Louis

455 33 5
                                    

[Name] POV

Sekarang aku ingat, aku ingat segalanya. Masa lalu ku, kehidupan yang berulang-ulang kali ku jalani yang hanya akan berujung dengan perpisahan antara aku dan juga Levi.

Sejak awal kami memang tidak di takdirkan untuk bersatu. Dimensi kami yang berbeda. Aku merupakan gadis dari abad 21 sedangkan Levi merupakan salah satu bangsa Eldian abad 8, latar yang hanya merupakan kisah fiksi di dunia ku.

Ingatan ku kembali karena semua benda-benda itu muncul di depan mataku. Mungkin sebelumnya aku melupakan semuanya karena kerusakan mental, aku berusaha melindungi mental ku agar tidak gila, nyatanya sekarang ketika aku mengingat segalanya, aku ingin melupakan segalanya.

Aku sudah hidup bahagia dengan Levi bukan? Tapi itu hanyalah hayalan ku semata, ketika Moblit meninggal aku sadar, takdir mengerikan itu tidak terlepas dari ku, dari kami.

Aku merasakan tidak enak badan pagi itu, aku merasa sangat mual. Perasaan ku campur aduk ketika aku melihat test pack yang menunjukkan dua garis merah. Aku sangat senang namun rasa takut ku lebih besar daripada itu.

Mimpi buruk kembali menghampiri ku, mengingat berpuluh-puluh kali Levi mati di hadapan ku. Aku mencari cara untuk menyelesaikan semua scenario kematian memuakkan ini, aku mencari petunjuk.

Seperti dalam cerita Attack On Titan aslinya, semua orang mati pada usia yang sama dengan cerita itu. Aku menganalisanya lebih teliti. Kemudian handphone ku berdering, aku langsung mengangkat telponnya.

"[Name] apa kau ingin bermain bersama ke rumah ku?"

"Tumben sekali, ada apa Marco?"

"Jean hari ini bermain ke rumah ku, ku pikir kau mau bermain sesekali ke rumah ku, aku juga sudah mengajak yang lain tapi mereka sibuk."

"Sepertinya tidak bisa hari ini Marco aku pusi-" Otak ku langsung mengingat sesuatu.

"Marco kau baik-baik saja kan?"

"Iya kenapa tiba-tiba?"

Aku langsung mematikan handphone begitu saja. "Marco dia masih hidup?" Itulah hal yang terlintas dalam benak ku, dia seharusnya mati di awal bersamaan dengan Mina, tunggu jika memang sesuai dengan umur bukankah seharus nya Mikasa dan juga Eren seorang yatim piatu.

Kepala ku semakin berdenyut, ingatan-ingatan yang ku miliki mulai tersambung seperti benang. Beberapa orang selamat, dan banyak orang mati, apa aku penyebab mereka selamat atau justru menjadi penyebab kematian mereka?

***

Ingatan terakhir ku, aku pingsan dan sekarang aku berada di tempat berwarna putih tampan ujung, ini membuat ku takut. Aku terus berjalan tanpa arah, tanpa mengetahui waktu, hingga aku melihat seseorang bertudung.

Aku kenal gadis itu, gadis yang sama yang ku tolong di pasar dan gadis yang membuat aku bisa bertemu dengan Levi.

"Selamat datang!" Ucap gadis bertudung itu.

Hatiku rasanya ingin meledak semua rasa tercampur di dalamnya, banyak pertanyaan-pentanyaan yang ingin ku lontarkan pada gadis di depan ku ini.

"Apa yang sebenarnya terjadi, aku mohon jelaskan semuanya padaku."

Gadis itu menguap, "Aku hanya membuat scenario agar kamu bisa bertemu dengan Levi, sudah banyak bukan hingga 99- ini yang ke 100 ya, selamat."

"Selamat? Apa yang kau maksud selamat? Aku dan Levi bahkan semua orang di dekatnya selalu tersiksa! Aku selalu berpisah dengan nya." Hatiku rasanya sangat menggebu-gebu di liputi dengan kekesalan.

"Kau yang bilang sendir 'jika ingin meraih sesuatu memang selalu ada yang di korbankan bukan?' aku hanya mengikuti keinginan mu untuk bertemu dengan Levi dan scenario yang telah kau lewati semua itu adalah bayaran nya."

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now