34. MISI BERHASIL

1.9K 319 313
                                    

Yang berbaik hati, bantu share cerita ini ke temen-temen kalian ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yang berbaik hati, bantu share cerita ini ke temen-temen kalian ya. Makasih buat antusiasnya💞💞

Komentar kalian di part sebelumnya buat aku makin semangat. Hayuk tinggalkan jejak kalian lagi.

Siap-siap kesel ahayyyy😋

➖➖➖

34. MISI BERHASIL

Sepeninggalan Ayahnya Jenaro, pikiran Oife lari kemana-mana. Fokusnya ambyar. Duduk diam bagai patung itu yang sedari beberapa menit lalu terjadi padanya.

Minuman yang asisten rumah tangga buatkan sama sekali tidak disentuhnya. Meja basah diakibatkan es batunya mencair karena terlalu lama dianggurin. Hilang rasa haus dahaga yang sebelumnya sempat Oife rasakan.

Menunggu Jenaro ternyata juga semelelahkan itu. Ditambah perkataan demi perkataan ambigu Om Guiza yang tidak mampu dicernanya. Otak Oife eror seketika. Ini terlalu membingungkan untuknya. Oife tidak bisa berpikir apa-apa dan tidak tahu harus merespon bagaimana selain mengiyakannya. Untung Om Guiza langsung cabut tanpa mengatakan apapun lagi. Oife dapat bernapas lega.

"Nyalon dulu apa gimana sih tuh cowok? Heran deh. Perasaan udah mau setengah jam gue di sini. Anaknya gak nongol-nongol." Oife menggerutu kesal. Dia saja yang perempuan kalau mandi tidak perlu menghabiskan waktu bermenit-menit lamanya.

"Kalo gak muncul juga gue pulang ajalah. Buang-buang waktu gue anjir."

"Ngomel mulu. Gak capek?" Tahu-tahu Jenaro sudah berdiri di belakang sofa yang Oife duduki. Cowok itu terlihat segar dan jauh lebih ganteng memakai kaos hitam polos serta celana jeans pendek selutut. Disempurnakan dengan aksesoris jam tangan yang Oife tebak harganya mahal.

"Lo mandi di Afrika ya? Atau lo pake baju di Zimbabwe?" sinis Oife.

Jenaro terkekeh, "Jangan kesel gitu ah. Sori, gue lama karena nyari sesuatu buat dikasihkan ke lo."

"Gue gak lagi ulang tahun. Ngapain lo repot-repot gitu? Asli, ya, mending gue nunggu kepastian daripada nunggu lo dandan. Rempong ngalahin banci, dih."

"Nyerocos terus. Nih, pake." Jenaro memberikan jaket berbahan parasut yang dibagian lengannya terdapat garis merah juga celana training yang menurut Jenaro akan pas dipakai Oife.

"Ganti sana di kamar mandi. Gue mau manasin motor dulu," kata Jenaro seraya menarik kedua tangan Oife agar segera menuruti perintahnya. Oife bingung. Menatap lama pakaian yang Jenaro sampirkan di bahunya.

"Ngapain sih? Abis ini kan gue mau pulang. Gue pake seragam aja ah."

"Gue mau ngajak lo ke dermaga, Oife. Buruan ganti sana. Jangan banyak protes. Telinga gue sakit dengernya." Jenaro melangkah ke garasi mobil untuk mengeluarkan motor sportnya lalu memanaskannya selagi Oife berkutat di dalam.

JENARO Where stories live. Discover now