Levi POV

565 63 12
                                    

Dalam beberapa hari saja persiapan pernikahan di siapkan. Aku semakin kesal mendengar perkataan dari Kenny bahwa Wanita gila itu (Ibu [Name]) memang sudah berniat untuk menikahinya setelah ia menyelesaikan sekolah menengah atasnya.

Aku sudah memutuskan untuk menikahi gadis itu, atas permintaannya dan juga untuk kebaikannya, tidak bisa di pungkiri juga kalau aku memutuskannya dengan emosi yang memuncak.

Aku hanya mengundang beberapa orang penting saja, ekspresi mereka bermacam-macam, lebih banyak dari mereka yang terkejut dan juga menanyakan bagaimana seorang pengantin wanita nya, aku tak banyak berkomentar dan meminta mereka untuk hadir.

Hari ini adalah hari yang ku tunggu, dimana aku dapat melihat [Name] dengan mata yang terbuka memandang ku sekaligus menjadikannya istri ku.

Sebelum aku menuju ke altar aku melihat ke arah Kenny yang hanya memandang dari jauh dan mendekati nya, "Kau siapanya ibu?" Tanya ku serius.

"Haha.. aku hanya saudara laki-lakinya." Jawabnya.

"Kalau begit-"

"Aku.. tidak cocok.. menjadi orang tua.." Kenny memotong ucapan ku sebelum aku menyelesaikan nya. Dia mengerti apa yang akan ku lakukan dan menolaknya lebih dulu.

"Baiklah, tugas mu berakhir disini." Akhir kataku padanya dan berjalan menjauh darinya menuju altar pernikahan.

Setelah sekian lama aku melihat gadis itu kembali membuka matanya dan melihat ke arah ku, aku khawatir dia merasakan sakit seperti terakhir kali ia melihat ku namun aku bersyukur dia baik-baik saja.

Aku senang sekaligus sedih melihatnya kini di depan ku, dia akan menikah tanpa seorang ayah yang menggandeng nya di sisinya, dia menikah tanpa banyak orang tau dan dia menikah bukan karena keinginannya saat ini.

Rasa bersalah menyeruak dalam hatiku namun aku yakin ini keputusan yang terbaik untuk nya.

Aku mengulurkan tangan ku padanya dan ia terima, jarinya sangat kecil dan juga kurus persis seperti beberapa hari lalu ku genggam.

Akhirnya kami berdua mengucapkan ikrar pernikahan. Setelah itu aku mengambil cincin yang ku yakin ukurannya pas di jari [Name] dan menyematkannya pada jari manisnya.

[Name] menatap jarinya mengagumimu cincin indah yang tersemat di jarinya. Itu terlihat sangat cocok untuknya.

"Oi.." Bisik ku padanya, yang masih fokus dengan cincin yang ku berikan.

[Name] akhirnya terpecah lamunannya, menyadari bahwa ia juga harus memasangkan cincin pada ku, wajahnya memerah sepertinya dia malu, itu terlihat imut.

[Name] langsung mengambil cincin itu dan memasangkannya di jari manisku.

"Pengantin pria di bolehkan mencium pengantin wanita." ucap Sang penghulu.

[Name] seketika membeku, aku tahu gadis itu pasti takut jika aku tiba-tiba menciumnya di bibir, aku bersyukur dia tidak tahu aku pernah mencium nya dulu ketika ia tidak sadar.

[Name] memejamkan matanya, itu terlihat sangat imut ketika ia berusaha kuat meskipun ia takut dengan wajah yang memerah.

Aku menggenggam tangannya, tangan yang sangat sulit ku genggam ini tidak akan ku lepas lagi, aku janji, aku berjanji akan terus melindunginya.

*Cup..

Aku mencium tangannya memejamkan mataku sambil bersumpah. [Name] terkejut dan membuka matanya.

"Hu... Penonton kecewa.." Ucap mata empat dan mulutnya langsung Moblit tutup.

_______

Rangkaian pernikahan berakhir, sepertinya banyak pertanyaan yang ingin di lontarkan oleh orang-orang itu padaku tapi mereka pasti tahu bahwa aku enggan menjawab pertanyaan mereka saat ini.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang