Ancaman Berat-30

2K 237 3
                                    

"Kenapa kamu keluar gak izin sama aku?"

Damn!

Shofia terdiam dengan langkahnya. Zikir ia ucapkan berulang kali dengan tangan kaki yang bergetar hebat.

Namun Shofia menghembuskan napasnya pelan, berusaha ia buang jauh-jauh rasa gelisah dan takut itu lalu berusaha acuh dengan keberadaan Alfi yang tengah duduk bersandar di atas kasur menatapnya.

Gadis itu kembali melangkah mendekati sebuah lemari berwarna coklat tua dan membukanya. Ia keluarkan sebuah tas hitam berukuran besar dan meletakkan semua pakaiannya di dalam sana.

Alfi tercengang,  ia yang sedaritadi sibuk dengan ponselnya kini mulai menyorot pada Shofia dengan tatapan yang membingungkan.

"Kamu mau kemana? Ngapain bawa baju sebanyak itu?"

Lagi-lagi Shofia tak menggubris pertanyaannya, merasa kesal mungkin. Ia pun mendekati gadis itu lalu kembali bertanya dengan kasar.

"Kamu budek ya!? Mau kemana? Sok-sokan mau pergi padahal gak punya keluarga disini."

"Aku emang gak punya keluarga disini, tapi aku punya banyak temen yang peduli." Sahut Shofia.

Alfi tercengang, sangat tidak percaya dengan apa yang diucapkan Shofia barusan.

Plakk!

"Udah berani sekarang?"

Tanpa aba-aba pria itu langsung menampar pipi Shofia dengan kuat sehingga berhasil membuat nyalinya kembali menciut, ia raih dagu gadis itu sambil berkata, "Jangan harap kamu bisa pergi dari sini."

Lukanya yang belum pulih terasa sangat sakit. Shofia meringis kesakitan karena Alfi menangkup kedua pipinya terlalu kencang.

Bibir pria itu sangat dekat, sedikit lagi hampir menyentuh bibirnya. Dengan sigap Shofia menghantamkan kepalanya pada dahi Alfi hingga berhasil membuat pria itu mengerang kesakitan.

"Argh! Sialan kamu!" raung Alfi sambil memegang dahinya yang berdarah.

Shofia merasa sangat ketakutan, ia berjalan mundur dengan pelan keluar dari kamar tersebut. Pikirannya sudah buntu sekarang, ia tak tahu lagi ingin berbuat apa-apa selain rasa takut yang semakin menjadi.

Alfi tak tinggal diam, ia menyorot gadis itu tajam dan melangkah cepat. Ditariknya tangan Shofia dengan kuat sehingga gadis itu meringis kesakitan.

"Jangan harap kamu bisa pergi dari aku!" ketus Akbar menatapnya tajam.

Shofia meneguk saliva nya pelan lalu berkata,  "Aku tuh udah capek tau nggak, tinggal sama kamu!"

"Kenapa? Oh.. Jangan-jangan udah ada cowok lain? Ngaku!"

"Aku capek sama sikap kamu, Al! Hiks, udah cukup aku nahan semuanya selama satu bulan ini!"

Alfi terkekeh kecil dengan genggaman tangannya yang semakin kuat, "Ck, kenapa? Baru sadar kalo selama ini kamu cuma dimanfaatin doang?"

Shofia terpejam sekejap dengan air matanya yang menetes, ia merasa sangat sakit hati dengan ucapan itu, deruh napasnya terdengar jelas dan ia pun langsung saja berteriak lalu menampar wajah Alfi dengan tangan kirinya.

Assalamu'alaikum Jodohku [ END✔ ]Where stories live. Discover now