19. TAK BISA BERKATA-KATA

2K 293 77
                                    

19

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

19. TAK BISA BERKATA-KATA

Oife menggeliat kecil saat sinar matahari menembus dari celah tirai yang sedikit tersikap. Tampaknya pun matahari sudah bertengger manis memancarkan sinarnya ke segala penjuru. Menghangatkan kulit bila terkena paparannya. Berbeda jika panas di siang hari yang terasa membakar kulit.

Pukul 6 pagi. Terlihat dari arah jam weker di atas nakas samping ranjangnya. Oife segera bangun, menguap lebar seraya mengucek kedua matanya.

Selama-lamanya Oife tidur dan biasanya paling lama itu jam 2 pagi yang mana dihabiskan Oife dengan streaming film di Netflix. Oife tetap saja bangun cepat bahkan mendahului orang-orang di rumahnya. Sama sekali tidak ada yang membangunkan Oife. Baik Melani, Anta maupun Ozi.

Tak peduli dibangunkan atau tidak, Oife enggan memikirkan hal-hal yang membuatnya sedih. Baginya di dunia ini, hanya Ibunya yang sangat mengerti maunya Oife. Oife memang pembangkang tapi tidak jika di depan Ibunya.

Ngomong-ngomong soal Ibunya, Oife jadi rindu. Rindunya terlampau berat sampai Oife sering menangis di tengah malam. Sendiri ditemani sepi. Oife ingin pergi ke tempat Ibunya namun dirinya belum sepenuhnya siap menghadapi kenyataan pahit yang masih membelenggunya.

"Anjrit cingeng banget lo, Fe!" Oife memukul pelan kepalanya saat menyadari pipinya basah oleh air mata. Sekeras-kerasnya menahan luapan kesedihannya, nyatanya pertahanannya runtuh juga tanpa disadarinya. Bisa dibilang ini perdana sebab sudah lama sekali Oife tidak menangis.

"Pokoknya lo gak boleh gini lagi. Di depan siapapun termasuk Jenaro. Lo gak boleh kelihatan lemah. Lo kudu jadi cewek tahan banting seperti biasanya. Harus." Oife bermonolog, menguatkan tekadnya. Setiap manusia memiliki sisi rapuhnya begitu juga Oife yang rapuh bila mengingat Ibunya. Kenangan indah yang membekas di hati dan pikirannya.

"Ya ampun, gue lupa gue harus mandi! Astaga mana udah setengah tujuh!" Oife buru-buru turun dari ranjang, mengambil handuk di sandaran kursi rias kemudian masuk ke kamar mandi.

Selang beberapa menit Oife siap. Memakai seragam, menyiapkan buku dan menata penampilannya. Rambut peraknya sengaja dia gerai dengan pita putih berbentuk kupu-kupu bertengger sempurna di atasnya. Menaburkan bedak tipis dan mengoleskan liptint di bibir mungilnya. Lantas Oife bergegas ke ruang makan di mana seluruh anggota sudah berkumpul bahkan derai tawa Anta terdengar lantang.

Apa yang sedang mereka bicarakan sampai wajah yang kerap terlihat serius sekarang sumringah lebar?

Sial!

Oife lupa kalau ada penghuni baru di rumah ini. Jadi, Ayahnya tertawa karena cewek asing itu?

Tunggu, namanya Jessica, kan? Oife kayak pernah dengar sebelumnya. Tapi lupa persisnya kapan.

JENARO Where stories live. Discover now