42. After That

206 44 10
                                    

HI AKU BALIK LAGI !!!

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DAN KOMEN YAA UNTUK CERITA UPDATE LEBIH CEPAT.

KARENA MENCARI SEMANGAT UNTUK MENULIS TIDAK SEMUDAH KALIAN MEMBACA YAA !!!

SO THANKS BUAT YG UDAH DUKUNG DENGAN TEKAN BINTANG DAN KOMEN YANG MENDUKUNG SELAMA INI.

HAPPY READING YA GUYS !!!

.

.

.

.

.

Siang itu keadaan dikediaman keluarga Hwang menjadi lebih ramai dari sebelumnya.  Ditambah lagi,  kejutan lain yang telah mereka terima. Nyonya,  Hwang telah menjelaskan semuanya secara detail, begitu juga kepada Sinb.

"Lalu,  Moonbin dan Somi ?" tanya Sinb bingung.

"Moonbin dia anak dari pamanmu, tapi Paman telah meninggal karena kejadian itu, jadi selama ini Moonbin tinggal disini. Sedangkan Somi dia adikmu dan Umji,  anak bungsu keluarga Hwang." ucap Nyonya Hwang dengan tenang,  ia sudah menduga bahwa Anaknya itu akan bertanya tentang asal-usul Moonbin dan Somi.

"Selama Hana disini,  Moonbin dan Somi selalu saja mengajaknya bepergian. Aku juga senang melihat mereka dalam keadaan bahagia seperti itu. Kehadiran Hana dikeluarga ini sungguh mengubah semua suasana menjadi ramai." ujar Nyonya Hwang senang,  sedangkan Moonbin dan Somi yang dibicarakan itu tersenyum malu, karena mereka memang sering pergi keluar untuk bermain bersama Hana.

"Ah begitu, mereka pasti sudah sangat dekat." ujar Sinb paham akan silsilah keluarga ini,  begitu juga akan apa yang terjadi saat kedatangan Hana.

"Eonnie,  Hana sangat girang. Dia berbeda dari anak yang lain,  entahlah. Tapi aku menyukai sifatnya, dia sangat polos." ujar Somi bahagia. Membuat semua orang diruangan itu tersenyum senang,  bahwa Hana tak melakukan suatu hal yang buruk.


"Aigoo,  Sinb Umji. Dia adalah Appa kalian." ujar Nyonya Hwang.

"Appa kalian lumpuh setelah mengerjakan misi yang cukup berat waktu itu. Appa Moonbin meninggal dan Untung saja Appa kalian masih bisa terselamatkan, walau ia tak dapat  bergerak dengan leluasa seperti dulu lagi." ujar Nyonya Hwang memperkenalkan Suaminya yang tadi telah keluar dari kemar menggunakan kursi Roda yang didorong oleh Hana,  tentunya terjadi atas keinginan Hana sendiri.

"Appa !" seru Sinb dan Umji bersamaan,  lalu beranjak dari tempat duduk mereka untuk menghampiri sang Ayah.

"Aigoo,  apa kalian benar-benar putriku ?" tanya tuan Hwang,  lalu dijawab anggukan oleh Sinb dan Umji yang sudah menjatuhkan buliran air mata pada wajah mereka.

"Maafkan Appa,  selama ini tak bisa menjaga kalian,  hiks. Kalian Putri Appa yang sangat cantik. Kalian tumbuh dengan baik." ujar Tuan Hwang.


.


.


.

.

Malam itu menjadi malam yang penuh kenangan, terutama bagi Hana. Ia sungguh lupa akan semua yang ia alami. Namun,  memorinya kembali seiring dirinya menjalani terapi dan menuruti anjuran Dokter.

Ia begitu ingat akan Tas kecil bewarna biru muda yang menjadi kesukaannya,  dan Sowon membawakannya saat kemari. Tentunya atas permintaan Nyonya Hwang.

Pernah disuatu kejadian,  Hana mengigau karena mencari Tas kecil berwarna Biru miliknya. Dan Nyonya Hwang yang mendengar itu mencoba mencari tahu,  mungkin saja dapat membuat Hana dengan mudah mengingat memori yang terlupakan.


"Aku tak tahu mengapa semuanya terlihat sangat rumit ketika satu-persatu potongan kejadian terungkap." ujar Hana kemudia membuka kaitan ditas miliknya.

Dengan perlahan ia mengambil Tujuh Amplop dengan tulisan yang berbeda pada bagian depannya. Lalu ia mengambil satu Amplop yang berisikan Namanya.

김 하나 (Kim Hana)

'Entah mengapa malam ini sangat terasa berbeda dari semua malam yang pernah aku lalui. Malam ini dimana semua saudara membenciku,  membenci diriku karena kesalahpahaman. Aku hanya ingin menulis ini,  agar dimana aku lupa,  aku dapat mengingatnya kembali.

Aku ingin sekali menyampaikan semua yang aku rasakan, rasa sedih dan kecewa dimana keadilan tak berpihak padaku. Aku mengalami permasalahan yang bahkan tak pernah aku ketahui.

Aku bukan diriku yang dulu,  kejadian tidur dikelas setiap harinya membuatku bingung, kejadian dimana membuat diriku sulit belajar,  aku tak mudah lagi untuk berkonsentrasi, aku tak memiliki ingatan yang baik seperti dulu. Aku merasa diriku berbeda dari sebelumnya.

Aku tak marah,  hanya saja aku bingung akan apa yang harus aku katakan pada mereka.  Aku ingin menghabiskan tahun ini drngan suasana bahagia. Tapi mengapa mereka semua memarahiku tanpa alasan? Apa mereka sudah tak menyayangiku lagi?'

Kim Hana Fighthing!

.

.


.

.

"Apa maksudnya? Ahkkk !!!" rintih Hana saat setelah dirinya merasa ada batu besar yang menimpa kepalanya bersamaan dengan terputarnya beberapa memori yang sebelumnya terlepas dari ingatannya.  Hal itu sudah sering terjadi bahkan hampir setiap hari.

"Hana tenang, ambil nafas perlahan,  laku hembuskan....huh." ujarnya menenagkan dirinya sendiri disaat rasa sakit itu perlahan memudar.

"Mungkin aku harus membuka yang lainnya? Emm, disini ada Sowon Eonnie, Yerin Eonnie,  Eunha Eonnie,  Yuju Eonnie,  Sinb Eonnie dan Umji Eonnie. Beginikah caraku agar aku tak melupakan kenangan mereka? Aku cukup pintar juga ternyata, karena menulisnya agar dapat teringat dengan mudah. Entahlah,  tapi firasatku selalu benar." ujar Hana kepada dirinya sendiri.


.

.


.


.

"Mengapa cepat sekali larut malam ini? Aigoo,  apa saja yang telah aku lakukan sejak tadi ?" tanyanya Heran,  lalu memasukkan semua surat yang sudah ia baca sebagian tadi.


"Bagaimana wajah Sinb dan Umji Eonnie ? Mengapa aku lupa lagi disaat tadi sempat mengingatnya? Aigoo,  apa aku terkena virus orang tua ? Lupakan lah, mungkin tidur adalah pilihan yang bagus untuk saat ini !" ujar Hana lalu merebahkan dan menyelimuti dirinya.


.


.


.


.

Senin,  28 Desember 2020

Aku kira Kuota belajar ga bisa buat Wetpet an... Padahal udah siap" mau update waktu itu...menyedihkan.

Okee thanks jangan lupa tap Bintang di pojok kiri yaa.

Maaf kalau part kali ini kurang gimana gitu. 

Semoga suka

Silent Girl/ HALLSTATT  [SEGERA TERBIT CETAK] Where stories live. Discover now