Perasaan Itu-21

2.2K 262 11
                                    

"Ilyas mau es krim dimana sayang? Ayo belinya sama Om yuk," ajak Azriel.

Ilyas tersenyum lebar, ia berjalan mendekati Azriel lalu menggandeng telunjuk pria tinggi tersebut.

Sementara Shafa? Ia terdiam kaku, bingung dengan pemandangan yang ia lihat itu, pikirnya kenapa harus Azriel? Kenapa Ilyas harus dekat dengan pria itu?

Ilyas menarik tangan Azriel, berjalan masuk ke sebuah mini market dan menemukan es krim yang di inginkan oleh anak batita itu.

"Ilyas mau es kyim ini, Om!" girang Ilyas sambil memperlihatkan pada Azriel satu es krim corong rasa coklat.

Azriel mengangguk, "Pilih aja yang Ilyas suka."

Shafa masih diam, ia berdiri menatap keduanya dengan jaket Ilyas yang menggantung di pergelangan tangannya.

"Nah! Ilyas mau dua es kyim ini ajah, Om!"

Azriel pun tersenyum lalu mengajak Ilyas untuk berjalan ke kasir dan memberikan barang yang akan dibeli tersebut pada Karyawannya.

"Keluarganya harmonis ya, Kak."

Degg!

Mata Shafa seketika terbelalak kaget mendengar ucapan sang Kasir tersebut, begitu juga dengan Azriel.

Keduanya saling melempar pandangan salah tingkah lalu Azriel berkata, "Oh? Haha, totalnya berapa Mbak?"

"Lima belas ribu, Kak."

Azriel mengeluarkan dompetnya dari saku lalu memberikan uang dengan jumlah yang barusan disebutkan oleh sang Karyawan.

Setelah selesai, mereka pun keluar dari tempat itu dan kembali duduk dikursi panjang yang ada di taman tadi.

Shafa yang duduk berjarak dari Azriel, sementara Ilyas tak segan-segan duduk dipangkuan pria itu sambil memakan es krimnya lahap.

"Om mau?" tawar Ilyas dengan mulutnya yang belepotan.

Azriel menggeleng dengan senyumnya, "Makasih.. Ilyas aja yang makan ya." Ujarnya sembari mengelap bibir anak itu dengan ujung jempolnya.

"Ilyas ini anak siapa?" tanya Azriel pada Shafa seraya mencairkan suasana canggung yang ada dibenak gadis itu.

Shafa menoleh sekejap lalu berkata, "Anak saudara, Kak."

"Nginep?"

Gadis itu mengangguk.

Azriel mengusap pucuk kepala Ilyas, rambut anak itu sangatlah harum dan lembut.

Entah apa yang ia rasakan sekarang. Yang jelas, rasa kecewanya mulai sedikit mereda dan ketenangan serta rasa nyaman sudah ia rasakan.

Jika ditanya tentang perasaannya terhadap Shafa, Azriel tak tahu. Ia sangat bingung menjelaskan bagaimana perasaan itu hadir dan datang.

Dirasanya sangat berbeda ketika berada di dekat Lista ataupun Shafa.

Senyum gadis itu terkadang sangat langka dilihat oleh lelaki lain, tetapi ia berhasil menagkap itu semua.

Ketika orang lain beranggapan bahwa Shafa adalah gadis yang sombong dan sangat cuek, itu salah. Di mata Azriel sendiri Shafa adalah gadis yang berusaha keras menjaga izzah dan iffah nya serta memiliki rasa malu yang amat tinggi, bahkan ketika berbicara pun ia tahu etika yang baik ketika bersama dengan yang bukan mahram baginya.

Terjebak dalam lamunan, tiba-tiba saja Ilyas berucap dan menyadarkan lamunannya.

"Aunty, Shafa mau pulang.. Kangen sama Ummi," rengek anak itu manja.

Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]Where stories live. Discover now