38.

196 46 16
                                    

HI AKU BALIK LAGI !!!

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG DAN KOMEN YAA UNTUK CERITA UPDATE LEBIH CEPAT.

KARENA MENCARI SEMANGAT UNTUK MENULIS TIDAK SEMUDAH KALIAN MEMBACA YAA !!!

SO THANKS BUAT YG UDAH DUKUNG DENGAN TEKAN BINTANG DAN KOMEN YANG MENDUKUNG SELAMA INI.

HAPPY READING YA GUYS !!!

Biarlah otak kalian bekerja dengan sendirinya #ini #clue

Maafkan Typo yg meresahkan....


.

.

.

"HANAA !!! APA YANG KAU LAKUKAN ???" teriak Umji takut saat melihat pergelangan tangan kiri Hana yang dipenuhi oleh darah dengan tangan kanan Hana yang memegang sebuah pisau lipat.

"EONNIE PERGILAH ! AKU TIDAK BERGUNA ! AKU SANGAT TIDAK PANTAS MENJADI ANAK DIKELUARGA INI !" teriak Hana sambil menangis dan menyodorkan pisau yang ia pegang kehadapan Umji. Ia tak ingin Umji mendekat dan menghentikan aksinya.

"Tidak tidak ! Hana letakkan itu, itu bahaya !"

"Eonnie jangan mendekat ! Lebih baik Eonnie pergi sekarang, hiks. Pergilah !" teriak Hana yang kemudian ia terduduk sambil bersandar pada Almari miliknya, dia menangis sambil memeluk lututnya mengabaikan darah yang rerus mengalir deras di pergelangan tangannya. Bukan hanya sayatan kecil, tapi sayatan memanjang.

.

.

.

.

Setelah mengobati dan menenangkan Hana, Umji kembali ke kamarnya. Namun, baru beberapa menit ia duduk, ponselnya berdering. Umji mendapat panggilan dari Yerin yang ternyata sudah sampai di Seoul.

Umji sangat bingung, baru kali ini Umji mendapati Yerin sangat resah dan meminta dirinya agar datang ke Perusahaan dan menginap disana.

Entah mengapa Yerin tak ingin pulang kerumah untuk membicarakan hal tersebut bersamanya. Namun bagaimanapun Umji tetap pergi menemui Yerin dengan diantar oleh supir dan dijaga Bodyguard pribadinya. Umji mencari waktu yang tepat, karena Yeein sendiri yang memintanya.

Ya, Umji tak memikirkan hal lain, ia tetap mengiyakan permintaan Yerin itu hingga akhirnya, disinilah Umji bersama Yerin. Tepatnya diruangan pribadi Yerin.

"Ada apa Eonnie ? Kau terlihat lebih resah dari pada ditelepon tadi, bahkan kau tak mengatakan semuanya secara terus terang." ujar Umji sambil memegang bahu Yerin dan menenangkannya.

"Bukan resah lagi Umji-ah, rasanya aku ingin sekali menangis bahkan marah, tapu aku tak tahu harus melampiaskan semua itu pada siapa, hiks. Umji-ah, kumohon percayalah !" kata Yerin dengan terisak, sedangkan Umji merengkuh Yerin yang berada disampingnya dan menyandarkan kepala Yerin pada bahunya.

Umji berusaha sebaik mungkin untuk dapat membuat Yerin nyaman saat bercerita padanya, bukan hanya Yerin saja, tapi Umji juga bersikap seperti itu kepada saudaranya yang lain.

"Umji-ah, aku pulang lebih awal karena memang acaranya juga selesai lebih cepat. Setelah selesai acara selesai, aku sangat terkejut saat Bendahara perusahaan melaporkan pengeluaran yang telah digunakan. Hiks, yang membuatku sedih, So-sowon Eonnie, dia mengambil 50% Uang Kas Perusahaan tanpa sepengatahuanku. Bahkan ia tak mengatakan alasan dibalik pengambilan uang yang lumayan besar itu. Kau tahu Umji-ah kalau Sowon Eonnie bukanlah orang yang seperti itu, hiks. Di-dia tak akan melakukan hal segila itu. Aku bahkan sudah paham berapa wajarnya pengeluaran Sowon Eonnie selama ini, hiks."

Silent Girl/ HALLSTATT  [SEGERA TERBIT CETAK] Where stories live. Discover now