53. AKHIR DARI SEGALANYA

2.1K 351 1.3K
                                    

Sebelum baca aku mau tanya dulu nih, gimana perasaan kalian pas baca part sebelumnya?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelum baca aku mau tanya dulu nih, gimana perasaan kalian pas baca part sebelumnya?

Yuk baca bismillah dulu biar hujatannya berkah. Canda berkah😂😂😂

➖➖➖

53. AKHIR DARI SEGALANYA

"Itu Oife bukan sih?"

"Apaiya? Lo salah orang kali! Oife kan rambutnya warna putih sedangkan rambut tuh cewek warna coklat!"

"Anjir, itu beneran Oife Katrina! Gue tanda banget sama mukanya!"

"Gila coy, makin cakep aja si Oife! Deketin ah! Dia masih sama Jenaro gak ya?"

"Jujur gue lebih suka warna rambutnya yang lama. Aura cewek bar-barnya bener-bener kelihatan."

"Yang bilang Oife cakep, fix matanya katarak! Masih cantikan Jessica kemana-kemana! Badannya kalah ramping dari Jessica, gak doyan!"

Ada begitu banyak suara-suara sumbang yang tertangkap di pendengarannya saat Oife baru saja tiba di pelataran sekolah. Dengan warna rambut yang tidak lagi berwarna perak, Oife berjalan lurus ke arah kelasnya. Tak mempedulikan pujian-pujian indah serta hinaan yang mereka lontarkan.

Semalam adalah waktu bagi Oife bertarung keras melawan sesuatu yang selama ini dia tahan-tahan. Oife sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya di jembatan yang pernah dia singgahi yang pada ujungnya ditemani Jenaro sore itu. Oife ingin melompat ke dalam derasnya air sungai, membawa tubuhnya semakin jauh agar orang-orang tidak bisa menemukan jasadnya. Oife ingin menghilang dari muka bumi, meninggalkan penderitaan yang tak kunjung berakhir.

Dan keinginan tersebut dia kubur dalam-dalam ketika sosok Ibunya memenuhi ruang di kepalanya. Bagaimana keadaan mental dan psikis Ibunya, bagaimana lemahnya malaikat tercintanya yang hanya bisa tergolek di ranjang dan terduduk diam di kursi roda. Oife bisa membayangkan betapa menyedihkan hidup Ibunya semenjak bercerai dengan ayahnya.

Ayah? Apa pantas pria itu disebut ayah setelah membiarkan puteri kecilnya tersiksa di rumahnya sendiri?

Oife tertawa miris. Kehidupannya benar-benar penuh drama. Orang-orang di sekitarnya pun berotak dangkal yang bisa-bisanya percaya hanya dari kata-kata tanpa mencari tahu dulu kronologinya seperti apa.

Sampai di kelas, Oife dibuat semakin terdiam melihat Jena sudah duduk manis di bangkunya. Tepat di sebelah Hebi. Oife mendekat, tersenyum pada keduanya yang memilih membuang muka. Hatinya tersentil akan pemandangan menyakitkan itu. Tapi Oife berusaha tenang di tempatnya berdiri.

"Na, lo bisa pindah? Gue mau duduk."

"Gak lihat gue masih ngobrol sama Hebi?" Jena menatapnya judes. Suaranya yang besar memancing perhatian murid lain hingga keduanya menjadi tontonan gratis di pagi hari. Oife pun baru menyadari jika Jessica sudah berpindah tempat tepat di depan Hebi. Ketiganya tampak akrab sekarang.

JENARO Where stories live. Discover now