4. GAK PINTER BOHONG

3.5K 458 292
                                    

4. GAK PINTER BOHONG

Semua pasang mata kontan melotot lebar melihat adegan di mana seorang Jenaro yang paling tidak suka disentuh siapapun, dicium oleh cewek berambut perak.

Tentu siapalagi pelakunya kalau bukan Oife. Cewek yang mempunyai dendam kesumat pada sosok Jenaro. Tujuan hidupnya yang ingin bebas tanpa dikekang pun berubah menjadi pengganggu di dunia Jenaro. Oife menjauhkan diri saat berhasil mendaratkan sebuah kecupan singkat di pipi kanan Jenaro, tak lupa mengacak-acak gemas rambutnya. Membuat Maxen menyemburkan air di mulutnya juga Saguna yang tersedak kuah baksonya sampai terbatuk-batuk.

"Woi, minum-minum! Panas anjir tenggorokan gue!" Saguna heboh dengan batuk yang belum kunjung reda. Kebetulan pula minum mereka sudah pada habis. Rain yang anteng duduk tepat di depan Saguna pun mendorong botol kecap yang tadi dia buka tutupnya ke dekat Saguna. Saguna langsung meminumnya agar panas yang menjalar ke telinganya berkurang.

"Lah, apanih? Malika?" Saguna yang terlanjur menelannya, mengarahkan tatapannya pada botol tersebut.

"Kampret banget lo Gobel!" Saguna menatap garang Rain yang memasang tampang lugu seolah tak ada kejadian, "Besarin Malika seperti anak sendiri gak semudah itu. Kasihan kan jadinya kalo gue tinggal minum doang gak ikut ngebesarin."

"Kok gak mati aja lo, Gun?" Rainer menyahut ringan.

Saguna mendengus, "Gue mati, lo mati, gimana? Cocok lo rasa?"

"Masa depan gue masih panjang Gun. Gue pingin ngerasain pinggul gue bergoyang dulu. Kalo mau silahkan aja ntar gue nyusul."

Saguna mendelik ngeri, "Min Jun, your cangkem."

Peringatan Saguna diterima baik dan Rainer pun merapatkan bibirnya sambil tersenyum tipis. Senyum yang dapat melelehkan para penggemarnya ketika dia sedang konser tapi tidak untuk keempat temannya ini. Jenaro bilang jangan banyakan senyum kalau nggak mau gigi kering kerontang. Nanti yang ada nggak bisa nanam cabe di gigi.

Teringat akan cewek berambut perak yang membuat Saguna hampir celaka, tatapannya beralih ke arah Oife yang sekarang sudah duduk di sebelah Jenaro yang berekspresi datar.

"Cium pipi gue juga dong." Saguna mencondongkan kepalanya ke depan dengan senyum nakal yang menghias wajah tampannya.

"Di situ aja nih?" Oife memainkan dasi yang Saguna pakai lalu menariknya semakin mendekat padanya.

"Bibir kalo boleh." Bersamaan dengan itu sebuah botol kosong mendamprat keras pipi serta bibir Saguna. Oife yang kesal tak melepaskan pegangannya sampai Saguna teriak-teriak.

Sakit cuy! Pukulannya bukan kaleng-kaleng!

Saguna meringis yang mana ditertawakan oleh teman-temanya terkecuali Jenaro.

Oife sudah menumbangkan buaya buntung satu itu dan kini dia memokuskan perhatiannya hanya untuk cowok yang sialannya sudah membuat dia mendekam di RSJ selama beberapa jam. Oife sengaja menciptakan gosip dengan membawa-bawa cowok gendeng ini ke dalamnya. Enak saja dia bisa lari begitu saja setelah mengeluarkan stok malunya di depan para perawat di sana.

"Hai, sayang. Kenal gue kan?" Oife menopang dagu dengan kedua tangan. Posisinya badannya sedikit menyamping agar leluasa menikmati ketampanan cowok gendeng itu.

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang