café

800 118 10
                                    

"Aku ingin kamu tahu seseorang yang ku sukai.." Ucap Connie, ia terlihat gugup.

Aku menunggu lanjut ucapannya, aku mengerti maksud Connie. Ia tidak ingin aku merasa hanya dia yang memegang rahasia ku. Dia juga ingin aku memegang rahasianya.

"Aku suka.. Mungkin.."

"Mungkin?"

"Mungkin aku... Suka Sasha." Ucapnya lirih di akhir kalimat, namun masih dapat ku dengar.

Dengan perasaan senang sekaligus semangat ku tepuk kedua pundaknya, "Aku pasti akan mendukung mu!"

"Tapi.. [Name] jangan beritahu dia ya.." pintanya yang ku balas dengan anggukan, "Tentu saja, ini rahasia antara kita kan? Kamu juga harus menyatakannya langsung."

Connie menggeleng, "Kita sudah berteman lama [Name].. Aku takut, jika aku mengatakannya, akan merusak pertemanan kita." Connie menunduk.

Aku sangat mengerti apa yang Connie rasakan, memang mungkin ini pertama kalinya aku jatuh cinta, namun aku tau bagaimana rasanya dalam keadaan seperti yang Connie alami, menyukai seseorang namun takut merusak hubungan lama yang sudah berjalan baik.

Itu mungkin juga alasan aku tidak ingin menerima Eren dan tidak menyatakan rasa suka ku pada Jean, entah rasa suka ku pada Jean itu di sebut apa, apakah itu hanya sekedar kekaguman atau sejenis nya, yang pasti rasa itu berbeda dengan perasaan ku pada Levi.

Aku kembali menepuk kedua bahu Connie, "Sama seperti yang sebelumnya kau katakan 'apapun pilihan mu, aku akan mendukung mu' seperti itu kan kata-kata nya?"

"Hahaha.. Sejak kapan kau tidak kreatif seperti ini? Memang nya tidak ada kata-kata lain?" Connie meledek ku, terlihat senyuman di wajahnya, aku merasa lega.

Saat aku dan Connie sedang asik bercanda tanpa ku sadari sepasang mata sedang mengawasi ku, Connie pamit dan aku berterimakasih karena telah merepotkannya.

Aku memasuki gerbang dan terkejut dengan sosok yang mengintai ku, "Apa yang kau lakukan di situ?" tanyaku.

"Ah.. Maaf atas ketidak sopanan saya Nyonya" ucap gadis yang menjadi pelayan pribadi ku sambil membungkukkan badan padaku.

"Sudah ku bilang jangan panggil aku Nyonya, hah... Sudah lah.. Apa yang kau lakukan di situ?" ku ulang pertanyaan ku.

"Sekali lagi maafkan saya. Saya mengkhawatirkan Nyonya, oleh sebab itu saya berniat menyambut Nyonya di gerbang, tapi itu-" aku ragu-ragu di akhir kalimat nya.

Seperti nya aku tahu apa yang dia pikirkan, "Tenang saja, dia teman ku sejak lama dan sekarang juga dia teman kampusku" ucap ku berusaha menjelaskan.

"Oh.. Seperti itu"

"Ayo masuk" tidak ingin berlama-lama lagi di luar dengan cuaca yang dingin, Ku langsung memasuki Mension.

Aku tidak tahu Levi sudah pulang atau belum karena ini kali pertama nya aku pulang malam dengan ijinnya. Biasanya aku yang pulang lebih dulu sehingga aku harus menyambut nya, namun kali ini seharusnya Levi yang sudah pulang lebih dulu daripada aku, apakah dia akan menyambut ku?

Saat memasuki mension aku di sambut oleh para pelayan, tanpa kehadiran Levi di sana. Aku langsung bertanya kepada mereka keberadaan Levi, namun aku terkejut ketika mengetahui bahwa dia belum juga pulang sedari tadi.

Otakku seketika langsung memutar kembali memori yang baru beberapa jam berusaha ku lupakan. Hatiku kembali terasa sakit, aku berusaha menutupi kesedihan ku pada para pelayan yang jelas-jelas mereka tidak tahu apapun dan tidak memiliki sangkut paut apapun.

Aku tersenyum pada mereka, berjalan memasuki kamar dan sebelum aku menutup pintu kamar, aku meminta pada Ame untuk tidak menganggu ku untuk malam ini, "Ame... Aku sangat lelah hari ini, jika Levi pulang tidak perlu memanggilku. Aku mohon untuk malam ini jangan ketuk pintu kamar selain keperluan yang mendesak."

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now