60. DALANG SEBENARNYA

2.5K 366 2.2K
                                    

Kangen gak? Kangen gak? Kangen gak?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kangen gak? Kangen gak? Kangen gak?

Efek diputusin Oife jadi kacau Pak Bos😂😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Efek diputusin Oife jadi kacau Pak Bos😂😂😂

TIM KOMEN DI SETIAP INLINE MELUNCUR!
RAMAIKAN DETIK-DETIK MENUJU ENDING YA

UDAH SIAP PISAH BELUM?

Part ini panjang, jgn bosen bacanya ya

➖➖➖

60. DALANG SEBENARNYA

Sempat memejamkan matanya cukup lama guna menahan sakit di bagian perut dan wajahnya, pelan-pelan Jenaro mengusahakan diri untuk duduk dengan berbekal sisa tenaganya. Nyeri langsung menjalar saat Jenaro berhasil menyandarkan punggungnya di tiang listrik.

Dia seperti bukan Jenaro. Cowok yang biasanya tidak akan membiarkan lawannya menyentuh seinci pun bagian dari tubuhnya, beberapa menit lalu membiarkan Razor memukulinya habis-habisan.

Tidak sampai pingsan, Jenaro bisa pastikan hal itu. Wajahnya boleh babak belur tapi Jenaro menolak kalah. Walau pasrahnya kali ini tidak ampuh menahan kepergian Oife. Percayalah, Jenaro hanya ingin menebus semua kesalahannya pada Oife. Jenaro sungguh-sungguh ingin meminta maaf.

Sudah di penghujung malam. Jenaro memutuskan untuk menelepon salah satu temannya agar menjemputnya di lokasi. Membawa motor dalam keadaan kacau sangat Jenaro hindari. Gini-gini Jenaro masih sayang nyawa.

Lima belas menit kemudian terdengar suara bising knalpot dari ujung jalan besar. Ada tiga motor sport hitam yang masing-masing pengendaranya serta satu penumpangnya turun dengan ekspresi berbeda-beda.

"Lo dikroyok siapa, Bos?!" tukas Saguna heboh melihat luka memar di beberapa titik wajah Jenaro. Sudut bibir cowok itu sobek bahkan masih mengeluarkan darah segar.

"Razor."

"Lah, seriusan itu bocah?!"

Jenaro mengabaikan. Tangan kanannya bergerak memegang pipinya hingga dia meringis pelan sedang tangan lainnya dia gunakan untuk menekan perutnya.

JENARO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang