40. Dark

210 42 7
                                    

HI AKU BALIK LAGI !!!

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DAN KOMEN YAA UNTUK CERITA UPDATE LEBIH CEPAT.

KARENA MENCARI SEMANGAT UNTUK MENULIS TIDAK SEMUDAH KALIAN MEMBACA YAA !!!

SO THANKS BUAT YG UDAH DUKUNG DENGAN TEKAN BINTANG DAN KOMEN YANG MENDUKUNG SELAMA INI.

HAPPY READING YA GUYS !!!

.

.

.

.



"SOJUNG-AH ! KAU MEMBOHONGI KAMI !" teriak Ayah Sojung dengan emosi.

"AKU AKAN MENGHABISI ADIK KESAYANGANMU ITU ! JADI KAU TINGGAL DUDUK DIAM DIPERUSAHAANNYA ! AKU SUDAH MUAK DENGAN SEMUA INI !" seru Ibu Sojung dan siap menembakkan pistol kearah Sowon.

"Eomma, Appa jangan lakukan itu. SOWON JUGA ANAK KALIAN !" seru Sojung dengan merentangkan kedua tangannya melindungi Sowon dibalik tubuhnya.

"MENYINGKIRLAH !" teriak Ibu Sojung sambil menarik Sojung untuk menjauh dari Sowon.

DORR ! DORR ! DORR !

"ANIYA ! SOWON-AH !!!"

Bunyi  peluru itu menusuk gendang telinga dan meninggalkan kenangan yang menyedihkan bagi kedua saudara kembar itu. Salah satu dari mereka telah meninggal akibar tembakan bruntal dari kedua orang kandung mereka.

Tidak, bukan Sowon yang meninggal tapi Sojung. Tepat saat kedua orangtua mereka melepaskan tembakan, Sojung langsung berlari dengan berteriak ia menjadi tameng bagi adiknya kembarnya, yaitu Sowon.

Sowon yang sedang dalam keadaan lemah itu hanya dapat terisak dan menatap wajah kakaknya dengan pandangan menyesal, karena tubuh Sojung yang dipenuhi oleh darah.

Sedangkan Kedua orangtua mereka kini sudah dibawa oleh polisi yang sempat Sojung hubungi.

Sojung merasa bingung saat ia tak melihat Hana berada di Bagasi Mobilnya, jika ia tidak menyerahkan Hana pada kedua orangtuanya maka Sowon lah yang akan menjadi sasaran kekejaman dari kedua orangtuanya. Karena Sojung tak ingin semua bertambah rumit, ia memutuskan untuk menghubungi kantor polisi yang tidak lain Ayah dari teman rahasianya, karena selama ini ia dilarang untuk memiliki teman secara terang-terangan dihadapan kedua orangtuanya.




"Sowon-ah, uhuk...maafkan Eonnie, uhuk...Eon-nie ti-tidak tahu dimana Hana berada. Ma-maafkan Eonnie ka-karena be-belum dapat menjadi se-orang Eonnie yang baik bagimu, uhuk-" ujar Sojung dengan lirih, ia merasa sudah tak berdaya lagi akibat tembakan dari kedua orangtuanya.


"Eon-nie, hiks ja-jangan tutup matamu, hiks..."

"Sowon-ah, uhuk...Eonnie menyayangimu !" ujar Sojung lirih, lalu Sowon memberikan ciuman pada Dahi kakaknya itu, dengan tujuan menguatkan Sojung untuk bersabar selagi Polisi menghubungi para medis.

"Eonnie, hiks...bertahanlah. A-aku juga menyayangimu, hiks." ujar Sowon sembari memeluk Sojung yang sudah tak berdaya dan dilumuri oleh banyak darah.


.


.


.



.

"Eonnie, makanlah. Kalau kau tidak makan, maka akan semakin lama sembuhnya." ujar Eunha memohon. Bahkan Yuju dan Sinb juga berharap sama agar Sowon setidaknya memakan makanannya.

Ini sudah terlewat satu minggu sejak kejadian dimana ia Sowon harus kehilangan kakak kandungnya. Saat diperjalanan ke Rumah Sakit, Sowon jatuh pingsan sedangkan dalam masa perawatan ia harus menerima kenyataan bahwa Sojung telah lebih dahulu pergi dan tak akan menemuinya lagi.

Belum lagi keadaan Hana yang tak kunjung diketahui sampai sekarang ini, membuat dirinya bertambah resah. Sowon juga sudah mendengarkan bagaimana kejadian sebelum Hana jatuh sakit, Yerin dan Umji lah yang menceritakannnya.

"Kalian pergilah, tak ada harapan bagiku untuk hidup. Kalian tak paham bagaimana keadaanku, seharusnya kalian tak membiarkan Hana pergi begitu saja." kata Sowon dengan bibir yang bergetar. Keadaannya juga masih pucat setelah ia menerima perwatan di Rumah sakit, karena ia tak meminum obat maupun makan apapun.

"Eonnie, maafkan kami. Seharusnya kami tidak melakukan hal itu." sesal Yuju dengan lirih.

"Apa kalian tahu bagaimana keadaan Hana sekarang ? Apa dia masih hidup atau tidak ? Apa dia sudah makan atau belum ? Pasti dia ketakutan diluar sana." kata Sowon sambil memeluk dirinya dengan selimut.

Ia juga merasa bersalah karena yang membuat Hana hilang adalah Kakak kandungnya sendiri, sedangkan kakaknya menculik Hana untuk menyelamatkan dirinya. Ya, semua akar permasalahan ini dari Orangtua kandungnya sendiri, tapi mau bagaimana lagi jika kedua orangtaunya juga sudah masuk penjara, namun tak ditemukan apapun dari jejak kepergian Hana.

"Sudahlah, aku tak ingin menyalahkan kalian lagi. Tapi sebaiknya kalian pergi dari sini sekarang juga. Aku sedang ingin sendiri." ujar Sowon pada Eunha, Yuju dan Sinb.

"Eonnie, kumohon makanlah." pinta Sinb lirih tapi tetap saja Sowon mengabaikannya.


.

.

"Eonnie, kita yakin akan pergi kesana  ?" tanya Umji khawatir, sedangkan Yerin kini sedang fokus untuk mengemudikan mobilnya.

"Iya Umji, orang itu adalah satu-satunya harapan untuk kita. Aku berharap kedepannya segera membaik." ujar Yerin meyakinkan Umji, kali ini mereka akan menuju tempat yang cukup jauh dengan alasan yang tidak tahu bagaimana kebenarannya.

"Aku harap begitu Eonnie, tapi kita hanya berdua dan tak ada Bodyguard yang membantu kita." kata Umji yang berusaha menghentikan Yerin, karena Yerin mengikuti semua yang diminta oleh nomor tak dikenal yang selalu saja mengirimkam pesan aneh dan membuat mereka penasaran.



.

.

.



Rabu, 23 Desember 2020

Thanks For Read, Vote and Comment

Maaf untuk semua salah kata dan alur yang mungkin membuat kalian bosan ? Atau tidak masuk akal. Karena aku sudah tidak ada ide sama sekali.

Silent Girl/ HALLSTATT  [SEGERA TERBIT CETAK] Where stories live. Discover now