Home

1.4K 187 9
                                    

Seharian aku hanya berdiam diri di kamar, aku tidak tahu apa yang Levi lakukan sifatnya yang berubah ubah membuat ku bingung.

Levi membawakan makanan padaku ketika jam makan, dan aku memakan makanan yang dia bawa, dia meninggalkan ku sendiri di kamar dan setelah makan ku selesai Levi kembali membawakan alat makan yang kotor. Beberapa waktu juga ia datang ke kamar untuk membersihkan lukaku, perhatian nya benar-benar membuat ku bingung, sebenarnya apa yang dia pikirkan?

Levi kembali ketika malam hari, berkutat di meja kerjanya. Aku tidak peduli lagi dengan apa yang dia lakukan, aku bahkan tak tau apa pekerjaannya , walaupun aku dan Levi bertatap muka namun hanya ada kesunyian di antara kami, mungkin ini yang di sebut perang dingin(?)

Aku terbangun pagi sekali karena kemarin seharian aku banyak menghabiskan waktuku hanya untuk tertidur di atas kasur.

Aku tidak melihat sosok Levi dimanapun, kaki ku yang masih terasa sakit dan masih terbalut perban membuat ku tidak bisa leluasa berjalan.

Aku bahkan memaksakannya untuk berjalan ke kamar mandi, sejujurnya itu terasa sakit karena lukaku yang tertekan, namun mau bagaimana lagi, toh ini salah ku juga.

Kini aku masih terduduk di kasurku, entah aku bingung, apa yang harus ku lakukan dengan kaki yang sulit melangkah seperti ini. Tidak lama kemudian aku mendengar langkah kaki mendekat , awalnya aku berpikir itu adalah Levi namun aku di kejutkan dengan suara ketukan pintu, karena Levi jika ingin memasuki kamar tidak pernah sekalipun mengetuk pintu.

"Siapa?" Tanya ku pada seorang di balik pintu yang belum ku ketahui.

"Saya Ame, saya di perintahkan tuan Levi untuk membantu Anda." Terdengar suara seorang dengan suara khas wanita di balik pintu.

"Masuklah.." Aku mengijinkannya memasuki kamar yang ku tempati.

Entah kenapa orang di balik pintu itu terdiam sejenak baru membuka pintu, terlihat seorang gadis sepertinya seumuran dengan ku menggunakan baju berwarna hitam putih seperti yang pernah ku lihat di rumah yang aku tempati ketika sebelum aku menikah.

"Masuklah.." Pinta ku lagi padanya karena dia hanya terdiam di ambang pintu, ragu untuk memasuki ruang kamar.

"Apa tidak apa-apa?" Tanyanya lagi padaku.

"Masuklah.. Kenapa kau sangat ketakutan seperti itu, aku tidak akan gigit." Aku mencoba menggodanya.

"Ah.. Tidak... maaf, hanya saja tuan Levi tidak mengijinkan siapapun untuk memasuki kamarnya." Ucapnya tergagap sambil menundukkan kepala.

"Kalau kau tidak masuk bagaimana caranya kau membantuku?"

Akhirnya gadis itu memasuki ruangan, walaupun dengan langkah kaku. Aku bepikir, apa yang Levi lakukan sehingga membuat nya ketakutan, apa dia memperlakukan semua orang secara kasar? Jujur itu membuat ku tambah merasa takut kepadanya.

Gadis yang kini ku panggil Ame ini membantu ku untuk berjalan ke kamar mandi dan mengambil alat-alat yang sulit ku raih, sebenarnya dia bersikeras untuk membantu ku membersihkan diri, namun jelas ku menolak nya, lagi pula yang luka itu adalah kakiku bukan sekujur tubuhku, aku masih dapat melakukan semuanya sendiri.

Akhirnya setelah selesai membersihkan diri pikiran ku mulai terasa lebih jernih dari sebelumnya, Ame menyiapkan makanan saat aku mandi dan dia langsung menyajikannya di kamar ku setelah aku selesai mandi.  Aku yang memang sudah merasa lapar langsung menyantap makanan yang telah tersedia.

"Kenapa kau diam saja? Tidak ikut makan?" Tanya ku yang tersadar bahwa ada seorang yang hanya berdiri melihat ku makan.

"T-Tidak nyonya,ma-maksud ku sudah,eh.. I-itu ...  terimakasih.." Jawab nya tergagap-gagap.

Must Make You Happy (Levi X Reader) ENDWhere stories live. Discover now