Hotel

950 120 4
                                    

"Aku benar-benar sangat menyesal, padahal aku yang mengundang kalian untuk makan malam, tapi aku yang meninggalkan kalian." Ucap Ibu Mikasa pada kami, para tamu.

"Tidak apa-apa bibi kami bisa menunggu." Balas Armin sopan.

"Tidak perlu menunggu ku, kalian makanlah dan nikmati waktu kalian. Aku bener-bener minta maaf."

Makan malam bersama di mulai, tanpa hadirnya seluruh keluarga pemilik rumah, hanya Mikasa di tengah-tengah kami. Aku merasa sedikit lega, aku sangat yakin jika Ibu Mikasa masih berada di sini bersama kami, dia akan membahas tentang hubungan ku dengan Levi yang pastinya akan membuka rahasia ku di hadapan Eren dan juga Armin.

Satu-satunya orang yang tahu tentang hubungan ku dengan Levi yang ku rahasiakan hanya Mikasa. Levi sendiri tidak pernah membahas hubungan kami dan memanggil dengan panggilan khusus seperti kebanyakan pasangan suami istri, toh hubungan kami bukan hubungan suami istri yang sebenarnya juga.

Eren dan Armin hanya mengetahui bahwa Aku dan Levi adalah orang yang tidak saling kenal, sehingga aku harus meminimalisir komunikasi ku dengan Levi saat ini, itu bisa di bilang cukup mudah karena aku memang tidak ingin berbicara dengannya, karena rasa canggung yang sedari pagi ku rasa.

Eren mengenal Levi sebagai artis Idola nya, namun sepertinya ini bukan kali pertamanya Eren bertemu dengan Levi secara langsung seperti ini, karena Eren tidak terlihat terkejut ketika bertemu dengannya. Eren pula menyapa Levi, ia memanggilnya, "Levi-san" walaupun Levi hanya membalasnya dengan anggukkan Eren terlihat senang.

Armin pula sepertinya sudah pernah bertemu dengan Levi, yang membuat ku berpikir, "Apa hanya aku yang belum bertemu dengan nya? Atau aku pernah bertemu dengan nya tanpa ku sadari?"

Makan malam terasa canggung, biasanya akan sangat berisik karena percakapan bagaikan air jika kami bertiga bertemu, namun hadirnya Levi dia sini membuat suasana berubah, entah kami merasa dia sedang mengawasi kami.

Makan malam berakhir, meskipun terasa canggung, namun itu tidak benar-benar tidak ada percakapan sama sekali dan aku bersyukur Levi tidak membahas hubungan kami sama sekali. Harusnya begitu, kan? Namun kenapa aku merasa sedikit kecewa?

Eren dan Armin berpamitan lebih dulu, mereka mengajak ku untuk pulang bersama dan aku menolak mereka dengan seribu alasan. Levi sepertinya memiliki urusan dengan Tuan Ackerman maksud ku Ayah Mikasa.

Beruntung Ayah dan Ibu Mikasa datang pada waktu yang tepat sehingga aku Mikasa dan juga Levi tidak di buat menunggu hanya bertiga. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan menjadi topik pembicaraan jika hanya ada kami bertiga.

Setelah merasa urusannya telah usai Levi berpamitan dan tentunya membawa ku bersamanya. Levi mengendarai mobil dengan laju yang lambat tidak seperti biasanya, itu karena hujan yang tiba-tiba turun dengan deras.

Cuaca dingin terasa menambah kesan dingin di antara kami. Hujan semakin deras di sertai guntur, membuat malam semakin mencengkram. Laju kendaraan terhenti ketika melihat kemacetan terjadi, pohon tumbang adalah penyebabnya.

Jika terus berkendara akan bahaya, bisa saja pohon lain akan tumbang, mobil tergelincir atau faktor kecelakaan lainnya di malam hujan deras seperti ini. Membuat kami berdua ada di depan bangunan ini. Bangunan yang menjulang tinggi namun terkesan standar. Sebenarnya ini masih terhitung mewah untuk ku, namun setelah aku melihat properti milik Levi standar kata mewah itu menjadi melesat cukup tinggi.

Bangunan bertuliskan Hotel di depan ku ini membuat ku tambah canggung, Levi berkata bahwa kami akan bermalam di tempat ini karena buruknya cuaca.

Sebelumnya keluar dari mobil, Levi menggunakan kacamata dan juga jaket untuk menutupi wajahnya. Aku tau sebab ia melakukan itu, agar tidak ada seseorang yang menyadarinya kalau dia adalah Levi Ackerman, kan? Seorang artis terkenal.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now