She

409 43 0
                                    

Hange tiba-tiba saja datang tanpa permisi seperti biasa, dia berkata bahwa Erwin mencari ku, tumben sekali dia tidak menghubungi ku langsung, kenapa harus meminta Hange menyampaikan nya pada ku?

Aku ragu meninggalkan [Name] dengan mata empat, ku harap dia baik-baik saja.

"Jangan khawatir Levi, Aku yang akan menjaga istri mu ini." Hange sambil merangkul pundak [Name].

"Justru itu yang ku khawatirkan,"

"Jangan membuat masalah selama ku pergi."

Aku tiba di kantor dan langsung memasuki ruangan Erwin, sesampai ku di dalam Erwin terlihat kebingungan.

"Kenapa kau memanggilku kemari?" Tanya ku.

Erwin menggeleng, dia berkata bahwa dia tak merasa memanggilku, "Aku tidak mungkin menganggu hari pertama pernikahan mu Levi, habiskanlah waktu dengan istri mu."

Aku menahan kesal, sial! Si mata empat itu membodohi ku.

"Hange?" Seakan tau apa yang terjadi Erwin menebak, aku membalasnya dengan mengangguk.

Baru saja menjadi topik pembicaraan mata empat itu menghubungi ku. Aku langsung mengangkat telpon.

"Hange sialan kau-" Perkataan ku terpotong karena suara nyaring dari sebarang telepon.

"Levi kenapa kau tak bilang kalau kau akan menang ayah?"

"Hah! Apa maksud mu?"

"Cepat jemput [Name] di mall, dia Morning sickness! Dadah ku tunggu!" Setelah itu Hange memutuskan telpon seenaknya.

Erwin menatap ku seakan meminta penjelasan, Aku segera beranjak menuju mall perusahaan, beruntung jaraknya hanya beberapa kilometer dari perusahaan.

Aku terkejut sesampai aku di sana [Name] terlihat lemas, dia akan terjatuh aku beruntung bisa menahannya.

"[Name]..! [Name]...! "

Aku melihat matanya yang semakin tertutup, dengan cepat aku menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam mobil ku.

Aku mengendarai mobil dengan cepat menuju rumah sakit, namun sial aku ada parasit yang tiba-tiba saja berlari ke depan mobil ku, membuat aku harus menghentikan laju mobil.

"Menyingkir-lah!" Teriak ku dari dalam mobil, orang itu bertingkah seakan kesakitan.

"Ahh.. Sakit! Kau harus bertanggungjawab!" Teriak nya membuat banyak orang memperhatikan.

Aku berniat untuk langsung kembali berjalan namun sial, orang-orang menghalangi jalan ku.

Aku turun dari mobil, berusaha menyingkirkan mereka. Mereka sangat menyebalkan, enggan untuk menyingkir, aku harus segera membawa [Name] ke rumah sakit.

"Hei! Jangan lari begitu saja mentang-mentang kau artis kau tidak boleh seenaknya!" Teriak parasit itu sambil memegang kerah ku.

"Duak!"

Aku kehilangan kesabaran ku, aku memukuli, aku benar-benar ingin membunuhnya! [Name] sedang kesakitan sekarang dan orang gila ini menghalangi jalan ku.

Orang-orang yang sebelumnya membelanya kini hanya menonton dan melangkah mundur, setelah semua orang hanya diam, aku kembali masuk kedalam mobil dan cepat menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit semua orang menatap ke arah ku dan [Name] langsung mereka tangani.

"Apa kau juga perlu di periksa tuan?" Tanya seorang perawat pada ku.

"Untuk apa?"

"Tangan mu berdarah." Aku baru tersadar, melihat tangan dan baju ku yang penuh darah.

Aku melihat sekitar, banyak orang yang masih melihat ku. Sial! Aku akan menjadi topik berita utama. Urus itu nanti, ku harap [Name] baik-baik saja.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt