Confession

972 123 16
                                    

Kini aku sedang melihat langit malam yang memiliki banyak cahaya bintang yang terlihat dari balkon kamar ku. Pesta telah berakhir dan sekarang adalah waktu nya untuk ku beristirahat. Aku sedang menenangkan diri ku, memikirkan apa yang selanjutnya akan ku lakukan.

Aku tidak tahu sekarang Levi ada di mana, tapi yang jelas kini dia tidak ada di kamar ini. Mungkin dia sedang melakukan sesuatu, ku yakin dia masih ada di dalam Mension ini, karena sedari tadi aku melihat halaman yang luas dari tempat ini dan setelah pesta berakhir tidak ada lagi kendaraan ataupun orang yang keluar-masuk.

Sejuknya angin malam berhasil memenangkan ku, aku tahu rasanya begitu dingin tapi tetap masih ingin ku rasa. Mengusap hatiku yang tengah gundah tak karuan.

Eren tidak juga menghubungi ku, mungkin hanya aku yang tidak sabaran. Harus ku alihkan soal Eren untuk saat ini, masalah ku dengan pria yang masih berada di tempat yang sama dengan ku ini juga belum kunjung mendapatkan kepuasan untuk ku.

Mungkin Levi sudah memutuskan itu, aku harus tetap tinggal di sini dan ya pasti aku akan menurut, namun bagaimana dengan hatiku? Aku tidak yakin aku dapat menerimanya begitu saja, mungkin saat ini aku bisa berada di sini, tapi tidak tahu dengan nanti.

Aku kini sedang memikirkan, aku akan mengaku, aku akan mengatakan perasaan ku yang sebenarnya pada Levi, aku pikir ini yang terbaik.

Levi mungkin akan berpikir ulang membiarkan ku tinggal di sini karena risih, namun bolehkah aku berharap dia kan menerima ku? Setidaknya jika ia tidak mencintai ku dia berusaha untuk mencoba itu, namun aku tidak boleh egois, aku harus menerima apapun nanti keputusan nya.

"Masuklah di sini dingin" ucap Levi yang tiba-tiba ada di belakang ku.

"Levi.. Ada sesuatu yang ingin ku katakan," ucap ku berusaha menguatkan diri.

"Katakan lah.." kini Levi berjalan tepat ke samping ku.

"Ku pikir tentang, aku tinggal di sini harus kau pikirkan lag-"

"Bukankah kita sudah pernah membicarakan ini?" Levi memotong pembicaraan ku, wajahnya terukir jelas bahwa perkataan ku barusan membuat nya kesal.

"Jangan selalu mengatakan omong kosong" ucap Levi sambil berbalik badan hendak meninggalkan tempat ini, aku langsung memegang tangan nya.

"Itu.. Karena. Levi aku menyukai mu!"

Aku mengucapkan sambil menundukkan pandangan ku yang ku lihat saat ini adalah tangan Levi yang masih ku genggam. Levi tidak menepis tangan ku ataupun menjawab apapun, dengan sedikit keberanian aku mengangkat pandangan ku, mencoba melihat ekspresi nya.

Levi dia.. Tersenyum?

"Aku sudah tau." ucap Levi membuat ku bingung.

Sudah tau? Aku tidak mengingat pernah mengatakan sebelum nya pada nya atau dari sikapku?

"Ketika kau mabuk, kau mengatakan nya dengan lantang" ucap Levi seakan dia membaca pikiran ku.

Wajah ku terasa panas, aku benar-benar sangat malu. Aku benar-benar tidak ingat malam itu, ketika aku mabuk aku mengatakan apa saja pada nya.

Melihat reaksi dari ku, Levi terlihat sedikit menahan tawa nya. Meskipun ekspresi nya hanya sedikit berubah ku yakin dia tadi ingin tertawa.

Rasanya benar-benar memalukan aku ingin tenggelam saja!

Aku berniat masuk ke dalam kamar dan meninggalkan balkon, Levi tiba-tiba menahan ku, dia menggenggam tangan ku. Dan tiba-tiba saja memeluk ku.

Aku yang shock hanya mematung, "Jadi jangan pergi (name).." ucap lembut Levi di sebelah telinga ku.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now