Money

815 116 14
                                    

Kami berdua, aku dan juga wanita dengan ikat rambut kuda di sebelah ku ini hanya bisa memandangi cafe yang terbilang cukup mewah. Connie sudah memasuki cafe terlebih dahulu sebelum kami, dari luar sini Connie sudah terlihat mengubah pakaian yang sebelumnya ia gunakan dengan seragam kerja yang nampak elegan.

Hanya satu alasan mengapa aku dan Sasha hanya diam memandang dari kejauhan, yaitu UANG.

Mungkin kami bisa saja masuk, namun itu sangat berbahaya bagi isi dompet kami yang sangat tipis ini, "Cafenya tidak ramah untuk kantong mahasiswa, bintang satu." Ucap Sasha menggerutu kesal.

Jujur aku ingin sekali memakan lagi pancake yang tadi pagi ku makan, namun aku benar-benar tidak memegang uang sepeserpun. Aku mengecek isi tas ku, di dalam sana hanya terdapat peralatan tulis dan benda-benda yang pastinya bukan untuk benda tukar.

Aku akhirnya menemukan kartu berwarna hitam yang sudah tidak asing lagi, Levi yang memberikan ini pada ku waktu itu namun aku belum pernah sama sekali menggunakan nya, lagipula bagaimana cara menggunakannya? Mohon maaf aku ini terlahir miskin, aku tahu seseorang berbelanja menggunakan kartu seperti ini tapi aku belum pernah memiliki sebelumnya, apalagi memakai nya.

Aku menghembuskan napas ku dan mengantongi benda itu kedalam saku bajuku. Sasha tiba-tiba mendapatkan sebuah telepon dan dia langsung mengangkatnya, setelah mendapat telpon itu ekspresinya mulai berubah menjadi khawatir, setelah menutup telponnya aku baru bertanya padanya apa yang terjadi.

"Sapi ku sakit!" Teriak nya histeris.

"Sapi?"

"Iya aku baru saja mendapatkan seekor sapi kecil dari paman ku, sayang jika ia mati. Dagingnya bisa sangat banyak dan enak ketika ia besar..! [Name] aku harus segera pulang!"

"Pulang? Dimana kau merawat sapi mu?"

"Tentu saja di desa ku"

"Kau akan pulang ke desa mu sekarang?" Tanya ku, pasalnya ia benar-benar akan pulang ke desanya yang jaraknya cukup jauh begitu saja.

"Tentu saja! Demi daging!" Ucapnya setelah itu berlalu pergi dari hadapan ku begitu saja.

Aku yang melihatnya hanya termenung, bingung dengan pola pikir gadis yang satu itu, "Memang nya jika ia ke sana sapi nya bisa sehat begitu saja?"

"Hei..! [Name] dan.. Eh.. Bukannya kau tadi bersama gadis kentang itu?" Ucap seseorang di belakang ku.

"[Name] lama tak jumpa!" Peluk gadis berambut pirang panjang bertubuh kecil.

Ymir dan Historia, itulah nama dua gadis yang kini berada di hadapan ku, "Sasha sepertinya memiliki urusan yang sangat penting." Jawab ku atas pertanyaan Ymir.

"Terus apa yang kau lakukan di sini [Name]?" Tanya Historia dan dengan tidak merasa malu sedikitpun aku menjelaskan apa yang terjadi pada mereka.

Aku tidak perlu malu karena aku sudah mengenal mereka cukup lama dan mereka juga mengenal ku dan sepertinya semua orang tau bahwa aku ini miskin.

"Kalau begitu ayo masuk, aku yang traktir." Ucap enteng Historia. Tidak heran jika yang mengatakan itu adalah Historia, pasalnya orang tuanya adalah orang yang cukup berpengaruh di negeri ini.

"Heh..! Bukannya kita akan kencan berdua saja?" Protes Ymir.

"Semakin ramai semakin menyenangkan bukan?" Ymir terlihat tidak suka dengan keberadaan ku.

Aku hanya memberikan dua jari pada nya, "Peace" siapa juga yang tidak ingin di traktir?

Akhirnya kami bertiga memasuki cafe itu bersama, Ymir dan Historia menyapa Connie dan akhirnya Connie bergabung di sela-sela kesibukan nya, hanya ketika tidak ada pelanggan yang membutuhkan nya, lagipula ia bukan satu-satunya pelayan di cafe ini.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now