-apa saat dia mengikutinya.

Yue Sheng melihat sekeliling untuk menilai sekeliling dan melihat beberapa lukisan di ruang kerja. Ada jejak apresiasi yang melintas di matanya tetapi hanya sesaat sebelum ekspresi arogan itu kembali ke wajahnya. Melihat Qing Feng dan Fu Ling juga memasuki ruang tamu, Yue Sheng tersenyum seolah dia memendam niat jahat, “Secara alami saya bisa mulai kapan saja. Itu sebenarnya tergantung apakah Anda benar-benar siap? ”

Ekspresi Qing Feng tidak berubah saat dia bertanya, "Persiapan apa yang dibutuhkan?"

“Bekas luka di wajahmu dalam dan sembuh total. Untuk mengembalikannya ke penampilan sebelumnya, ada kebutuhan untuk merasakan sakitnya memotong daging. " Saat dia berbicara, Yue Sheng mengeluarkan gulungan kulit dari lengan bajunya dan melepaskan tali yang mengikatnya. Ketika kulitnya dibuka, ada perbedaan panjang dan ketebalan pisau dan di samping ada beberapa jarum panjang dan kait.

Setiap pisau terlihat sangat tajam. Qing Feng mengerutkan kening saat Fu Ling menatap dinginnya pedang itu. Ketika dia memikirkan kata-kata Yue Sheng tentang 'memotong daging', hatinya segera mencengkeram.

“Pertama-tama, semua daging yang mati harus disingkirkan. Ditambah dengan obat yang saya buat secara khusus untuk mengaplikasikan secara eksternal dan meminumnya secara internal, maka efek yang diinginkan akan lazim. Namun sebelum dagingnya sembuh, setiap kali balutannya diganti, rasa sakitnya seperti ribuan semut menggerogoti. ” Yue Sheng mengeluarkan setiap pisau dan mengaturnya dengan baik sebelum menggunakan kain untuk menyekanya dengan lembut dan hati-hati. Namun kata-kata yang dia ucapkan jelas diucapkan dengan santai seolah rasa sakit ribuan semut yang menggerogoti tidak masalah di matanya.