Diana Story

1K 140 8
                                    

Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke tempat, yang aku tidak tahu namanya. Namun intinya mereka bilang bahwa tempat itu adalah tempat milik Levi juga. Aku sampai terheran sebenarnya seberapa kayanya Levi, namun setidaknya sekarang aku tau dari mana harta-hartanya itu berasal.

Levi sudah pergi dan aku tidak memiliki kelas pagi, jadi aku putuskan untuk mengambil handphone ku dan barang-barang ku yang tertinggal di tempat itu.

Hubungan ku dengan Levi akhir-akhir ini membaik, walaupun hanya seperti sebelumnya, kami berbicara ketika itu di perlukan dan selebihnya kami melakukan semuanya masing-masing. Kami berbagai kasur yang sama dengan di pisahkan sebuah guling, sarapan dan makan malam bersama dan aku menyambutnya saat pulang kerja tidak lebih.

Aku lebih sering belajar dan mengerjakan tugas ku di perpustakaan karena aku rasa itu adalah tempat yang sangat nyaman.

Setelah menaiki sebuah mobil yang di kendari oleh supir suruhan Levi akhirnya kini aku sampai di tempat yang kutuju. Melihat tempat ini aku aku jadi teringat hari itu.. Hari dimana aku di kurung, hari sebelum pernikahan ku dengan Levi.

Aku keluar dari mobil di ikuti oleh Ame di belakang ku, Ame ikut bersama ku atas keinginan nya sendiri, bahkan ia bersikeras untuk ikut.

Ketika aku memasuki kediaman itu aku di sambut oleh para pelayan yang ada di sana yang menyambut ku paling depan adalah seorang Wanita paruh baya yang aku sebut sebagai Sang ketua.

Mata ku melirik pada salah satu wanita yang berbaris di sana, ternyata selain Sang ketua aku melihat seorang wanita yang ku kenal namun aku berharap tidak pernah bertemu dengannya lagi.

"Diana."

Orang itu yang telah menjaga ku ketika aku di rawat inap di rumah sakit itu, dan dengan tidak tahu dirinya aku melarikan diri darinya.

Merasa canggung akupun meminta mereka semua untuk kembali ke dalam aktivitas mereka sebelumnya. Aku meminta barang-barang ku yang tertinggal di sini dan Sang Ketua mengiyakan permohonan ku.

Aku di antara ke sebuah ruangan yang terlihat sangat nyaman, terdapat sofa nyaman dan terlihat menyejukkan di tempat ini entah karena apa, padahal aku berada di dalam ruangan.

Aku menunggu sendiri di tempat itu, entah Ame pergi kemana, setelah sampai aku tidak ingat sejak kapan ia menghilang. Seseorang datang namun orang yang sangat tidak ku harapkan, dia adalah Diana. Diana datang dengan cangkir, teko dan juga beberapa cemilan.

Ia berjalan mendekat setelah itu meletakkan hidangan yang ia bawa di hadapan ku. Suasananya terasa sangat canggung, aku ingin sekali meminta maaf pada nya, namun aku bingung bagaimana caranya merangkai kata yang akan ku ucapkan.

Diana adalah orang yang dingin itulah yang aku tahu, membuat ku bertambah bingung dengan apa yang akan ku katakan. Bagaimana jika dia mengabaikan ku?

Mengabaikan pikiran buruk ku akhirnya aku mengeluarkan suara ku, " Diana..etto.." Ucap ku ragu.

"Ia Nyonya." Jawabnya ramah tidak sesuai dengan hal buruk yang ada di dalam pikiran ku sebelumnya membuat ku merasa sedikit lega.

"Maafkan aku." Ucap ku melihatnya dan berusaha mengatakannya dengan sungguh-sungguh.

"Jangan mengatakan itu nyonya," Ucap nya membuat ku merasa semakin bersalah, pikiran buruk ku berdatangan, apa yang telah dia alami karena aku sampai dia tidak ingin memaafkan ku?

"Sebuah ketidaksopanan saya sampai membuat Anda meminta maaf pada saya." Lanjut ucapannya membuat otakku ku perlahan memproses apa yang dia katakan.

"Maksudnya?" Aku memiringkan kepala ku berpikir lagi, ku rasa otakku ini memang bermasalah.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang