Escape

1.3K 165 31
                                    

Hari ini adalah hari ke tiga Aku di rawat di rumah sakit ini, sekaligus hari ini juga adalah hari ke empat ku menyandang gelar Ackerman.

Kondisi fisik ku kurasa benar-benar sudah pulih, tidak ada lagi rasa mual yang sebelumnya ku rasa dan tubuh ku juga sudah segar namun, saat aku meminta ijin untuk pulang ke pada perawat yang selalu menjaga ku di kamar rumah sakit ini tidak mengijinkan nya, bahkan aku tidak di ijinkan hanya untuk sekedar keluar dari kamar ini, itu membuat ku benar-benar kesal, mana mungkin aku betah jika hanya tertidur di kasur.

Sejujurnya aku akan sangat menyukainya jika itu di temani Handphone dan cemilan, namun ini tidak, bahkan perawat itu tidak asik di ajak bicara dia hanya merawat ku dan jika aku bertanya tentang hal-hal lainnya dia tidak menjawab yang ku tahu darinya hanyalah namanya. Aku memohon pada perawatan itu berkali-kali sejak hati pertama sejujurnya, namun tidak ia gubris.

Dan hari ke tiga ini aku bertekad tidak akan makan jika dia tidak mengijinkan aku untuk keluar sekedar untuk ke halaman rumah sakit ini untuk menghirup udara segar.

Menolak makanan memang sangat sulit, namun aku akan mati bosan bila hanya duduk di kamar ini saja, biarkan aku ke kanak-kanakan, ini adalah salah satu caraku keluar dari rasa bosan ini.

Dan juga tidak ada seorangpun yang menjenguk ku, padahal ini sudah hari ke tiga aku di sini yang membuat ku tambah bosan dan kadang merasa sedih jika mengingat nya, namun aku tidak peduli lagi, toh sejak awal memang aku selalu sendiri, hanya teman teman ku yang mengusir kesepian ku dan aku sekarang bahkan tidak tahu keadaan mereka, aku benar-benar merindukan mereka.

Jam makan siang akhirnya tiba dan aku mengoperasikan misi ku, perawat itu memberikanku sebuah bubur yang terlihat hambar dan jelas aku bisa menolaknya.

Berulang kali dia membujukku, bahkan berniat menyuapiku namun, tentu saja aku tidak mau sedikitpun membuka mulutku.

Aku heran, kenapa perawat ini sangat keras kepala, setau ku perawat di rumah sakit tidak sebegitunya memperlakukan pasiennya, apa lagi pasien tanpa wali seperti ku, bahkan menurut curhatan di Media sosial, rumah sakit tidak mau menerima pasien yang tak beruang, ber UANG maksud ku.

Akhirnya setelah sekian lama mencoba dan gagal dia menyerah dan berjanji akan membawa ku keluar dari kamar ini, walupun hanya ke halaman rumah sakit, aku pun menyetujui nya dan memakan makanan siang itu.

Waktu yang di janjikan pun akhirnya tiba, aku hampir saja berlari di lorong karena rasa senang di hati ku akhirnya bisa keluar dari kamar rumah sakit. Perawat itu mengikuti ku dari belakang sambil meminta padaku agar aku memperlambat langkah kakiku.

Sesampainya di tempat yang ku tuju aku langsung menarik napas ku untuk menghirup udara yang segar karena banyaknya pepohonan yang sengaja di tanam di area rumah sakit ini.

Aku langsung duduk di antara rerumputan yang terasa sangat nyaman, namun perawat itu langsung menarik ku dan memaksa ku duduk di bangku yang tersedia, namun dia hanya berdiri di samping ku.

Di awasi olehnya benar-benar mebuat ku risih, walaupun sudah berada di luar ruangan namun rasanya aku masih tidak bebas.

"Diana kenapa kau hanya berdiri? duduklah." Aku menepuk-nepuk bangku di samping ku dan dia hanya membalasnya dengan gelengan.

"Diana apa kau tidak memiliki pekerjaan lain untuk di kerjakan selain menjaga ku?" Tanyaku lagi dan jawabannya masih sama, hanya dengan gelengan kepala itu membuatku semakin kesal.

Tiba-tiba sepintas ide muncul dalam benakku, aku meminta Diana sang perawatan untuk mengambilkan ku sebuah apel yang ada di meja ruangan ku yang tadi siang tidak ku makan, namun dia menolak meninggalkan ku dan berkata bahwa aku dapat memakannya jika kita kembali ke kamar.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now