Wedding

1.5K 197 18
                                    

"APAAA!!! MENIKAH!!!" Teriak [Name] yang menggelegar ke seluruh ruangan.

"Apa ibu akan menjual ku atau semacamnya? Kenapa ini tiba-tiba terjadi? Pertama tama aku harus keluar dari sini." pikir [Name] yang langsung keluar dari ruangan itu.

Walaupun ia di tahan oleh para maid [Name] tetap melangkahkan kakinya dengan cepat, berusaha meninggalkan tempat itu.

Ia terkejut ketika di jalan ia berpapasan dengan ibunya, mata ibunya memandangnya dengan tajam. [Name] langsung mendekatinya dan meminta penjelasan.

Kini [Name] dan ibunya hanya berdua di dalam kamar. [Name] tidak sabar meminta penjelasan dari Sang ibu.

"Ibu apa maksud nya? Aku menikah? Ini lelucon kan?"

"Bukannya waktu itu aku sudah memberi tau mu? Kenapa kamu baru protes sekarang!"

"Kapan. Tidak bukan itu masalah nya, Ibu taukan selama aku belum bertemu orang itu aku, tidak akan mengganti nama Marga ku?"

"Jangan ke Kanak-kanakan bahkan jika kamu tidak mengganti marga mu orang itu tidak akan kembali."

"TIDAK DIA PASTI KEMBALI!!"

Tangan ibu [Name] mulai terayun hendak menampar [Name], [Name] langsung memejamkan matanya namun, tamparan itu tidak sampai di pipinya.

Ketika ia membuka matanya kembali ia melihat Mikasa yang ternyata sedang menahan lengan ibunya.

"Kau harus sabar bibi, hari ini adalah hari pernikahan [Name] semua orang pasti akan bertanya-tanya jika ada lebam di wajah pengantin wanita bukan?" Ancam Mikasa

"Beraninya...!" Bentak Ibu [Name] dengan nada meninggi.

"Ha.. Sudah lah.." ucapnya merendahkan nada kembali.

"Anggap saja ini permintaan terakhir ibu mu." ucapnya sambil meninggalkan kamar.

Kini [Name] hanya terdiam menatap kepergian ibunya.

"Kenapa di saat seperti ini kau baru menyebutkan dirimu sebagai ibu? Ini benar-benar curang"

...

"[Name] apa kau ingin membatalkan pernikahan ini? Aku akan membantu mu
Sudah ku duga pernikahan ini tidak dengan persetujuan mu." Ucap Mikasa sambil memeluk [Name].

[Name] yang sedari tadi menundukkan mulai mengangkat kepalanya melihat sahabatnya di hadapannya.

"Aku tidak apa-apa Mikasa, mungkin pernikahan ini tidak seburuk yang ku bayangan kan." Ucapnya sambil berusaha tersenyum.

[Name] tidak ingin sahabatnya itu khwatir dan ia tidak ingin merepotkannya atau membuat kekacauan, mungkin kini pasrah yang dapat ia lakukan.

"Mikasa ngomong-ngomong kenapa kamu bisa ada di sini?"

"Kamu belum tau?" tanya Mikasa balik.

"Tau?" [Name] memiringkan kepalanya.

"Calon suami mu. Dia itu paman ku."

"Ha...!! Paman?" [Name] yang cukup terkejut karena ucap Mikasa.

"Sebenarnya dia anak dari saudara ibuku,dan Ibuku meminta ku untuk memanggilnya paman, kami tidak memiliki ikatan darah langsung, aku juga kurang peduli, memang ada apa?"

"Ti-tidak."

Sejujurnya ia sangat terkejut dan berpikir seberapa tua pria yang akan di nikahannya itu.

"Em.. Mikasa berapa umur nya?" tanya [Name] karena rasa penasaran.

"Mungkin 30an aku tidak peduli dengan umur orang itu" Ucap Mikasa entah mengapa dia seperti memiliki dendam pribadi dengan orang yang sedang kami bicarakan ini.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora