Shafa Tak Terima-34

2.4K 267 12
                                    

"Makasih banyak ya Umma, Abi. Shofia merasa terhormat banget tinggal disini, maasyaa Allah.. Doain Shofia ya, semoga Shofia bisa istiqomah dan selalu dalam lindungan Allah."

"Na'am sayang.. Aamiin, Umma sama Abi selalu doain kamu kok. Kamu itu sudah Umma anggap seperti anak sendiri, jaga diri kamu baik-baik ya sayang. Jangan lupa ibadahnya dijaga juga, jangan ngerasa sendiri lagi, inget! Allah selalu ada sama kamu." Jelas Azizah sambil memeluk Shofia erat.

Shafa hanya bisa terdiam menahan tangisnya. Berat sekali rasanya melepaskan kepergian temannya itu walaupun nanti bisa kembali bertemu di kampus.

Shofia mulai melepaskan dekapannya dari Azizah, ia cium punggung dan telapak tangan wanita itu bolak balik lalu mencium pipi wanita itu lembut.

Ia menangkup kedua tangannya didepan seraya bersalaman pada Latif yang juga sama sepertinya. Kini, Shofia mulai menatap Adam dan Yusuf yang sedaritadi melihat ke arahnya.

"Kak Yusuf, Kak Adam. Makasih banyak juga ya, aku merasa terhibur sama kalian."

Kedua Kakak beradik itu mengangguk dengan senyuman yang penuh dengan ketulusan.

Shofia mendekati Shafa, gadis bergamis coklat itu sudah memperhatikannya sedaritadi. Ia pun langsung mendekap erat Shafa dengan beribu-ribu ucapan terimakasih, karena jikalau bukan Shafa yang membantunya, mungkin saja ia masih terkurung didalam penjara dunia itu bersama Alfi.

"Sstt.. Udah, Shaf. Jangan nangis lagi.. Nanti kan kita bisa ketemu di kampus tiap hari," ujarnya sembari mengelus pundak Shafa lembut.

Gadis yang didekap sudah daritadi memancarkan air matanya, Shafa berusaha keras menghentikan tangisan kecil itu lalu berkata, "Tapi tetep aja.. Aku gak ada temen, Shof."

Shofia hanya terkekeh kecil mendengar rengekan gadis itu, "Iya.. Aku juga gitu kok, insyaa Allah nanti kapan-kapan aku nginep lagi. Boleh kan Umma?" tanya nya pada Azizah.

Wanita itu tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Tuh.. Umma ngizinin aku." Balas Shofia yang mulai melepas dekapannya.

"Ya udah, kamu hati-hati ya. Kalo ada apa-apa bilang sama aku. Dan inget! Jangan pernah ngerasa sendiri lagi."

"Siap, bos! Oke.. Aku berangkat dulu ya, doain. Assalamu'alaikum.." Ucap Shofia.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.." Sahut mereka serempak.

Gadis berjilbab hitam itu mulai meraih tas nya yang berisikan baju dan barang-barang penting. Ia berjalan masuk ke dalam taksi online yang sudah dipesan, lalu melambaikan tangannya pada sebuah keluarga yang terus memperhatikannya.

Mereka membalas lambaian itu dengan lembut. Hingga tak lama kemudian, mobil itupun mulai berjalan dan keluar dari halaman rumah Shafa.

"Jangan nangis lagi dong, ntar cantik nya hilang loh." Tutur Yusuf seketika pada Shafa.

Gadis itu tercengang padanya dengan tatapan tajam, bergegas ia masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun.

***

"Jadi gimana? Lo ikut pergi ke pernikahan Lista?" tanya Kahfi.

Azriel menatap temannya itu lalu mengangguk kecil diiringi dengan hembusan napas berat.

"Lo yakin, Zriel?" tanya Zaid tak percaya.

Pemilik nama tersebut sontak menatap kearahnya dengan datar sambil berkata, "Nanya sekali lagi, gue jual ginjal lo."

Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]Where stories live. Discover now